Tataibadah Harian
Rabu, 29 Mei 2024
Kerajaan Tersembunyi yang Penuh Kemuliaan
Saat teduh
Tenangkan diri selama sekitar satu
menit. Jika mau, putarlah sebuah nyanyian dari youtube atau semacamnya, atau
bisa juga memainkan alat musik seperti gitar agar bisa mendapatkan suasana yang
syahdu. Persiapkanlah
hati menjumpai Tuhan.
Bacaan Alkitab I
Bacalah
Bilangan 6.22-27 secara perlahan. Temukan bagian yang berharga yang bisa
diingat setidaknya untuk sehari ini.
Nyanyian bersama
“SUNGGUH KERAJAAN ALLAH DI BUMI TAK
KALAH”
Kidung Jemaat 247 bait 1 dan 2
Sungguh, Kerajaan
Allah di bumi tak kalah.
Yesus yang bangkit dilantik menjadi Kepala.
Ia menang; g’lapmu menjadi terang:
lihatlah fajar menyala.
Sambil menyangkal
dirimu tetaplah percaya.
Jangan pengharapan hilang di p’rang dan bahaya.
Biar
gentar, hatimu pun berdebar,
akhirnya kamu berjaya.
Pembacaan Mazmur
Bila memungkinkan, bacalah Mazmur
20 secara bergantian bersama anggota keluarga. Bila tidak, bacalah bagian
ini, kemudian cobalah pilih satu kata yang menarik dan renungkan makna kata itu
sebentar saja.
Renungan
Bukalah Markus 4.21-25
Berdoalah dahulu sebelum
membacanya.
Si Udin pergi berbelanja di sebuah toko
swalayan. Ketika mau membayar di kasir, ia diberitahu bahwa dari
pembelanjaannya, ia memperoleh satu kupon. Jika kupon itu digesek menggunakan
koin atau uang logam, maka akan terlihat satu aksara di baliknya, misalnya
aksara ‘A‘, atau ‘G‘, atau lainnya. Jika ia berhasil mengumpulkan 6 aksara yang
membentuk kata ‘MENANG‘, maka ia berkesempatan mengikuti undian berhadiah uang
sebesar 100 juta rupiah.
Idun, kakaknya Udin, menganggap itu
hanyalah akal-akalan pemilik toko swalayan itu saja untuk meraup untung yang
lebih banyak, supaya orang semakin banyak dan sering berbelanja di situ. Oleh karenanya,
walaupun beberapa kali berbelanja di situ dan memperoleh kupon, semua itu
segera dibuangnya tanpa menggosoknya terlebih dahulu. Baginya, kupon-kupon itu
tidak memiliki nilai yang berharga, sebab ia tidak merasa bakal memperoleh keuntungan
apapun darinya.
Si Udin tak terpengaruh omongan kakaknya.
Dengan tekun, berkali-kali ia mengumpulkan kupon demi kupon. Walau berbelanja cukup
sering, tak jarang ia mendapatkan aksara yang sama sehingga belum sampai bisa
mengikuti undian tersebut. Tak jarang pula ia mendapatkan aksara yang bukan M atau
E atau N atau A atau G, sehingga harus menunggu lagi demi mendapatkan
kesempatan mengikuti undian berhadiah itu.
Kesabaran dan ketekunan Udin
berbuah. Suatu saat kupon-kupon yang digeseknya menghasilkan kata ‘MENANG‘. Lantas
ia segera membawanya ke toko swalayan tersebut supaya ia bisa diikutsertakan
dalam undian, bersama orang-orang lain yang juga sudah merangkai 6 kupon
menjadi kata ‘MENANG‘ tersebut.
Perikop Markus 4 ini berbicara tentang
kerajaan Allah yang diperkenalkan oleh Yesus kepada dunia. Kerajaan ini pada
awalnya dipublikasikan oleh Yesus, dengan maksud agar setiap orang memahami,
menyadari, dan mempercayai keberadaan kerajaan tersebut. Kerajaan Allah bukanlah angan-angan, atau hanya omong kosong
yang tak jelas juntrungannya. Kerajaan Allah adalah sesuatu yang pasti, dan
yang memiliki nilai yang sangat tinggi.
Itulah
yang dipaparkan-Nya melalui perumpamaan tentang lentera. Seseorang yang
menyalakan lentera tentu akan menaruhnya di tempat yang cahayanya bisa dilihat banyak
orang, bukan disembunyikan dengan cara dibungkus kain. Buat apa menyalakan
terang kalau ia pada akhirnya tak terlihat?
Jadi
pesan pertama yang ingin disampaikan Yesus adalah Kerajaan Allah itu nyata, dan
Ia ingin memperlihatkannya kepada sebanyak mungkin orang.
Akan
tetapi Kerajaan Allah itu mahal, dan orang tidak secara sembarangan bisa
memperolehnya. Meski sudah dijanjikan oleh Allah dan diberikan lewat pengorbanan
Yesus Kristus, namun masih dibutuhkan perjuangan berupa upaya memberlakukan firman
Allah sebab Kerajaan Allah hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang sungguh-sungguh
ingin memasukinya.
Pesan
kedua Yesus berupa syarat hidup dalam Kerajaan Allah, dan itu sama sekali tidak
mudah. Hal itu dinyatakannya di ayat 23, “Siapa yang mempunyai telinga untuk
mendengar, hendaklah ia mendengar!”
Ini
artinya berusahalah memahami firman Allah yang sudah disampaikan dalam berbagai
macam kesempatan. Jangan menutup hati terhadap apa yang disampaikan kepada
kita, sebab itu menjadi modal penting hidup dalam Kerajaan Allah.
Pesan
ketiga yang disampaikan Yesus tertulis dalam ayat 24, yang menyatakan tentang
seberapa besar kerinduan memahami firman Allah. Kata ‘ukuran’ yang dipakai di
situ sebetulnya dipakai untuk menyatakan Allah akan menghakimi kita. Ukuran
yang dipakai adalah sejauh mana kita taat kepada Yesus. Terjemahan yang bisa
membantu kita mengartikan kalimat ini adalah “Semakin sungguh-sungguh kamu
melakukan atau menaati apa yang Kuajarkan kepadamu, Allah akan membuat kamu
semakin mengerti apa yang difirmankan-Nya”. Oleh karena itu, jika kita berusaha
keras menaati firman Allah, maka kepada kita akan diberikan lebih banyak lagi
dari-Nya. (ayat 25).
Jadi
ketaatan (melalui sikap yang nyata) itulah yang mendukung kita hidup dalam Kerajaan
Allah. Semakin kita mengupayakan diri mengerti firman-Nya, semakin baik dan
bernilailah hidup kita di mata Allah.
Lalu
bagaimana si Udin? Ternyata dia menang undian! Dia jadi jutawan baru. Betapa bahagianya
dia. Itu tak lepas dari usahanya yang tekun mengumpulkan kupon. Jika bersungguh-sungguh,
hasilnya bisa menjadikan kita seperti si Udin. Sama-sama beroleh keuntungan,
meski bentuknya berbeda. Kerajaan Allah, siapa yang tidak mau?
Doa Syafaat
Mari
doakan:
1. agar setiap orang yang terpanggil
melayani umat, memiliki kerinduan menghadirkan kebaikan dan keadaan yang lebih
baik bagi yang dilayani, sehingga mereka mengarahkan hati sepenuhnya pada
orangyang dilayani
2. agar setiap anggota jemaat Tuhan semakin
bersemangat menjadi pelayan, mulai dari keingintahuan rasanya melayani, sampai
akhirnya bisa menikmati pelayanan itu tahap demi tahap
Nyanyian
bersama
“TAAT, SETIA, BERTEKAD YANG BULAT“
Nyanyikanlah Kidung Baru 207 bait 1
dan 3
Taat, setia, bertekad yang bulat,
itulah janji Tuhan padamu.
Di bawah panji yang mulia berdaulat,
kami 'kan angkat perang bagimu.
Angkat semboyan, jangan diamkan!
Tiup serunai dan maju terus!
Angkat semboyan, jangan diamkan!
Kristuslah Raja serta Penebus!
Taat, setia, ya Raja abadi,
pimpinlah kami berjuang terus.
Tundukkanlah kehendak hati kami,
buat di sana takhta-Mu kudus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar