(Selasa, 2 Juli 2024)
Saat Teduh
Nyanyian Pembuka
SETIAKAH DIRIKU PADAMU
(PKJ 154: 1-2)
Setiakah diriku pada-Mu, Tuhanku?
Dan siapkah hatiku mengiring-Mu terus?
'Ku harus mengaku tidak tekun, semangat pun rentan
dan jiwaku yang rapuh membuatku bercela.
Kau panggil aku, Tuhan, 'ku datang pada-Mu
dengan rendah hatiku 'ku t'rima tugasku
Kobarkan semangat di hatiku, kuatkan imanku
dan tuntun aku, Tuhan, arahkanlah niatku.
Pembacaan Mazmur 18: 1-6, 43-50
(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)
Doa Pembuka dan Firman
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
Pembacaan Alkitab
Perjanjian Lama : 1 Samuel 31: 1-13
Perjanjian Baru : 2 Korintus 9: 1-5
Renungan
Memiliki niat baik saja tidaklah cukup! Setiap niat baik harus dibarengi dengan perbuatan yang nyata! Di situlah baru akan kelihatan seberapa seriusnya kita dalam mewujudkan apa yang yang telah kita niatkan itu. Sebab niat adalah keinginan dalam hati untuk melakukan suatu tindakan yang ditujukan hanya kepada Tuhan. Tidak pernah ada seorang pun yang tahu apa yang kita niatkan sebelum semua itu kita wujudkan dalam tindakan kita. Niat baik adalah sesuatu yang ada dalam hati seseorang dan hanya orang itu dan Tuhan yang tahu. Namun, ketika niat baik diwujudkan dalam tindakan, maka di situ orang lain akan mengetahui dan merasakan dampak dari apa yang telah diniatkan itu. Bisa saja orang punya niat baik, namun jika niat itu tidak diwujudkan dalam tindakan, maka orang lain tidak akan tahu kebaikan apa yang sejatinya dilakukan oleh orang itu.
Sebab itulah, Paulus mengirimkan orang-orang utusannya untuk mendahului dia ke Korintus agar mereka dapat mengingatkan Jemaat Korintus tentang apa yang telah mereka niatkan sebelumnya. Sebagaimana kita baca dalam 2 Korintus 9: 1-5, Paulus mengingatkan kepada Jemaat Korintus bahwa sejak tahun yang lalu, mereka telah memiliki niat untuk membantu umat Tuhan yang ada di Yerusalem yang pada waktu itu sedang menghadapi pergumulan berat. Mereka membutuhkan dukungan dana untuk pelayanan mereka di tengah situasi Yerusalem yang sedang dilanda krisis. Jemaat Korintus telah berniat untuk membantu mereka. Namun, sudah setahun berlalu, mereka belum juga mewujudkan apa yang menjadi niat mereka itu. Bantuan belum mereka kirimkan ke Yerusalem, sehingga Paulus mengutus orang-orangnya untuk mengajak mereka mewujudkan apa yang telah mereka niatkan itu. Hal ini menjadi penting bagi Paulus, karena jika mereka tidak segera mewujudkan apa yang telah mereka niatkan itu, maka orang-orang lain di luar Jemaat Korintus tidak akan tahu tentang kebaikan Jemaat Korintus kepada umat Tuhan yang ada di Yerusalem.
Belajar dari apa yang dituliskan Paulus dalam suratnya kepada Jemaat di Korintus ini, kita pun diingatkan untuk menjadi orang yang tidak hanya memiliki niat yang baik di tengah kehidupan ini, melainkan bagaimana kita juga harus berusaha dan berjuang untuk mewujudkan niat itu melalui perbuatan nyata yang kita lakukan sesuai dengan apa yang sudah kita niatkan dalam kehidupan kita. Hal ini penting untuk kita perhatikan, apalagi jika niat itu sudah pernah kita nyatakan dalam doa di hadapan Tuhan, maka kita perlu untuk berusaha melaksanakan sesuai dengan apa yang telah kita niatkan.
Jangan sampai kita menjadi seperti Saul yang akhir kehidupannya begitu tragis, karena dia pernah melakukan kesalahan yang fatal dalam kehidupannya di hadapan Tuhan. Dia pernah berniat untuk menjadi raja yang tunduk pada kehendak Tuhan dan mengikuti setiap suara Tuhan dalam memimpin umat Israel, namun ternyata niat itu tidak dia wujudkan dalam tindakan nyata. Dalam sepanjang dia menjadi raja atas Israel, ia banyak melakukan hal-hal yang justru mengikuti kehendak dan keinginannya sendiri daripada mengikuti kehendak Tuhan, sehingga dia ditolak Tuhan. Saul awalnya memiliki niat yang baik, namun dalam perjalanan hidupnya sebagai seorang raja, dia tidak mewujudkan niatnya itu dalam tindakan nyata. Hal itulah yang sebenarnya mengecewakan hati Tuhan.
Dalam kehidupan kita jugalah demikian, jangan sampai kita mengungkapkan sesuatu kepada Tuhan sebagai niat kita, namun kita tidak mau mewujudkan niat itu dalam kehidupan kita. Yang Tuhan mau bukan hanya janji-janji kita. Yang Dia mau adalah kesediaan kita untuk mewujudkan apa yang telah kita janjikan di hadapan-Nya. Oleh karena itu, jangan hanya berniat baik saja, tetapi wujudkanlah niat baik itu dalam praktik kehidupan yang nyata. Tuhan memberkati kita. Amin.
Doa Syafaat dan Penutup
Berdoalah untuk gereja agar dapat terus berperan serta dalam membangun kesejahteraan masyarakat melalui program-program pelayanan yang menyentuh warga masyarakat yang ada di sekitarnya.
Nyanyian Penutup
BAGI YESUS KUSERAHKAN
(KJ 363: 1-2)
Bagi Yesus kuserahkan hidupku seluruhnya
hati dan perbuatanku, pun waktuku milik-Nya.
Bagi Yesus semuanya, pun waktuku milik-Nya.
Bagi Yesus semuanya, pun waktuku milik-Nya.
Tanganku kerja bagi-Nya, kakiku mengikut-Nya.
Mataku memandang Yesus, yang kupuji Dialah!
Bagi Yesus semuanya, yang kupuji Dialah!
Bagi Yesus semuanya, yang kupuji Dialah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar