Perpisahan

(Selasa, 23 Juli 2024)

 

Saat Teduh

 

Nyanyian Pembuka 

 

BERHIMPUN SEMUA

(KJ 15: 1, 3)

 

Berhimpun semua menghadap Tuhan

dan pujilah Dia, Pemurah benar.

Berakhirlah segala pergumulan,

diganti kedamaian yang besar.


Berdoa dan jaga supaya jangan

Penggoda merugikan jiwamu.

Di dunia tegaklah kemenangan

dan dasarnya imanmu yang teguh.


Pembacaan Mazmur 61

(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)


Doa Pembuka dan Firman

(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)


Pembacaan Alkitab

Perjanjian Lama : 2 Samuel 8: 1-18

Perjanjian Baru : Kisah Para Rasul 20: 17-38


Renungan 

    Perpisahan bukanlah hal yang diharapkan oleh sebagian besar orang. Sebab, perpisahan merupakan peristiwa yang dapat membuat hati menjadi sedih. Namun, sekalipun tidak banyak diharapkan, terkadang di dalam kehidupan ini, kita harus menghadapinya. Itulah juga yang dialami oleh para penatua Jemaat Efesus yang selama 3 tahun telah dilayani oleh Paulus. Mereka harus berhadapan dengan kenyataan bahwa mereka harus rela berpisah dengan Paulus. Dalam kitab Kisah Para Rasul 20: 17-38 digambarkan bagaimana mereka harus berpisah dengan Paulus yang selama ini telah melayani mereka dengan baik.

    Pada saat itu, Pulus harus pergi ke Yerusalem untuk memberikan pertanggungjawaban tentang apa yang selama ini telah dilakukannya sebagai pengikut Kristus. Dia sendiri melihat bahwa apa yang akan terjadi nanti di Yerusalem adalah hal yang tidak mudah untuk ditanggungnya. Namun, ia tegar dan siap untuk menghadapi semua kemungkinan yang akan terjadi pada dirinya itu. Dia memiliki keyakinan bahwa semua yang akan dia alami di sana tidak pernah lepas dari campur tangan Roh Kudus yang telah menuntunnya selama ini. Sebab itu, ia berkata: "Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak apa yang akan terjadi atas diriku di situ selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku. Tetapi aku tnidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah." (Kis 20: 22-24)

    Jika Paulus telah siap dan tegar menghadapi apa yang akan terjadi pada dirinya di Yerusalem, tidak demikian dengan para penatua Jemaat Efesus. Mereka sangat bersedih hati mendengar apa yang Paulus katakan kepada mereka, sebab mereka merasa bahwa Paulus adalah seorang pelayan Tuhan yang begitu baik dalam melayani umat Tuhan. Apalagi, Paulus berkata kepada mereka: "Dan sekarang aku tahu, bahwa kamu tidak akan melihat mukaku lagi, kamu sekalian yang telah kukunjungi untuk memberitakan Kerajaan Allah." (Kis 20:25) Hal ini semakin membuat mereka larut dalam kesedihan dan rasa kehilangan yang dalam. Sebab itu dalam Kis 20:37-38 diungkapkan: "Maka menangislah mereka semua tersedu-sedu dan sambil memeluk Paulus, mereka berulang-ulang mencium dia. Mereka sangat berdukacita, terlebih-lebih karena ia katakan, bahwa mereka tidak akan melihat mukanya lagi."

    Perpisahan Paulus dengan para penatua Efesus ini menggambarkan kepada kita bahwa perpisahan dengan orang-orang yang ada di sekitar ktia adalah sebuah hal yang pasti terjadi dalam kehidupan kita. Sebagai manusia yang terbatas, cepat atau lambat, kita akan menghadapi perpisahan dengan orang-orang yang kita layani dan kasihi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memanfaatkan secara berkualitas waktu pertemuan kita dengan mereka. Selagi Tuhan memberi kesempatan untuk kita bersama dengan mereka, maka gunakanlah kesempatan itu dengan baik. Bangunlah kehidupan yang saling mengasihi, saling menguatkan, dan saling memperhatikan. Upayakanlah untuk menciptakan kebersamaan-kebersamaan yang membahagiakan bersama orang-orang terdekatmu. Manfaatkanlah waktumu secara berkualitas dengan mereka. Jangan terlalu asyik dengan kesibukanmu sendiri. Bangunlah kebersamaan dengan kelaurgamu, dengan sahabatmu, dengan orang-orang baik yang masih Tuhan tempatkan dalam kehidupanmu. Sebab, kelak akan datang waktu perpisahan kita dengan mereka. Jangan sampai ketika waktu itu tiba, kita menyesal dengan apa yang selama ini telah kita jalani bersama mereka. Selamat membangun kebersamaan dengan orang-orang yang Tuhan tempatkan di kehidupanmu. Tuhan memberkati. Amin.


Doa Syafaat dan Penutup

Berdoalah untuk keluarga kita dimampukan untuk menjaga hubungan yang baik di tengah kehidupan ini, sehingga tercipta kebersamaan-kebersamaan yang dapat menguatkan, meneguhkan, dan membahagiakan.


Nyanyian Penutup

 

PAKAILAH WAKTU ANUGERAH TUHANMU

(PKJ 274: 1-2)


Pakailah waktu anugrah Tuhanmu

Hidupmu singkat bagaikan kembang.

Mana benda yang kekal di hidupmu?

Hanyalah kasih tak akan lekang.


Refrain:

    Tiada yang baka di dalam dunia.

    S'gala indah pun akan lenyap.

    Namun kasihmu demi Tuhan Yesus

    sungguh bernilai dan tinggal tetap.


Jangan menyia-nyiakan waktumu

hibur dan tolonglah yang berkeluh.

Biarlah lampumu t'rus bercahaya,

muliakanlah Tuhan di hidupmu.

(kembali ke refrain)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Dipulihkan, Diberkati, dan Dikuatkan oleh DIA”

Sabtu, 20 Desember 2025 SAAT TEDUH   PUJIAN PEMBUKA NKB. 143 _ Janji Yang Manis   Janji yang manis: ” ‘Kau tak ‘Ku lupakan”, tak terombang-a...