Lola alias Loading Lambat - 21 Agustus 2024

 

Tataibadah Harian

Rabu, 21 Agustus 2024

 

Lola alias Loading Lambat

 

Saat teduh

Tenangkan diri selama sekitar satu menit. Jika mau, putarlah sebuah nyanyian dari youtube atau semacamnya, atau bisa juga memainkan alat musik seperti gitar agar bisa mendapatkan suasana yang syahdu. Persiapkanlah hati menjumpai Tuhan.

 

Bacaan Alkitab I

Bacalah 1 Raja-raja 8.1-21 secara perlahan. Temukan bagian yang berharga yang bisa diingat setidaknya untuk sehari ini.

 

Nyanyian bersama

“FAJAR MENYINGSING”

Nyanyikanlah Kidung Baru 42 bait 1 sampai 3

 

Fajar menyingsing indah bagaikan

t'rang yang mengiring sabda Tuhan.

Puji Khalikmu atas ciptaan

tiap pagi baru kurnia Tuhan!

 

Indahnya hujan dan matahari;

ciptaan Tuhan s’lalu segar.

Puji Khalikmu kar’na di bumi

pohon bertumbuh, bunga mekar

 

Siang dan malam, t’rang serta hujan,

indahnya alam karya Tuhan.

Puji Khalikmu yang menciptakan

hari yang lalu, hari depan!

 

 

Pembacaan Mazmur

Bila memungkinkan, bacalah Mazmur 101 secara bergantian bersama anggota keluarga. Bila tidak, bacalah bagian ini, kemudian cobalah pilih satu kata yang menarik dan renungkan makna kata itu sebentar saja.

 

Renungan

Bukalah Markus 8.14-21

Berdoalah dahulu sebelum membacanya.

 

Dalam bahasa pergaulan anak muda sekarang terdapat beragam istilah. Salah satunya adalah lola, alias loading lambat. Loading merupakan istilah dalam bahasa digital yang sering dilambangkan dengan jam pasir yang berputar-putar ketika menunggu sebuah proses komputer, atau yang juga sekarang ditemui dalam berbagai aplikasi gawai.

 

Lola sering disematkan anak muda kepada temannya yang sering salah sambung atau lambat menanggapi percakapan yang sedang berlangsung. Jadi tanggapan yang diberikan dianggap tidak sesuai sehingga membuat percakapan jadi tidak bisa maju.

 

Pada perikop ini Yesus juga mendapati murid-murid yang lola. Setelah Yesus memperlihatkan mujizat di depan mereka berupa pemberian makan bagi 5000 dan 4000 orang, diharapkan para murid bisa memahami maksud dan istilah yang digunakan-Nya sehingga ke depannya pembelajaran yang disampaikan Yesus bisa dipahami dan semakin mematangkan para murid mengerti hal-hal yang diajarkan Yesus. Sebab istilah yang dipakai Yesus banyak yang berbentuk kiasan, dan diharapkan para murid bisa mengerti maksudnya supaya dapat menyikapi perkataan Yesus secara tepat.

 

Namun, kenyataannya tidaklah demikian. Waktu Yesus membicarakan tentang ragi Herodes dan orang Farisi, mereka masih berpikir soal roti, padahal yang dimaksud Yesus adalah pengaruh buruk yang ditimbulkan oleh pengajaran orang-orang tersebut. Oleh karena itu Yesus harus mengulang dan mengingatkan mereka akan segala sesuatu yang telah terjadi demi membuat mereka memahami apa yang ingin Yesus sampaikan.

 

Dari hari ke hari, minggu ke minggu, kita membaca Alkitab, belajar mengenal isinya, dan bahkan mendengarkan berbagai penjelasan firman Tuhan. Namun mengapa kita tidak kunjung mengerti apa yang dimaksudkan Tuhan?

 

Pertama, karena kita – seperti murid Yesus – hanya mendengar dengan telinga, sehingga hanya mengetahui apa yang terdengar. Ketika Yesus mengucapkan roti atau ragi, maka yang terlintas di benak mereka hanyalah apa yang mereka pahami sebagai roti atau ragi saja. Padahal yang Yesus maksudkan adalah hal lain.

 

Kedua, karena kurang mengenal ‘gaya’ Yesus. Sebagaimana para murid, yang walau cukup lama berjalan bersama Yesus, namun kurang memperhatikan bahwa kerap Yesus menggunakan bahasa kiasan untuk menyampaikan pesan-Nya. Ini bisa jadi dikarenakan kurang menyimak apa yang dikatakan oleh Yesus. Perhatian kita lebih tertarik pada hal-hal lain yang bersifat jasmaniah atau sementara.  

 

Ketiga, karena kurang berpraktek. Orang bilang, semakin sering seseorang latihan atau mengalami secara langsung, semakin paham dan fasih ia menguasai sesuatu. Misalnya, semakin sering kita mengutak-atik gawai kita, semakin kita sanggup mengatasi persoalan-persoalan yang menimpanya. “Jadi tahu celahnya,” kira-kira begitu istilahnya.

 

Maukah kita menjadikan firman Tuhan sebagai sesuatu yang semakin menyatu dengan hidup kita? Jika mau, kita akan merasa bahagia!

 

 

 

Doa Syafaat

Mari doakan anggota jemaat berkesadaran memelihara lingkungan hidup dengan terus memotivasi diri membuang sampah di tempatnya, mengurangi limbah plastik, dan menggunakan listrik dan air secara efektif.

 

 

Nyanyian bersama

“SIAPA YANG BERPEGANG“

Nyanyikanlah Kidung Baru 116 bait 1, 4, dan 5

 

Siapa yang berpegang pada sabda Tuhan

dan setia mematuhinya,

hidupnya mulia dalam cahya baka

bersekutu dengan Tuhannya.

 

            Percayalah dan pegang sabda-Nya;

            hidupmu dalam Yesus sungguh bahagia!

 

Kasih-Nya yang kekal takkan kita kenal

sebelum pada-Nya berserah.

Hidup bahagia disediakan-Nya

bagi yang berpegang pada-Nya.

 

O betapa senang hidup dalam terang

beserta Tuhan di jalan-Nya,

jika mau mendengar serta patuh benar

dan tetap berpegang pada-Nya.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Bagi Tuhan - Kamis, 18 Desember 2025

Kamis, 11 Desember 2025