Untuk Apa atau Siapa Saya Melayani? - 10 Juli 2024

 

Tataibadah Harian

Rabu, 10 Juli 2024

 

Untuk Apa atau Siapa Saya Melayani?

 

 

Saat teduh

Tenangkan diri selama sekitar satu menit. Jika mau, putarlah sebuah nyanyian dari youtube atau semacamnya, atau bisa juga memainkan alat musik seperti gitar agar bisa mendapatkan suasana yang syahdu. Persiapkanlah hati menjumpai Tuhan.

 

Bacaan Alkitab I

Bacalah 2 Samuel 5.17-25 secara perlahan. Temukan bagian yang berharga yang bisa diingat setidaknya untuk sehari ini.

 

Nyanyian bersama

“TUHAN MEMANGGILMU”

Nyanyikanlah Kidung Baru 126 bait 1 dan 2

 

Tuhan memanggilmu, hai dengarlah:

“Apapun yang terbaik, ya b’rikanlah!”

Dan jangan kaukejar hormat semu,

muliakan saja Yesus, Tuhanmu.

           

            Tiap karya diberkati-Nya,

            namun yang terbaik diminta-Nya.

            Walaupun tak besar talentamu,

b’ri yang terbaik kepada Tuhanmu.

 

Sanjungan dunia jauhkanlah

dan jangan kaudengar godaannya.

Layani Tuhanmu dalam jerih

dalam hidupmu yang t’lah kauberi.

 

Pembacaan Mazmur

Bila memungkinkan, bacalah Mazmur 21 secara bergantian bersama anggota keluarga. Bila tidak, bacalah bagian ini, kemudian cobalah pilih satu kata yang menarik dan renungkan makna kata itu sebentar saja.

 

Renungan

Bukalah Yohanes 7.1-9

Berdoalah dahulu sebelum membacanya.

 

 

Pertanyaan sederhana tentang melayani sudah sangat sering diajukan. Berbagai contohnya meliputi motivasi, tujuan, dasar, atau bagi siapa itu ditujukan. Semua pertanyaan itu sifatnya baik.  

 

Jika kita ditanya, mengapa kita melayani? Kebanyakan jawabnya merujuk pada motivasi yang melandasi sikap atau pilihan kita. Tentu tak keliru jika kita mengatakan itu merupakan respons atas kemurahan hati Allah yang lewat Yesus Kristus menebus kita yang berdosa.

 

Sebelum sampai kepada bagian kita, dalam bacaan Injil diperlihatkan tanya jawab Yesus dengan orang-orang Yahudi. Mereka menuduh Yesus ingin menonjolkan diri-Nya agar dikenal oleh banyak orang (ayat 4). Oleh karena itu mereka meminta Yesus memperlihatkan segala bentuk tindakan-Nya di muka umum, jangan secara tersembunyi. Perbuatan-perbuatan Yesus dapat dikatakan mewakili pelayanan yang dilakukan-Nya.

 

Yesus menanggapinya dengan pernyataan, “... waktu-Ku belum tiba.” Yang dimaksud Yesus dengan waktu-Ku adalah saat di mana Ia menyatakan diri kepada banyak orang, yakni ketika Ia disalib dan disaksikan banyak orang.

 

Yesus bermaksud memberitahu bahwa segala bentuk pengajaran dan perbuatan-Nya tidak dimaksudkan membuat diri-Nya terkenal atau mencari hormat bagi diri-Nya sendiri. Semua yang dikatakan atau diperbuat-Nya bertujuan menyatakan kebenaran Allah. Itulah sebabnya Yesus menolak memenuhi permintaan orang-orang itu, sebab tindakan-Nya ditentukan oleh Allah (ayat 6, 8), dan bukan oleh keinginan atau desakan manusia.

 

Jika direfleksikan dalam hidup kita, bagaimanakah sebaiknya kita memandang diri kita dalam melayani (orang lain) dalam rangka mengabdikan diri kepada Tuhan?

 

Sebagai orang berdosa, kita ditebus oleh Yesus dan dipanggil menjadi saksi-Nya. Kita dianugerahkan kepercayaan sekalligus dimampukan menjalankan apa yang Yesus lakukan (berkata-kata dalam kebenaran dan mewujudkan kebenaran itu lewat sikap dan tindakan sehari-hari) demi memperkenalkan Allah yang telah melakukan berbagai kebaikan bagi kita.

 

Kita melayani bukan karena disuruh orang. Bukan pula karena ingin ikut-ikutan orang lain yang sudah lebih dulu melayani. Apalagi karena ingin dipandang dan dihormati orang. Pelayanan yang kita jalankan merupakan tanda kebersamaan dengan Yesus dan misi Allah yang dikerjakan-Nya di tengah kebutuhan, yakni banyaknya manusia dengan permasalahan hidup yang perlu diatasi.

 

Kebenaran Allah menjadi tujuan pelayanan kita. Supaya dunia merasakan betapa indahnya kebenaran (tepatnya: keadilan) Allah itu dinyatakan dan dampaknya bagi kehidupan. Subjek pelayanan itu bukanlah diri atau kepuasan kita. Oleh karena itu bisa saja ketika kita melayani, ada hal-hal tidak mengenakkan yang kita rasakan. Namun, seperti kata syair sebuah lagu: mari kita melayani dengan senang, sebab hati yang gembira adalah obat (kata penulis Amsal).  

 

 

 

 

Doa Syafaat

Mari doakan:

1.      agar setiap anggota jemaat memilih sebuah pelayanan gereja sebagai bentuk keterpanggilannya pada pengutusan Tuhan

2.      agar pelayanan yang dilakukan disandarkan pada pertolongan Tuhan yang memampukannya melakukan tugas sesuai kehendak-Nya

3.      agar pelayanan itu dilaksanakan dalam ketaatan dan kesetiaan, terus menatap Tuhan sebagai pemberi tugas

 

 

Nyanyian bersama

“TUHAN MENGUTUS KITA“

Pelengkap Kidung Jemaat 185

 

Tuhan mengutus kita ke dalam dunia

bawa pelita kepada yang gelap

meski dihina serta dilanda duka,

harus melayani dengan sepenuh.

 

            Dengan senang, dengan senang,

marilah kita melayani umat-Nya.

Dengan senang, dengan senang,

berarti kita memuliakan nama-Nya.

 

Tuhan mengutus kita ke dalam dunia

bagi yang sakit dan tubuhnya lemah.

Meski dihina serta dilanda duka,

harus melayani dengan sepenuh.

 

Tuhan mengutus kita ke dalam dunia

untuk yang miskin dan lapar berkeluh.

Meski dihina serta dilanda duka,

harus melayani dengan sepenuh.

 

Tuhan mengutus kita ke dalam dunia

menolong yatim dan orang yang resah.

Meski dihina serta dilanda duka,

harus melayani dengan sepenuh.

 

Tuhan mengutus kita ke dalam dunia

untuk melawat orang terbelenggu.

Meski dihina serta dilanda duka,

harus melayani dengan sepenuh.

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Dipulihkan, Diberkati, dan Dikuatkan oleh DIA”

Sabtu, 20 Desember 2025 SAAT TEDUH   PUJIAN PEMBUKA NKB. 143 _ Janji Yang Manis   Janji yang manis: ” ‘Kau tak ‘Ku lupakan”, tak terombang-a...