Tataibadah Harian
Rabu, 17 Juli 2024
Hidupku Buat Apa Ya?
Saat teduh
Tenangkan diri selama sekitar satu
menit. Jika mau, putarlah sebuah nyanyian dari youtube atau semacamnya, atau
bisa juga memainkan alat musik seperti gitar agar bisa mendapatkan suasana yang
syahdu. Persiapkanlah
hati menjumpai Tuhan.
Bacaan Alkitab I
Bacalah
2 Samuel 6.16-23 secara perlahan. Temukan bagian yang berharga yang bisa
diingat setidaknya untuk sehari ini.
Nyanyian bersama
“TUHAN ALLAH HADIR”
Kidung Jemaat 17 bait 1 dan 5
Tuhan Allah
hadir pada saat ini.Hai sembah sujud di sini.
Diam dengan hormat, tubuh serta jiwa, tunduklah menghadap
Dia.
Marilah, umat-Nya, hatimu serahkan dalam kerendahan.
Kau bagai udara sumber kehidupan dan tempat gerak semua.
Laut tak terhingga, buatlah diriku layak menyelami Dikau:
Kau penuh dalamku, aku di dalam-Mu: Kau kerinduanku!
Pembacaan Mazmur
Bila memungkinkan, bacalah Mazmur
68.24-35 secara bergantian bersama anggota keluarga. Bila tidak, bacalah bagian
ini, kemudian cobalah pilih satu kata yang menarik dan renungkan makna kata itu
sebentar saja.
Renungan
Bukalah Lukas 7.31-35
Berdoalah dahulu sebelum
membacanya.
Generasi seperti apakah kita ini? Banyak
yang menyebut bahwa zaman sekarang merupakan era disruptif atau banyak
dipengaruhi teknologi. Hampir setiap orang memiliki gawai dan bergantung pada
konten atau aplikasi dalam alat canggih tersebut. Ditambah makin majunya perkembangan
teknologi, makin terikatlah kita pada alat-alat yang sangat membutuhkan listrik
serta sinyal itu.
Kalau ditanya di zaman Yesus,
orang-orangnya hidup seperti apa? Yesus memberikan sebuah petunjuk, yang
digambarkan dalam perikop ini. Menurut-Nya, generasi yang hidup di zaman-Nya dipenuhi
orang-orang yang hanya memikirkan diri dan kesenangan sendiri. Mereka adalah
orang-orang yang tidak mau terlibat dengan kehidupan orang lain.
Hal ini dibuktikan ketika Yohanes
Pembaptis datang di tengah mereka dan tidak minum anggur, orang-orang itu malah
berkata bahwa Yohanes kerasukan setan. Dalam diri mereka tidak ada empati dan upaya
mengerti apa yang dijalani orang lain. Mereka terlalu larut dalam hidup yang
mereka jalani dan tidak mau tahu apa yang orang lain jalani.
Kemudian ketika Yesus datang,
mereka melihat Yesus makan dan minum, mereka ngomongin Yesus, ngrasani
Yesus, dan mengatakan Yesus bersahabat dengan orang berdosa dan pemungut cukai.
Alih-alih masuk dalam kehidupan
orang lain dan membantu orang lain menjalani pergumulannya, orang-orang itu hanya
bicara dan tidak mau melakukan apapun. Padahal mereka bisa melibatkan diri
dalam hidup orang lain agar mereka bisa jadi berguna bagi orang lain.
Akan tetapi agar bisa berguna, maka
keterlibatan kita dalam hidup dan permasalahan orang lain perlu diperlengkapi
hikmat. Jadi bukan sekadar spontan atau ikut-ikutan, apalagi dengan tujuan dilihat
orang sebagai pahlawan, namun demi kebaikan orang lain dan komunitas yang lebih
luas.
Semoga kita bisa jadi orang yang
memandang hidup dengan hikmat dan menempatkan diri di tengah berbagai
pergumulan, sehingga hadirnya kita mendatangkan kegunaan bagi orang lain, dan
berkat Tuhan dialami oleh mereka yang bermasalah.
Doa Syafaat
Mari doakan:
1.
agar setiap anggota jemaat menikmati hidup dalam anugerah
Tuhan, sehingga senang melayani sesama
2.
agar anggota jemaat semakin memahami maksud pelayanan
yang dilakukannya, dalam lingkup bergereja, bermasyarakat dan makin
menghayatinya
Nyanyian bersama
“PADA-MU, TUHAN DAN ALLAHKU“
Kidung Jemaat 367 bait 1 dan 3
Pada-Mu , Tuhan dan Allahku,
kupersembahkan hidupku.
Dari-Mu jiwa dan ragaku,
hanya dalam-Mu ‘ku teduh.
Hatiku yang Engkau pulihkan
pada-Mu juga kuberikan.
Kumuliakan kuasa kasih,
yang dalam Yesus terjelma;
‘ku berserah sebulat hati
di dalam arus rahmat-Nya.
Diriku tak kuingat lagi,
lautan kasih kuselami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar