(Selasa, 28 Mei 2024)
Saat Teduh
Nyanyian Pembuka
PADA-MU, TUHAN DAN ALLAHKU
(KJ 367: 1, 4, 6)
Pada-Mu, Tuhan dan Allahku,
kupersembahkan hidupku:
dari-Mu jiwa dan ragaku,
hanya dalam-Mu 'ku teduh.
Hatiku yang Engkau pulihkan
pada-Mu juga kuberikan.
Betapa Kau mencari aku,
hati-Mu rindu padaku.
Kauraih aku kepada-Mu
membuat aku milik-Mu.
Diriku sudah Kaukasihi,
Kau jualah yang aku pilih.
Ya Yesus, nama-Mu kiranya
dalam hatiku tertera,
supaya kasih selamanya
dalam hidupku nyatalah:
Seluruh kata dan kerjaku
biar penuh dengan nama-Mu!
Pembacaan Mazmur 20
(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)
Doa Pembuka dan Firman
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
Pembacaan Alkitab
Perjanjian Lama : Keluaran 25: 1-22
Perjanjian Baru : 1 Korintus 2: 1-10
Renungan
Pernahkah Anda diutus untuk menjadi pembawa pesan kepada orang lain? Apa yang biasanya akan Anda lakukan ketika Anda bertindak sebagai pembawa pesan? Ya, tentu kita akan berusaha untuk menyampaikan pesan itu dengan baik dan benar, sehingga orang yang menerimanya memahami dan mengerti apa yang sebenarnya sedang kita sampaikan kepadanya. Seorang pembawa pesan bertugas untuk membuat orang yang menerimanya memahami dan mengerti dengan benar apa yang sebenarnya diharapkan dari si pemberi pesan itu. Ketika seorang pembawa pesan menyampaikan pesan dengan tidak tepat, maka itu akan berpengaruh dan berdampak besar pada si penerima pesan. Bisa saja si penerima pesan menjadi salah dalam memahami isi pesannya. Oleh karena itu, peran si pembawa pesan sangat menentukan apakah pesan itu dapat diterima dengan jelas dan dipahami dengan benar oleh si penerima pesan atau tidak.
Hal itulah yang juga dipahami oleh Paulus ketika dia menyadari bahwa dirinya di utus Allah untuk menyampaikan pesan firman Tuhan kepada Jemaat Korintus. Paulus sangat berhati-hati dalam menyampaikan apa yang sebenarnya menjadi pesan Tuhan kepada mereka. Di tengah kehidupan Jemaat Korintus yang pada waktu itu sedang ada dalam perselisihan, Paulus diutus untuk menghadirkan perdamaian di antara mereka. Dalam konteks itulah, maka Paulus berusaha untuk menyampaikan pesan itu dengan baik dan benar.
Paulus berkata: "Demikian juga, ketika aku datang kepadamu, Saudara-saudara, aku tidak datang dengan kata-kata yang muluk atau dengan hikmat yang tinggi untuk menyampaikan rahasia Allah kepada kamu." (1 Kor 2:1) "Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar. Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan hikmat yang menyakinkan, tetapi dengan bukti kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah." (1 Kor. 2:3-5) Melalui pernyataan ini terlihat bahwa Paulus tidak ingin Jemaat Korintus menjadi salah paham dengan apa yang hendak disampaikannya kepada mereka. Oleh karena itu, dia berusaha untuk menyampaikan pesan firman Tuhan dengan sangat hati-hati, supaya orang-orang yang mendengarnya dapat memahami dengan baik dan benar apa yang sebenarnya dikehendaki Allah atas hidup mereka.
Hal yang sama juga dilakukan Musa ketika Musa diutus Tuhan untuk menyampaikan pesan Tuhan kepada umat Israel pada waktu mereka diperintahkan untuk membangun Kemah Suci. Musa berusaha untuk menyampaikan pesan firman Tuhan itu dengan detail dan jelas, supaya umat Israel tidak salah dalam memahami apa yang sebenarnya Allah inginkan untuk mereka lakukan. Musa mengungkapkan dengan begitu rincinya bagaimana pendirian Kemah Suci itu harus dimulai hingga penataan yang benda-benda yang ada di dalamnya. Semua dia sampaikan dengan begitu lengkap, sebagaimana yang diungkapkan dalam Kitab Keluaran 25: 1-22. Semua ini dilakukan Musa dengan tujuan agar umat Israel benar-benar dapat melakukan persis seperti yang Tuhan kehendaki.
Belajar dari apa yang dilakukan Paulus dan Musa dalam kehidupan umat Tuhan, maka kita diingatkan tentang pentingnya menyampaikan pesan dengan jelas kepada orang lain. Jika di dalam kehidupan ini kita dipercaya untuk menyampaikan pesan kepada orang lain, maka kita harus benar-benar bertindak sebagai penyampai pesan yang baik dan benar. Kita harus menata kata-kata kita sedemikian rupa agar apa yang kita sampaikan itu dapat dipahami dengan baik dan benar oleh orang lain, sehigga mereka tidak menjadi salah paham. Sebab, kesalahpahaman dalam menerima pesan bisa berakibat fatal dalama kehidupan. Kesalahpahaman bisa membuat relasi yang tadinya baik menjadi rusak. Oleh karena itu, jika kita dipercaya untuk menjadi penyampai pesan, marilah kita belajar untuk menyampaikan pesan dengan baik dan benar dalam kehidupan kita. Tuhan memberkati. Amin.
Doa Syafaat dan Penutup
Berdoalah untuk gereja dan masyarakat agar dapat membangun kerjasama dalam menghadapi masalah di lingkungannya.
Nyanyian Penutup
DI DUNIA YANG PENUH CEMAR
(NKB 204: 1-2)
Di dunia yang penuh cemar,
antara sesamamu
hiduplah saleh dan benar.
Nyatakan Yesus dalammu.
Refrein:
Nyatakan Yesus dalammu,
Nyatakan Yesus dalammu.
Sampaikan firman dengan hati teguh,
Nyatakan Yesus dalammu.
Hidupmu kitab terbuka
dibaca sesamamu;
apakah tiap pembacanya
melihat Yesus dalammu?
(kembali ke refrein)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar