Tataibadah Harian
Rabu, 11 September
2024
Iman Bisa Memindahkan Gunung Lho… Percaya Ndak?
Saat teduh
Tenangkan
diri selama sekitar satu menit. Jika mau, putarlah sebuah nyanyian dari youtube
atau semacamnya, atau bisa juga memainkan alat musik seperti gitar agar bisa mendapatkan
suasana yang syahdu. Persiapkanlah hati menjumpai Tuhan.
Bacaan Alkitab I
Bacalah
Hakim-hakim 15.9-20 secara perlahan. Temukan bagian yang berharga yang
bisa diingat setidaknya untuk sehari ini.
Nyanyian bersama
“KAMI PUJI DENGAN RIANG”
Kidung Jemaat 3 bait 1 dan 2
Kami puji dengan riang
Dikau Allah yang besar
Bagai bunga t’rima siang
hati kami pun mekar.
Kabut dosa dan derita
kebimbangan
t’lah lenyap
Sumber suka
yang abadi
bri sinar-Mu menyerap
Kau memb’ri, Kau mengampuni
Kau limpahkan rahmat-Mu
Sumber air hidup ria,
lautan kasih dan restu.
Yang mau hidup dalam kasih
Kaujadikan milik-Mu
agar kami menyayangi,
meneladan
kasih-Mu.
Pembacaan Mazmur
Bila memungkinkan, bacalah Yesaya
38.10-20 secara bergantian bersama anggota keluarga. Bila tidak, bacalah bagian
ini, kemudian cobalah pilih satu kata yang menarik dan renungkan makna kata itu
sebentar saja.
Renungan
Bukalah Matius 17.14-21
Berdoalah dahulu sebelum
membacanya.
Beriman ditentukan oleh tiga unsur
penting, yakni 1) percaya – yakni meyakini sesuatu atau seseorang kendati tidak
melihatnya, 2) menyembah yang dipercaya itu, sebagai tanda bahwa ia bersungguh-sungguh
dengan yang dipercayainya, bukan sekadar omong kosong; dan 3) melakukan sesuatu
sebagai bukti penyembahan atau pengabdiannya, tentu sesuai dengan yang berkenan
pada yang disembahnya
Dalam cerita, diperlihatkan situasi
orang yang memiliki anak yang menderita sakit ayan dan Yesus ada di tengahnya.
Sebagai pusat cerita, penulis Injil ingin memperlihatkan apa yang Yesus lakukan
dan menekankan ayat 20 sebagai kritik terhadap mereka yang kurang percaya.
Di awal cerita diberitahukan orang
yang datang menyembah Yesus. Itu dilakukannya bukan karena ia mempunyai sebuah
keinginan demi memuaskan dirinya, melainkan dengan kemurnian hati karena
menganggap Yesus sebagai junjungannya. Ia percaya kepada Yesus dan meyakini
Yesus sebagai Tuhan yang berkuasa.
Datang merupakan kata kerja yang
memperlihatkan bahwa ia punya keinginan baik dan mewujudkannya. Ini tentu
dilandasi oleh keyakinannya tentang apa yang dapat dilakukan oleh Yesus
terhadapnya. Orang ini sebelumnya sudah menceritakan perkara yang dihadapinya –
anaknya sakit ayan – dan meminta murid-murid Yesus menyembuhkannya, namun
mereka tidak mampu melakukannya.
Selanjutnya, orang itu melaporkan peristiwanya
kepada Yesus. Mendengar itu, Yesus menghardik mereka, sebab sudah lama mereka
mengikuti Yesus, namun mereka belum menunjukkan sikap iman mereka, padahal
Yesus sudah banyak mengajarkan mereka hal-hal mengenai kerajaan surga dan
kebenarannya, termasuk soal percaya kepada Yesus.
Dua unsur awal beriman sudah
ditunjukkan para murid-Nya, yakni mengakui ketuhanan Yesus dan menjadikan Yesus
junjungan mereka. Akan tetapi ketika mereka diminta menyembuhkan orang sakit,
mereka tidak melakukan apa-apa, seakan mereka merasa tindakan apapun tidak
perlu dilakukan dalam situasi itu. Bisa saja mereka merasa tidak punya kuasa
menyembuhkan, namun di mata Yesus itu bukan sebuah pembenaran untuk tidak
melakukan apapun, sehingga orang tua si anak itu seakan ditelantarkan tanpa tindakan
apa-apa.
Dalam hidup tak jarang kita juga
menjumpai perkara serupa. Sesuatu yang nampaknya sulit diubah menjadi lebih
baik. Kita kerap pesimis di awal ketika mendengar sebuah situasi diceritakan. Kita
cenderung mendiamkannya dan tidak bertindak karena merasa tidak akan sanggup
menghasilkan apa-apa. Padahal iman yang kita miliki memampukan kita bergerak
dan melakukan sesuatu yang berpotensi menghadirkan perubahan ke arah yang lebih
baik.
Yesus menghendaki kita percaya
bahwa kita sanggup mengatasi masalah. Caranya adalah dengan mengingat Dia dan mau
menunjukkan niat melakukan sesuatu terhadap masalah yang dihadapi. Meski awalnya
sulit dan kelihatannya tidak mungkin diselesaikan, namun dengan iman kita
diyakinkan agar menyikapinya. Sebelum kita melakukan apa-apa, tidak ada yang
akan berubah, bukan?
Doa Syafaat
Mari doakan anggota jemaat melayani
dengan gembira karena di tengah pelayanannya ia dapat membagi waktunya dengan
baik terhadap keluarga, pekerjaan, dan juga kesenangan pribadinya
Nyanyian
bersama
“UTUS
AKU TUHAN YESUS“
Nyanyikanlah
Kidung Baru 220
Utus daku,
Tuhan Yesus,
utus daku,
utuslah.
Bimbing
daku, Tuhan Yesus,
bimbing
daku, bimbinglah.
Ubah daku,
Tuhan Yesus,
ubah daku,
ubahlah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar