(Selasa, 11 Juni 2024)
Saat Teduh
Nyanyian Pembuka
MULIAKAN TUHAN ALLAH
(KJ 14: 1-3)
Muliakan Tuhan Allah,
muliakan Tuhan Allah,
muliakan pimpinanNya
dalam kasih sayangNya.
Kami datang kepadaMu,
kami datang kepadaMu,
bersyukur sebulat hati,
kar'na kasihMu besar.
Kau dekat dengan firmanMu,
Kau dekat dengan firmanMu,
Ya, berfirmanlah, ya Tuhan,
kami siap mendengar.
Pembacaan Mazmur 108
(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)
Doa Pembuka dan Firman
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
Pembacaan Alkitab
Perjanjian Lama : 1 Samuel 8: 1-22
Perjanjian Baru : Wahyu 20: 7-15
Renungan
Apakah yang akan Anda lakukan ketika orang lain memiliki cara berpikir dan pertimbangan yang berbeda dengan Anda? Apakah Anda akan langsung menolak pikiran dan cara pandang itu atau Anda akan tetap memperhatikan dan menjadikannya sebagai pertimbangan dalam Anda mengambil sikap? Mungkin sebagian kita akan memilih yang kedua, karena rasanya pilihan itu adalah pilihan yang lebih bijak di tengah perbedaan cara pandang.
Demikian jugalah yang sebenarnya Allah teladankan dalam kehidupan umat-Nya. Bacaan kita dalam 1 Samuel 8:1-22 menggambarkan adanya perbedaan pandangan antara Allah dengan umat-Nya. Selama ini, Allah-lah yang telah memimpin umat untuk keluar dari tanah Mesir dan menempuh perjalanan menuju tanah Kanaan. Allah juga terus memimpin mereka dalam menata kehidupan di tengah tanah Kanaan yang telah mereka duduki itu.
Dalam kepemimpinan itu, Allah menunjuk Musa dan orang-orang pilihan-Nya untuk menjadi wakil-Nya dalam menjalankan tugas kepemimpinan secara nyata di tengah kehidupan umat-Nya. Sebab itu, tiap kali ada hal yang harus diputuskan, Musa dan orang-orang pilihan Allah itu selalu membangun komunikasi dengan Allah. Mereka tidak bertindak berdasarkan pengertiannya sendiri, melainkan mereka selalu menjalankan apa yang dikehendaki Allah dalam kehidupan umat-Nya. Itulah yang mereka lakukan selama ini dalam kehidupan umar-Nya. Allah tidak menunjuk seorang pun untuk menjadi raja atas umat-Nya, sebab sesungguhnya yang menjadi raja atas umat-Nya adalah Allah sendiri.
Namun, karena pengaruh dari bangsa-bangsa di sekitarnya, maka umat memiliki pandangan yang berbeda dengan Allah. Mereka menghendaki seorang raja untuk memimpin mereka. Keinginan itu mereka sampaikan kepada Samuel untuk dibicarakan dengan Allah. Mendengar keinginan itu, Allah mencoba untuk memberikan pengertian kepada mereka tentang segala sesuatu yang akan terjadi, jika mereka dipimpin oleh seorang raja. Namun mereka tetap bersikukuh untuk memiliki seorang raja dari antara mereka. Menyikapi keinginan umat yang sudah sedemikian bulat itu, maka Allah menjadikan keinginan umat itu sebagai pertimbangan dan Dia memutuskan untuk memenuhi apa yang menjadi harapan mereka. Allah kemudian berkata kepada Samuel: "Dengarkanlah permintaan mereka dan angkatlah seorang raja bagi mereka." (1 Sam 8:22)
Belajar dari kisah ini, kita diingatkan bagaimana Allah memberi perhatian secara serius terhadap apa yang diharapkan oleh umat-Nya dalam kehidupan mereka. Allah memikirkan hal-hal yang terbaik bagi kehidupan umat-Nya. Allah tidak pernah bertindak tanpa pertimbangan-pertimbangan yang matang. Segala yang diputuskan-Nya bertujuan untuk kebaikan hidup umat-Nya. Oleh karena itu, sebagai umat yang dipimpin-Nya, janganlah kita meragukan kebaikan Allah dalam kehidupan kita. Percayalah pada rancangan-Nya yang baik bagi kehidupan kita. Hiduplah dalam tuntunan dan rancangan-Nya. Tuhan memberkati. Amin.
Doa Syafaat dan Penutup
Berdoalah untuk gereja agar tetap dimampukan untuk menjaga hubungan yang baik dengan masyarakat di sekitarnya.
Nyanyian Penutup
YANG DIPERBUAT ALLAHKU
(KJ 378: 1, 2)
Yang diperbuat Allahku,
kebaikan semuanya.
RancanganNya tetap teguh;
'ku berserah padanya.
Tuhankulah selamanya yang ingin kuandalkan:
PadaNya aku aman.
Yang diperbuat Allahku,
tak usah kuragukan
dan jalan lurus kutempuh
berkat pimpinan Tuhan.
Anugerah dan kasihNya pedoman di bahaya:
Hidupku di tanganNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar