Perjuangkan Mimpimu!

(Selasa, 2 April 2024)

 

Saat Teduh

 

Nyanyian Pembuka 

 

Di Heningnya Malam Ini

(PKJ 172)

 

Di heningnya malam ini,

tulus dan rendah hati,

bertelut berdoa pada-Mu;

inilah bisik kalbu:

Apa yang aku miliki,

tubuh dan jiwa ini,

kuserahkan hanya pada-Mu,

kurban persembahanku.

Walau ku berdosa, walau ternoda,

tetapi darah yang kudus

t'lah sucikan diriku. 

Dan jati diriku kini

bukan diriku lagi,

melainkan Kristus Tuhanku

hidup dalam diriku.


Pembacaan Mazmur 118: 1-2, 14-24

(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)


Doa Pembuka dan Firman

(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)


Pembacaan Alkitab

Perjanjian Lama : Kejadian 1: 20 - 2: 4a

Perjanjian Baru : 1 Korintus 15: 50-58


Renungan 

    Anto adalah seorang pemuda yang memiliki mimpi besar dalam hidupnya. Sekalipun dia adalah anak seorang tukang becak, namun dia bermimpi ingin menjadi seorang dokter. Mimpin itu dia miliki karena dia ingin menjadi penolong orang lain, terutama orang-orang miskin yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Sebab dia melihat bagaimana susahnya orang-orang tersebut mendapatkan akses fasilitas kesehatan saat mereka sakit. Berbekal dari kegelisahan itulah, maka dia belajar dengan tekun dan berusaha dengan segala kemampuannya untuk mewujudkan apa yang menjadi mimpinya itu. 

    Karena dia tahu bahwa ayahnya hanyalah seorang tukang becak, maka demi mewujudkan mimpinya itu, dia rela untuk bekerja paruh waktu agar dapat mengumpulkan uang untuk masuk ke sekolah kedokteran. Tiap hari, sepulang sekolah, dia pergi ke pasar yang tak jauh dari kampungnya untuk menawarkan tenaganya kepada para pedagang pasar. Dia menjadi kuli panggul di beberapa toko yang ada di pasar itu. Tiap kali ada bongkar muat dagangan di toko-toko itu, ia tidak mau melewatkan kesempatan itu. Dia selalu menawarkan tenaganya untuk dapat dipakai oleh pemilik toko membantu para tenaga mereka dalam mengangkut barang dari toko ke kendaraan yang akan digunakan untuk mengirim barang. Demikian sebaliknya. Ketika hari sudah sore, maka dia pulang ke rumahnya dengan mendapatkan hasil dari kerjanya itu dan menyimpannya di sebuah celengan yang telah dia siapkan.

    Sepulang dia kerja di pasar, Anto tidak langsung tidur. Dia mandi dan beristirahat sejenak. Setelah itu, dia mulai membaca buku-buku pelajaran sekolahnya dengan tekun, tak lupa dia mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah yang diberikan gurunya dengan dispilin. Sekalipun badannya letih, dia tidak pernah lupa untuk belajar setiap hari demi mewujudkan apa yang menjadi mimpi besarnya itu. Dia rela untuk tidak memakai waktunya seperti anak-anak pada umumnya yang mengugunakan waktu mereka untuk bermain. Dia relah bekerja keras sejak dari kecil, karena dia sangat ingin mewujudkan mimpinya itu dan dia sadar siapa orang tuanya.  

    Belajar dari pengalaman hidup Anto, kita disadarkan akan arti pentingnya perjuangan untuk mewujudkan mimpi yang kita miliki dalam kehidupan kita. Mimpi atau cita-cita atau harapan tidak akan pernah dapat terwujud, jika kita tidak berusaha untuk memperjuangkannya dalam kehidupan kita. Dibutuhkan ketekunan dan kegigihan untuk kita dapat meraih apa yang kita mimpikan dalam kehidupan kita. Tanpa adanya perjuangan yang tekun dan gigih, maka apa yang kita mimpikan tidak akan terjadi dalam kehidupan kita.

    Demikian jugalah mimpi kita untuk hidup bersama dengan Tuhan yang telah menang dari kuasa maut. Untuk dapat mewujudkan mimpi hidup bersama dengan Tuhan juga diperlukan perjuangan yang tekun dan gigih. Hidup sebagai anak-anak Tuhan di tengah dunia yang penuh dengan tantangan memang tidaklah mudah. Ada banyak hal yang bisa mengoda kita untuk tidak fokus pada apa yang kita impikan dalam kehidupan iman kita. Hanya dengan ketekunan dan kegigihan yang tidak tergoyahkanlah, kita akan dapat mewujudkan mimpi kita untuk hidup dengan Tuhan secara benar. Oleh karena itu, melalui Paulus, Tuhan berpesan kepada kita: "Karena itu saudara-saduaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah dan giatlah selalu dalam perkejaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia." (1 Kor. 15:58) Amin.


Doa Syafaat dan Penutup

Berdoalah agar gereja dan masyarakat dapat bekerjasama menghadapi masalah lingkungan hidup. 


Nyanyian Penutup

 

Tuntun Aku, Tuhan Allah

(KJ 412: 1-3)

 

Tuntun aku, Tuhan Allah, lewat gurun dunia.

Kau perkasa dan setia; bimbing aku yang lemah.

Roti sorga, Roti sorga, puaskahlah jiwaku,

Puaskanlah jiwaku.


Buka sumber Air Hidup, penyembuhan jiwaku,

dan berjalanlah di muka dengan tiang awan-Mu.

Jurus'lamat, Jurus'lamat, Kau Perisai hidupku,

Kau Perisai hidupku.


Pada batas sungai Yordan hapuskanlah takutku,

Ya Penumpas kuasa maut, tuntun aku serta-Mu.

Pujianku, pujianku bagi-Mu selamanya,

bagi-Mu selamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Bagi Tuhan - Kamis, 18 Desember 2025

Kamis, 11 Desember 2025