Rotinya Albert - 16 Oktober 2024

 

Tataibadah Harian

Rabu, 16 Oktober 2024

 

Rotinya Albert

 

 

Saat teduh

Tenangkan diri selama sekitar satu menit. Jika mau, putarlah sebuah nyanyian dari youtube atau semacamnya, atau bisa juga memainkan alat musik seperti gitar agar bisa mendapatkan suasana yang syahdu. Persiapkanlah hati menjumpai Tuhan.

 

Bacaan Alkitab I

Bacalah Obaja 1.17-21 secara perlahan. Temukan bagian yang berharga yang bisa diingat setidaknya untuk sehari ini.

 

Nyanyian bersama

“FIRMAN-MU, TUHAN, ADALAH KEBUN”

Nyanyikanlah Kidung Baru 34 bait 1 dan 2

 

Firman-Mu, Tuhan, adalah Kebun penuh kembang,

yang datang, ingin memetik, bersuka dan senang.

Firman-Mu tambang yang penuh permata mulia;

takkan kecewa siapapun yang mau menggalinya.

 

Firman-Mu, Tuhan adalah Bintangan yang cerlang,

musafir tiada ‘kan sesat, jalannya pun terang.

Ya Tuhan, buat Firman-Mu menjadi tambangku,

menjadi taman yang permai dan bintang panduku.

 

 

Pembacaan Mazmur

Bila memungkinkan, bacalah Mazmur 26 secara bergantian bersama anggota keluarga. Bila tidak, bacalah bagian ini, kemudian cobalah pilih satu kata yang menarik dan renungkan makna kata itu sebentar saja.

 

Renungan

Bukalah Lukas 16.19-31

Berdoalah dahulu sebelum membacanya.

 

Bulan lalu, seorang penulis kristen yang terkenal bernama Andar Ismail sudah meninggal. Ia merupakan pengarang buku “Seri Selamat” yang bukunya banyak dibaca orang dan mendapat tanggapan baik karena cerita-cerita berbentuk pengajaran di dalamnya menarik dan mudah dimengerti.

 

Kali ini kita akan membaca kisah tentang satu bagian hidup Pak Andar, yang juga jadi pendeta dan pengajar di sekolah teologi di Jakarta.

 

Waktu Andar kecil, ia merupakan seorang anak miskin. Orangtuanya penerima diakonia atau bantuan gereja. Ketika ia bersekolah SD di Bandung, ada seorang temannya yang sangat diingatnya. Namanya Albert.

 

Si Albert setiap istirahat selalu membawa bekal roti yang dibukanya di depan Andar. Sambil memegang termos air dan meminum isinya, Albert memakan roti yang berlapis margarin dan membuat air liur Andar menetes. Ya, Andar ngiler melihat Albert menikmati rotinya di waktu istirahat itu.

 

Roti itu buat orang yang sudah biasa makan adalah hal yang lumrah. Tidak membuat orang harus meneteskan air liurnya. Namun buat Andar yang hidup dalam kekurangan, sepotong roti itu sungguh berharga dan diidamkan.

 

Tidak diceritakan apakah Albert memberi rotinya kepada Andar dalam sesi istirahat itu. Namun kita bisa membayangkan Albert sebagai orang yang lebih kaya ketimbang Andar saat itu.

 

Cerita dalam Injil Lukas ini juga memperlihatkan gambaran seorang kaya dan seorang miskin. Orang yang kaya itu tidak peduli pada Lazarus yang miskin. Saat hidup di dunia, ia tidak bersedia berbagi dengan yang lemah. Padahal mungkin kalau ia berbagi, kekayaannya tidak akan terlalu terpengaruh.

 

Oleh sebab itu cerita itu dilanjutkan dengan sebuah hikmah. Tuhan berkenan pada orang yang peduli pada yang lemah. Dalam paparan setelah meninggalnya kedua orang itu, Lazarus digambarkan sedang digendong Abraham, yang menandakan bahwa ia diterima dalam kehidupan surgawi. Sebaliknya, si kaya ada di tempat yang panas, sehingga meminta Lazarus mencelupkan jarinya ke air dan membolehkannya menyejukkannya dengan air itu.

 

Dalam hidup berkeluarga kita, kadang ada anggota keluarga – bisa keluarga inti, atau keluarga besar – yang sedang mengalami kesusahan atau masalah. Apakah kita peduli terhadap mereka? Mungkin saja keluhan dan ratapan mereka mengganggu aktivitas kita. Mungkin juga kita menganggapnya rongrongan terhadap kenikmatan kita. Oleh sebab itu kita mengabaikannya.

 

Kepedulian kita terhadap sesama, khususnya anggota keluarga kita, tentu tidak secara otomatis membuat kita “menyiapkan tempat di surga”. Akan tetapi kepedulian yang mendukung yang lemah akan mendatangkan kesejukan (seperti yang diminta si kaya) di dalam hati kita. Rindukah kita memiliki hati yang sejuk?

 

Doa Syafaat

Mari doakan anggota jemaat agar membangun kehidupan berkeluarga:

1.    dalam kepedulian terhadap anggota-anggotanya

2.    dengan saling memperhatikan, tidak hitung-hitungan satu terhadap yang lain

3.    mewujudkan kehidupan keluarga yang saling dukung dan menguatkan

 

 

Nyanyian bersama

“TUHANKU, BILA HATI KAWANKU“

Kidung Jemaat 467 bait 1 dan 2

 

Tuhanku, bila hati kawanku

terluka oleh tingkah ujarku

dan kehendakku jadi panduku,

ampunilah.

 

Jikalau tuturku tak semena

dan aku tolak orang berkesah

pikiran dan tuturku bercela,

ampunilah.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Dipulihkan, Diberkati, dan Dikuatkan oleh DIA”

Sabtu, 20 Desember 2025 SAAT TEDUH   PUJIAN PEMBUKA NKB. 143 _ Janji Yang Manis   Janji yang manis: ” ‘Kau tak ‘Ku lupakan”, tak terombang-a...