Tataibadah Harian
Rabu, 12 Juni 2024
Jangan Diamkan Mujizat Tuhan!
Saat teduh
Tenangkan
diri selama sekitar satu menit. Jika mau, putarlah sebuah nyanyian dari youtube
atau semacamnya, atau bisa juga memainkan alat musik seperti gitar agar bisa
mendapatkan suasana yang syahdu. Persiapkanlah hati menjumpai Tuhan.
Bacaan Alkitab I
Bacalah
1 Samuel 9.1-14 secara perlahan. Temukan bagian yang berharga yang bisa
diingat setidaknya untuk sehari ini.
Nyanyian bersama
“MENDIDIH DI HATI”
Lagu Sekolah Minggu
C G C G
Mendidih dihati,
mendidih dihati
C G
Mendidih dihatiku
G C C G
Ku s'lalu
bernyanyi, ku s’lalu gembira
G C
Hilanglah susahku
C
Ku 'tak dapat
mengerti maksud Tuhan
C7 F
Sebelum ku dengar
F
Mendidih,
mendidih, mendidih, mendidih,
G C
Mendidih di
hatiku
Pembacaan Mazmur
Bila memungkinkan, bacalah Mazmur
108 secara bergantian bersama anggota keluarga. Bila tidak, bacalah bagian
ini, kemudian cobalah pilih satu kata yang menarik dan renungkan makna kata itu
sebentar saja.
Renungan
Bukalah Lukas 11.14-28
Berdoalah dahulu sebelum
membacanya.
Takjub
melihat hal yang bersifat mujizat adalah hal biasa. Namun tidak setiap hari
kita melihat mujizat. Tentu yang sifatnya spektakuler, artinya yang
jarang-jarang dijumpai dalam hidup.
Salah
satunya adalah penyembuhan yang terjadi pada orang yang kerasukan setan. Namun hal
ini bagi Yesus adalah hal yang biasa, dalam arti bukanlah sebuah perkara sulit
bagi-Nya melakukan hal demikian.
Bacaan
Injil hari ini memperlihatkan perbuatan Yesus mengeluarkan setan dalam diri orang
yang kerasukan. Di tengah takjubnya banyak orang melihat yang dilakukan Yesus,
muncul suara miring yang menuduh Yesus mengeluarkan setan dengan kuasa setan.
Mengapa
mereka – alih-alih bersyukur melihat kondisi orang yang kerasukan itu jadi
lebih baik – malah menudah Yesus? Sebab mereka justru ingin memojokkan Yesus. Orang-orang
seperti itu tidak senang Yesus menjadi pusat perhatian masyarakat, dan selalu
mencari cara agar bisa menjatuhkan Yesus.
Oleh
karena itu, situasi ini dipakai agar dapat mencari celah kelemahan Yesus. Di mata
mereka, sikap Yesus bisa dipakai untuk menyalahkan Yesus. Seandainya Yesus
menolak menyembuhkan orang itu, maka Yesus dianggap tidak memiliki kuasa atas
setan. Itu akan mematahkan pernyataan Yesus yang mengatakan bahwa Ia adalah Anak
Allah.
Namun
jika Yesus bisa menyembuhkannya, maka dalih yang mereka pakai adalah Yesus
menyembuhkan orang menggunakan kuasa setan. Oleh karena itu Dia juga tidak bisa
mengklaim diri sebagai Anak Allah. Masak Anak Allah menggunakan kuasa setan
untuk melakukan mujizat?
Dalam situasi ini, orang-orang yang
mau menjatuhkan Yesus merasa di atas angin. Mereka beranggapan Yesus akan dapat
mereka kalahkan kali ini. Akan
tetapi jawaban Yesus, yang tak mereka antisipasi, justru memaparkan hal lain.
Yesus
menanggapi sinisnya tuduhan orang-orang itu dengan menyampaikan sebuah car berpikir
logis. Jika ia menggunakan kuasa setan, tidak mungkin setan itu memusuhi setan
sehingga mau mengeluarkan dirinya sendiri dari orang yang diserangnya. Logis bukan?
Tidak
hanya itu tanggapan Yesus kepada orang-orang itu. Yesus menambahkannya dengan
menegaskan bahwa kuasa yang dipakai-Nya merupakan kuasa Allah. Ini sekaligus
juga menginformasikan kepada masyarakat bahwa Ia memang benar berasal dari
Allah. Segala yang dilakukan-Nya merupakan pekerjaan Allah, dan bermuatan kuasa
Allah. Oleh sebab itu semua yang disaksikan orang banyak saat itu menjadi bukti
dan dasar yang memperlihatkan siapa Yesus sesungguhnya.
Bagi kita sekarang, apakah kita percaya
bahwa Yesus merupakan Anak Allah yang memiliki kuasa membuat mujizat?
Memang, dalam hidup sekarang, kita tidak
diperkenalkan pada mujizat yang sifatnya seperti itu dengan maksud agar kita
percaya ketika melihat hal-hal begitu. Oleh karena itu kita diajar memaknai
mujizat dengan melihat berbagai keindahan di sekitar kita, yang konotasinya
positif.
Keindahan di sekitar kita bisa
berupa makanan yang mengenyangkan perut kita, kemampuan mengatasi persoalan
rumah tangga di tengah keras kepalanya pasangan kita, ataupun kesembuhan dari
sebuah penyakit tertentu. Banyak hal yang dapat kita kategorikan sebagai
mujizat, yang bisa membuat kita semakin percaya bahwa Tuhan Yesus berada bersama
kita, sebab jika Sang Pembuat mujizat tidak ada, maka kita tidak akan pernah bisa
melihat mujizat itu terwujud.
Jika kia melihat atau mengalami
mujizat Tuhan, apa yang seharusnya kita lakukan? Nasehat umum yang kita temui
dalam hidup adalah bersyukur. Namun syukur kita hendaknya bukan cuma lewat mulut
yang berkata-kata, “Puji Tuhan“ atau “Syukur kepada Allah“ melainkan juga
melalui hidup yang diwarnai ketaatan kepada perintah Allah.
Doa Syafaat
Mari
doakan:
1. agar setiap umat Tuhan menyadari
siapa dirinya dan bagaimana ia perlu berperan dalam kehidupan agar jadi berguna
bagi ciptaan Tuhan lainnya
2. agar setiap orang yang bergumul
dengan sakitnya, bisa terus melihat wajah Tuhan dan penghiburan Tuhan berlaku
atasnya
3. agar setiap kehidupan dalam berbagai
peristiwa yang dialami, dijalani dengan hati bersyukur kepada Tuhan
Nyanyian
bersama
“TAAT, SETIA, BERTEKAD YANG BULAT“
Nyanyikanlah Kidung Baru 207
Taat, setia, bertekad yang bulat,
itulah janji Tuhan padamu.
Di bawah panji yang mulia berdaulat,
kami 'kan angkat perang bagimu.
Angkat semboyan, jangan diamkan!
Tiup serunai dan maju terus!
Angkat semboyan, jangan diamkan!
Kristuslah Raja serta Penebus!
Taat, setia, teguh bersekutu
dengan Engkau, ya Pemimpin besar.
Kar'na penuh kasih sayang pada-Mu
kami sedikit pun tak gentar.
Taat, setia, ya Raja abadi,
pimpinlah kami berjuang terus.
Tundukkanlah kehendak hati kami,
buat di sana takhta-Mu kudus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar