KETIKA TERJADI KEMALANGAN, BEREMPATILAH!, Selasa, 15 Oktober 2024

Selasa, 15 Oktober 2024 – KETIKA TERJADI KEMALANGAN, BEREMPATILAH!


NKB 122 – ‘KU INGIN BERPERANGAI
Syair dan lagu: IIk wens to sijn als Jesus; Joh. de Heer,
Terjemahan: Yamuger
 
Ku ingin berperangai laksana Tuhanku,
lemah lembut dan ramah, dan manis budiku.
Tetapi sungguh sayang, ternyata ‘ku cemar
Ya Tuhan, b’ri ‘ku hati yang suci dan benar.
 
‘Ku ingin ikut Yesus, mencontoh kasihNya,
menghibur orang susah, menolong yang lemah.
Tetapi sungguh sayang ternyata ‘ku cemar
Ya Tuhan, b’ri ‘ku hati yang suci dan benar.

 




DOA PEMBUKA

BACAAN ALKITAB      

OBAJA 1:10-16

 

RENUNGAN

Kadang kemalangan menjadi kenyataan pahit yang tidak bisa terelakan dari kehidupan manusia. Mungkin itu musibah, bencana, sakit, kehilangan dan berbagai persoalan yang lainnya. Kemalangan bisa menimpa siapa saja dan kapan saja. Di saat seperti ini kita diuji. Apakah kita memilih untuk berempati dan membantu sesama atau sebaliknya bersikap acuh dan bahkan menghakimi?

Obaja 1:10-16 merupakan peringatan serius dari Tuhan terhadap bangsa Edom yang tidak menunjukkan empati dan belas kasihian kepada saudara mereka di Yerusalem yang sedang dalam keadaan terpuruk. Mereka justru ikut bergembira atas kehancuran Yerusalem. Edom, sebagai saudara dekat Israel dari keturunan Esau, seharusnya menunjukkan empati dan dukungan, namun mereka justru menambah penderitaan Israel. Mereka bersukacita atas penderitaan saudaranya sendiri dan memanfaatkan kesempatan untuk menjarah. Sikap Edom merupakan pelanggaran dalam pandangan Allah. Allah menegur mereka melalui Nabi Obaja untuk bersikap empati dan berbelas kasihan.  Seperti di ayat 12 “Janganlah memandang rendah saudaramu, pada hari kemalangannya, dan janganlah bersukacita atas keturunan Yehuda pada hari kebinasaannya, dan jangan membual pada hari kesusahannya.

Dalam konteks kita saat ini, ada banyak interaksi sosial yang terjadi. Di tengah segala kesibukan dan tekanan seringkali menjadi lupa bahwa kita adalah manusia yang saling membutuhkan satu dengan yang lain. Bisa saja satu sama lain menjadi tidak peduli, bahkan tidak berempati ketika ada orang lain atau saudara yang mengalami kemalangan. Alasannya lebih memilih fokus pada kepentinngan dan keuntungan diri sendiri. Bahkan merasa sebagai kompetisi, jika ada saudara yang kalah, menjadi kesempatan untuk menang, meski di atas penderitaan orang lain.

Panggilan kita sebagai orang beriman adalah berempati. Bukan hanya ikut merasakan kemalangan orang lain namun juga ikut bertindak menolong. Kita perlu bertanya pada diri sendiri “Apa yang bisa saya lakukan untuk emringankan beban mereka sendiri”. Bukan mencari kesalahan, menghakimi dan mengambil kesempatan untuk keuntungan. Mari belajar untuk emmeiliki hati yang berempati dan tangan yang siap untuk membantu, karena itu yang dikehendaki Allah. Kehadiran kita di tengah kemalangan orang lain, emnjadi kehadiran cinta Tuhan bagi mereka bahkan bagi kita sendiri. Bukankah itu membahagiakan? Amin.

 

DOA SYAFAAT

·           Gereja peduli kesehatan lingkungan.

 

NYANYIAN PENUTUP
KJ 338 – MARILAH, MARILAH, HAI SAUDARA
Syair: H. A. Pandopo, 1980,
Lagu: Dari daerah Sumba
 
Refrein:
Marilah, marilah, hai saudara,
menyebarkan terang dunia!
 
Banyak orang kemalangan menderita,
diliputi kegelapan kemelut.
 
Ada juga yang digoda kemewahan,
tapi tidak mengenal bahagia.
 
Tak terbilang yang sengsara dalam hati,
kekurangan cinta kasih yang benar.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Dipulihkan, Diberkati, dan Dikuatkan oleh DIA”

Sabtu, 20 Desember 2025 SAAT TEDUH   PUJIAN PEMBUKA NKB. 143 _ Janji Yang Manis   Janji yang manis: ” ‘Kau tak ‘Ku lupakan”, tak terombang-a...