Tataibadah Harian
Sabtu, 28 September
2024
Bawalah Pengaruh Yang Positif
Saat teduh
Tenangkan diri
selama sekitar satu menit. Jika mau, putarlah sebuah nyanyian dari youtube atau
semacamnya, atau bisa juga memainkan alat musik seperti gitar agar bisa
mendapatkan suasana yang syahdu. Persiapkanlah hati menjumpai Tuhan.
Bacaan Alkitab I
Bacalah Ulangan 27.1-10 secara
perlahan. Temukan bagian yang berharga yang bisa diingat setidaknya untuk
sehari ini.
Nyanyian bersama
“JUNJUNGAN YANG
KUPILIH”
Nyanyikanlah Kidung
Baru 87 bait 1 dan 3
Junjungan yang kupilih: Yesusku Penebus.
Yang bangkit dari mati, berkuasa seterus.
Kendati
banyak orang mengejek, mencela,
kuikut
suara-Nya, lembut mesra.
Benar, benarlah hidup Yesusku.
Bersamaku di jalanku, suara-Nya
kudengar.
Benar, benarlah hidup Yesusku.
Di mana
Dia kudengar? Di dalam hatiku!
Menyanyilah umat-Nya, memuji Tuhanmu!
Nyanyikan Haleluya, agungkan Rajamu.
Harapan bagi orang yang mau mencari-Nya,
sebab
Yesusmu hidup selamanya.
Pembacaan Mazmur
Bila
memungkinkan, bacalah Mazmur 19.7-14 secara bergantian bersama anggota
keluarga. Bila tidak, bacalah bagian ini, kemudian cobalah pilih satu kata yang
menarik dan renungkan makna kata itu sebentar saja.
Renungan
Bukalah Matius
5.13-20
Berdoalah dahulu
sebelum membacanya.
Masakan tanpa garam?
Semua juga tahu, rasanya hambar. Jadi orang bilang, kalau masak, jangan lupa
bubuhkan garam.
Namun apa yang
terjadi jika orang yang memakan masakan kita mengatakan bahwa makanan itu
terlalu asin? Apakah makanan itu bisa mendatangkan kenikmatan bagi yang menyantapnya?
Tidak juga bukan? Padahal kita tidak merasa garam yang kita masukkan ke dalam
panci atau wajan terlalu banyak.
Perikop yang
kita baca ini memperlihatkan salah satu kegunaan garam, yakni memberi kelezatan
pada masakan. Namun tentunya yang jauh lebih penting adalah memberi kesan baik
terhadap yang memakannya, sebab jika bagi si penikmat rasa masakan itu terlalu
asin, maka makanan itu bisa tidak dihabiskannya.
Makanan yang
dihabiskan merupakan bahasa kiasan untuk menunjukkan penerimaan. Jika makanan
itu habis, artinya masakan yang dimakan itu diterima secara baik. Mungkin ada
pujian terhadap koki atau jurumasaknya, mungkin juga tidak. Namun dengan
menghabiskan makanan, maka kita yang memasaknya juga akan merasa dihargai.
Perikop ini
menggambarkan sebuah kiasan. Garam mewakili diri kita sebagai pengikut Kristus.
Sebagai manusia, kita berkata dan bertindak dalam keseharian. Kita berjumpa
orang di berbagai tempat. Kita berinteraksi dengan mereka melalui berbagai
peristiwa.
Ketika berjumpa
dengan orang lain, sebetulnya kita sedang “menyajikan diri” seperti seorang koki
menyajikan masakannya. Kalau kelakuan kita menyenangkan, maka kita akan
diterima oleh orang lain.
Apa yang sebetulnya
bisa membuat kita diterima orang lain? Melalui Yesus kita belajar bahwa kehidupan
yang disukai orang lain adalah yang mendatangkan kebaikan.
Hal-hal apa
sajakah yang mendatangkan kebaikan? Secara umum kita mengenal standar kebutuhan
manusia, yakni merasa dihargai, merasa diperhatikan atau dianggap penting,
merasa dibutuhkan, merasa diakui, merasa disayang, merasa diperlengkapi, dan
banyak lagi. Maka demi mewujudkan hal-hal seperti itu, tambahkanlah nilai-nilai
diri dalam setiap interaksi kita dengan orang lain.
Nilai seperti
apa yang dimaksud?
Cobalah upayakan
beberapa hal ini. Ubahlah sumpah serapah dan makian kala kita jengkel dan kesal
dengan kata-kata yang meneduhkan. Berilah perhatian kepada lawan bicara kita
dan tinggalkanlah sejenak pandangan kita kepada telepon genggam kita. Bantulah
orang yang sedang bekerja dan ringankanlah beban mereka, misalnya ikut
mengangkat kursi atau meja di rumah atau di gereja.
Ketika sikap
kita mendatangkan kebaikan bagi orang lain, niscaya garam kita akan terasa pas.
Tidak perlu berlebihan, sebab orang juga tidak suka yang terlalu asin, bukan?
Doa Syafaat
Mari doakan
anggota jemaat melayani dengan gembira karena di tengah pelayanannya ia dapat
membagi waktunya dengan baik terhadap keluarga, pekerjaan, dan juga kesenangan
pribadinya
Nyanyian bersama
“SUNGGUH
INGINKAH ENGKAU LAKUKAN“
Nyanyikanlah Kidung
Baru 212
Sungguh inginkah
engkau lakukan hal besar?
Jangan tunggu
tiba saatnya.
Kini tugasmu
kerjakan dengan baik benar.
Jadilah suluh
dunia!
Jadilah
suluh dunia! Jadilah suluh dunia!
Mungkin
ada yang terhibur karena sinarnya;
Jadilah
suluh dunia!
‘Kau pun dapat
mengenyahkan awan yang gelap
bagi hati susah
dan resah.
‘Kan
dirasakannya penghiburan yang sedap.
Jadilah suluh dunia!
Tiap talentamu pasti ada artinya
bila mencerminkan kasih-Nya.
Barang yang kecil pun sungguh ada gunanya;
Jadilah suluh dunia!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar