(Senin, 1 April 2024)
Saat Teduh
Nyanyian Pembuka
Tuhan T'lah Bangkit
(PKJ 91: 1-2)
Tuhan t'lah bangkit, Haleluya!
Bersukacita, Haleluya!
Dengarlah suara dari sorga:
Kristus t'lah bangkit, Haleluya!
Hai manusia, dengar Tuhanmu,
puji Dia yang menebusmu.
Bersorak-sorak dan bergemar:
Kristus t'lah bangkit, Haleluya!
Pujila Dia, Haleluya!
yang disalibkan, Haleluya!
Dosamu ditebus oleh-Nya
untuk selama-lamanya.
Dosa terhapus oleh darah-Nya.
Dalam kasih-Nya 'ku bahagia!
Mari bersyukur dan pujilah:
Kristus t'lah bangkit, Haleluya!
Pembacaan Mazmur 118: 1-2, 14-24
(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)
Doa Pembuka dan Firman
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
Pembacaan Alkitab
Perjanjian Lama : Kejadian 1: 1-19
Perjanjian Baru : 1 Korintus 15: 35-49
Renungan
Sebagai umat Tuhan, kemarin kita baru saja merayakan hari kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus. Peristiwa kebangkitan itu merupakan bukti kemenangan Tuhan atas kuasa maut. Melalui kebangkitan-Nya, kita memperoleh pengharapan baru di dalam Dia. Sebuah pengharapan yang menyatakan bahwa sebagai orang-orang berdosa kita memperoleh kesempatan untuk hidup baru, yakni hidup dalam pendamaian dengan Allah karena hukuman atas dosa kita telah ditanggung-Nya. Pengharapan inilah yang harus kita pegang dalam kehidupan kita ke depan. Jangan sampai karena satu dan lain hal, kita meninggalkan anugerah pendamaian yang telah dikerjakan-Nya dalam kehidupan kita.
Selain sebagai bukti kemenangan Tuhan atas maut, peristiwa kebangkitan juga menjadi jaminan bagi kita yang telah percaya kepada-Nya. Jika Dia telah berhasil mengalahkan maut dan mengalami kebangkitan, maka kita pun kelak akan dibangkitkan bersama-sama dengan Dia. Kita tidak akan selamanya tinggal dalam maut, melainkan kita akan berada bersama dengan Dia dalam kerajaan-Nya. Paulus menggambarkan kebangkitan kita seperti layaknya sebuah biji yang ditanam dalam tanah. Biji itu akan mati, namun tidak selamanya. Setelah itu, akan tumbuh tunas kehidupan yang baru dengan wujud yang tidak sama saat ia ditanam. Jika kita menanam biji, maka nanti akan tumbuh tunas. Lambat laun tunas akan berkembang menjadi pohon yang memiliki batang, daun, dan akar. Bentuk dan wujudnya sangatlah berbeda dengan saat sebuah biji di tanam di dalam tanah. "Allah akan memberikan kepadanya suatu tubuh seperti yang dikehendaki-Nya; Ia memberikan kepada tiap-tiap biji tubuhnya sendiri." (1 Kor 15:38)
Demikianlah Paulus menggambarkan kebangkitan yang akan dialami oleh setiap orang percaya. Paulus mengatakan: "Demikian pula halnya dengan kebangkitan orang mati. Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan. Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan." (1 Kor 15:42-43) Melalui ungkapan ini, Paulus hendak mengingatkan kepada kita bahwa setiap orang yang mati di dalam Tuhan, maka kelak dia akan mengalami kebangkitan sebagaimana yang dialami oleh Kristus. Allah sendirilah yang akan memberikan kepada orang itu tubuh yang baru sesuai dengan kehendak dan rancangan-Nya.
Oleh karena itu, marilah kita belajar untuk tetap menjalani kehidupan dengan beriman kepada-Nya. Jangan sampai berbagai pergumulan hidup membuat kita meninggalkan Dia dan mengabaikan karya keselamatan yang telah dikerjakan-Nya bagi kita. Mari kita jaga iman kita, agar kelak ketika kita meninggalkan dunia ini, kita pun beroleh kesempatan untuk mengalami kebangkitan bersama dengan Dia yang sudah bangkit. Tuhan memberkati. Amin.
Doa Syafaat dan Penutup
Berdoalah agar pemerintah mampu melakukan tanggung jawabnya dengan baik di tengah kehidupan masyarakat yang dilayani.
Nyanyian Penutup
Bangkit, Ya 'Ku Bangkitlah Kelak
(PKJ 160: 1-3)
Bangkit, ya 'ku bangkitlah kelak,
tidurku sejenak;
hidup sempurna 'ku diberi di sorga.
Haleluya, Haleluya!
Agar tumbuh, gandum dibenam,
pun 'ku demikian
'kan digabungkan dengan tuaian Tuhan.
Haleluya, Haleluya!
Pada hari yang penuh syukur
'ku nyanyi bermazmur:
dari kuburan 'ku dibangkitkan Tuhan.
Haleluya, Haleluya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar