(Senin, 24 Juni 2024)
Saat Teduh
Nyanyian Pembuka
TUHANKU BILA HATI KAWANKU
(KJ 467: 1-3)
Tuhanku bila hati kawanku
terluka oleh tingkah ujarku,
dan kehendakku jadi panduku,
ampunilah.
Jikalau tuturku tak semena
dan aku tolak orang berkesah,
pikiran dan tuturku bercela,
ampunilah.
Dan hari ini aku bersembah
serta pada-Mu, Bapa, berserah,
berikan daku kasih-Mu mesra.
Amin, amin.
Pembacaan Mazmur 119: 113-128
(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)
Doa Pembuka dan Firman
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
Pembacaan Alkitab
Perjanjian Lama : 1 Samuel 18: 6-30
Perjanjian Baru : Kisah Para Rasul 27: 13-38
Renungan
"The power of netizen" adalah sebuah istilah kekinian yang menunjukkan bahwa ketika banyak orang memberikan komentar terhadap sebuah peristiwa, maka hal itu akan membuat peristiwa itu menjadi viral dan mendapat perhatian dari banyak pihak. Jika sudah begini, maka akan ada banyak pihak yang ikut bersuara dan memberikan komentar lanjutan terhadap peristiwa itu. Dampaknya akan begitu berpengaruh pada diri orang yang mengalami peristiwa itu. Setidaknya mereka akan mengalami tekanan mental. Apalagi jika kata-kata yang dilontarkan oleh banyak orang itu merupakan kata-kata yang menyudutkan, menyalahkan, mencibir, dan sebagainya.
Hal itulah yang juga dialami oleh raja Saul dalam peristiwa yang dicatat dalam 1 Samuel 18: 6-30. Ketika raja Saul dan pasukan Israel pulang dari peperangan melawan orang Filistin, mereka disambut oleh para perempuan yang menanti-nantikan mereka. Para perempuan itu menyambut kehadiran pasukan itu dengan penuh antusias dan sukacita. Mereka menari-nari dan memukul rebana wujud sukacita mereka, sebab mereka telah mendengar bahwa pasukan Israel mengalami kemenangan melawan orang-orang Filistin. Namun dalam nyanyian yang mereka nyanyikan itu, mereka berkata: "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa".
Perkataan para perempuan itu membuat Saul kena mental. Dia merasa tersindir dan tidak dapat menerima perkataan itu. Dia marah terhadap apa yang telah dikatakan oleh para perempuan yang menyambutnya itu. Perkataan mereka menyebalkan hatinya. Berangkat dari hal inilah, hati Saul menjadi panas terhadap Daud. Dia kemudian merencanakan hal-hal yang tidak baik terhadap Daud. Dia telah menganggap Daud sebagai pesaingnya yang harus disingkirkan. Berulangkali, dia berusaha untuk membunuh Daud. Apa yang digambarkan dalam 1 Samuel 18: 6-30 itu menggambarkan bahwa Saul telah termakan oleh omongan para perempuan yang menyambutnya itu. Mentalnya kena dan dia berubah sikap terhadap Daud. Dia yang tadinya tidak memiliki masalah dengan Daud, sekarang menganggap Daud sebagai lawan yang harus disingkirkan.
Di dalam kehidupan ini, terkadang kita menghadapi peristiwa yang sama dengan yang dihadapi oleh Saul pada waktu itu. terkadang kita mengadapi yang namanya: "The power of netizen". Di mana orang-orang yang ada di sekitar kita tanpa sengaja atau dengan sengaja mencoba untuk mempengaruhi kita dengan cara membanding-bandingkan kita dengan orang lain atau memberikan berita-berita miring tentang seseorang yang kita kenal dalam kehidupan kita. Jika kita termakan oleh omongan orang-orang itu, maka bisa saja kita akan menjadi benci terhadap orang yang sebenarnya tidak punya masalah dengan kita. Jika sudah begini, maka relasi kita yang tadinya baik dengan orang itu menjadi rusak.
Oleh karena itu, kita perlu untuk bersikap kritis dan teliti dalam mendengar pengaruh dan omongan orang lain yang ada di sekitar kita. Jangan telan mentah-mentah apa yang mereka sampaikan kepada kita. Telitilah terlebih dahulu kebenarannya. Usahakanlah untuk menyaring. Jangan emosional dan tetaplah bijak dalam menerima informasi tentang seseorang dalam kehidupan kita. Dan yang terpenting dari semuanya itu adalah mintalah hikmat kepada Tuhan agar kita dimampukan untuk melihat kebenaran di tengah berbagai berita yang kita terima dalam kehidupan kita, agar kita tidak mudah terpengaruh dan melakukan hal-hal yang justru merusak relasi kita dengan sesama. Tuhan memberkati. Amin.
Doa Syafaat dan Penutup
Berdoalah untuk masyarakat agar memiliki kesadaran menjaga kelestarian lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya.
Nyanyian Penutup
AKU HENDAK TETAP BERHATI TULUS
(NKB 193: 1, 3)
Aku hendak tetap berhati tulus,
kar'na teman mempercayaiku.
Aku hendak tetap berjalan lurus,
karna teman t'lah mengasihiku,
kar'na teman t'lah mengasihiku.
Aku hendak tetap menjadi kawan
bagi yang hatinya penat, sendu.
Dan kasihku ingin t'rus 'ku bagikan,
serta imbalan tiada 'ku perlu;
serta imbalan tiada 'ku perlu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar