Tataibadah Harian
Rabu, 24 Juli 2024
Sikap Tuhan terhadap Orang-orang yang Dihakimi Manusia
Saat teduh
Tenangkan diri selama sekitar satu
menit. Jika mau, putarlah sebuah nyanyian dari youtube atau semacamnya, atau
bisa juga memainkan alat musik seperti gitar agar bisa mendapatkan suasana yang
syahdu. Persiapkanlah
hati menjumpai Tuhan.
Bacaan Alkitab I
Bacalah
2 Samuel 9.1-13 secara perlahan. Temukan bagian yang berharga yang bisa
diingat setidaknya untuk sehari ini.
Nyanyian bersama
“TUHAN
ALLAH HADIR”
Pelengkap Kidung Jemaat 219 bait 1
dan 2
Di saat ini, kuangkat tembang,
kuangkat tembang bagi Yesus.
Di saat ini kuucap syukur,
kuucap syukur pada-Nya.
Kukasihi Engkau, kukasihi Engkau,
kukasihi Engkau, Yesus, Tuhanku.
Di saat ini, ‘ku datang, Tuhan
‘ku datang bersujud pada-Mu.
Di saat ini Engkau kusembah,
Engkau kusembah, ya Tuhan.
Kukasihi Engkau, kukasihi Engkau,
kukasihi
Engkau, Yesus, Tuhanku.
Pembacaan Mazmur
Bila memungkinkan, bacalah Mazmur
61 secara bergantian bersama anggota keluarga. Bila tidak, bacalah bagian
ini, kemudian cobalah pilih satu kata yang menarik dan renungkan makna kata itu
sebentar saja.
Renungan
Bukalah Lukas 15.1-7
Berdoalah dahulu sebelum
membacanya.
Jika ada seorang pelajar malas
belajar, layakkah ia mendapat nilai? Atau, setidaknya, ketika ia memperoleh
nilai buruk dalam ujian, layakkah ia lulus dan naik kelas?
Kebanyakan orang akan menjawab
berdasarkan hukum tabur tuai. Apa yang ditabur seseorang, itulah yang akan
dituainya. Jika seorang malas belajar, ia layak mendapat ganjaran berupa nilai
buruk yang akan menghambatnya naik kelas. Hal ini dipandang sebagai
pembelajaran, agar ia mau belajar, sebagaimana pelajar lain yang lulus melakukannya.
Dengan kata lain, kalau mau lulus, hendaknya ia belajar.
Demikian pula kita berhadapan
dengan kehidupan agama. Kita diajar berbuat baik. Ketika seseorang berbuat baik,
ia akan menerima ganjaran berupa pujian dan kehidupan sorgawi. Sebaliknya, jika
ia berbuat buruk, hukuman sudah menunggunya. Tidakkah kita berpikir begitu?
Akan tetapi perikop Injil kali ini
berbicara tidak demikian. Yesus menceritakan perumpamaan yang berisikan pesan tentang
kasih Allah terhadap orang-orang yang dianggap tidak layak dikasihi. Golongan
itu meliputi para pemungut cukai dan orang berdosa, yang di mata orang Yahudi merupakan
orang-orang yang tak layak di mata Allah.
Alih-alih menjauhi dan menghukum
orang-orang berdosa, Yesus justru mau mendekati mereka. Bagi Yesus, itulah
tujuan kedatangannya ke dunia ini. Menemukan “yang hilang” karena perilaku salah
yang dilakukan selama hidup mereka. Di mata Yesus, kesalahan merupakan hal yang
tidak mengenakkan, namun Dia memiliki kerinduan merangkul dan meneguhkan orang
yang salah. Bukan supaya bisa dihakimi dan dihukum, melainkan supaya bisa disadarkan
dan dikembalikan ke jalan yang benar.
Dalam hidup berjemaat, kita kerap
menemukan saudara yang jatuh ke dalam kesalahan. Istilah dalam perikop ini
adalah “domba yang hilang”. Kesalahan yang mereka perbuat bagi kita terpandang
tidak layak, apalagi mungkin mereka tergolong orang yang pernah melayani, bahkan
sudah sangat fasih melayani orang lain. Akan tetapi kesalahan yang dilakukannya
membuat kita seakan kehilangan rasa hormat kepadanya. Bahkan kita merasa kaget,
sampai kecewa terhadap sikap dan perbuatannya. Terhadap orang-orang inilah Yesus
mengarahkan perhatian-Nya. Demikian pula Ia berharap bisa mengajak kita
memperhatikan (baca: menerima dan memperlakukan) mereka seperti Yesus melakukannya.
Menjadikannya teman dan tidak menjauhi mereka. Nongkrong bareng mereka. Duduk dalam
kehangatan dan bergembira bersama mereka. Bukan bergembira dalam kesalahan,
tentunya. Namun bergembira tanpa memandang kesalahan mereka seakan kita tak
punya salah. Bergembira dalam kesetaraan. Membuat mata kita dipenuhi pengampunan
terhadap salahnya. Kalau Yesus mau mengampuni mereka dengan kasih-Nya, mengapa
kita tidak?
Doa Syafaat
Mari doakan:
1.
agar setiap anggota jemaat belajar hidup dalam kemurahan
hati
2.
agar anggota jemaat berusaha menahan diri dari sikap
menghakimi sesama dan belajar dari Yesus, mengingat dalam gereja juga
sebetulnya banyak orang yang dikategorikan ‘orang berdosa’ namun layak diterima
dan diperlakukan sama seperti orang lain
Nyanyian bersama
“DI DALAM KASIH YANG TEGUH“
Nyanyikanlah Kidung Baru 23 bait 1
dan 2
Di dalam kasih yang teguh
t’lah datang Yesus Tuhanku,
menghapus aib dan dosaku,
Dia mengangkatku.
Dari
lembah ‘ku direngkuh
dengan
tangan-Nya yang lembut
gelap
lenyap terbitlah t’rang,
O
syukur, ‘ku diangkat-Nya.
Suara-Nya t’lah kudengar
memanggil aku yang cemar
meskipun dosaku besar
Dia mengangkatku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar