(Selasa, 9 April 2024)
Saat Teduh
Nyanyian Pembuka
Ambil Dunia, B'riku Yesus
(NKB 178: 1-2)
Ambil dunia b'riku Yesus,
yang setia janji-Nya;
dan kasih-Nya pun abadi,
tak berubah s'lamanya.
Refrain:
O, betapa luhur mulia,
luas lebar kasih-Nya!
sungguh purna tebusan-Nya
memberi hidup baka!
Ambil dunia, b'riku Yesus,
yang menghibur jiwaku,
'ku tetap 'kan memuji-Nya
walau badai menyerbu.
(kembali ke refrain)
Pembacaan Mazmur 135
(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)
Doa Pembuka dan Firman
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
Pembacaan Alkitab
Perjanjian Lama : Daniel 6: 1-28
Perjanjian Baru : 1 Yohanes 2: 12-17
Renungan
Suatu kali, dalam kelas katekisasi, seorang anak katekisasi bertanya kepada guru yang sedang mengajar mereka: "Apakah orang kristen tidak boleh mengasihi dunia, tempat ia hidup dan bertumbuh?" mendengar pertanyaan yang demikian itu, maka sang guru kemudian bertanya kepada anak tersebut: "Darimana kamu bisa menyimpulkan seperti itu?" Sang anak kemudian menjawab: "Dari apa yang dikatakan firman Tuhan yang tertulis dalam 1 Yohanes 2:15 yang mengatakan: Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu." Mendengar jawaban yang demikian, maka sang guru pun menjelaskan seperti ini:
Jika kita membaca firman Tuhan, janganlah kita membacanya sepenggal-sepenggal saja. Apalagi hanya berdasarkan satu ayat, lalu kita membuat sebuah kesimpulan atas apa yang harus kita lakukan berdasarkan firman Tuhan tersebut. Sikap atau kebiasaan seperti itu akan membuat kita jadi salah paham terhadap apa yang sebenarnya hendak disampaikan Tuhan kepada kita. Sebuah firman Tuhan itu dituliskan dalam sebuah konteks kehidupan yang saat itu sedang melanda umat Tuhan. Pahamilah konteksnya agar kita dapat menemukan pesan apa yang sebenarnya hendak Tuhan sampaikan.
Surat Yohanes ini ditulis dalam konteks kehidupan umat yang sedang menghadapi banyak godaan dan tantangan di tengah kehidupan mereka sebagai orang beriman. Mereka menghadapi berbagai pengaruh kehidupan yang tidak sesuai dengan apa yang diajarkan Tuhan kepada mereka. Ada orang-orang yang tidak mengenal Tuhan yang mencoba untuk mempengaruhi kehidupan umat Tuhan pada masa itu dengan pengaruh-pengaruh yang tidak baik. Di tengah kehidupan yang seperti itu, maka penulis surat Yohanes dipakai Tuhan untuk memberikan bimbingan agar mereka tidak terjatuh pada sikap hidup yang bertentangan dengan kehendak Tuhan.
Jika dalam tulisannya, sang penulis mengatakan: "Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu." (1 Yoh 2: 15) Maka yang dimaksudkan tentulah bukan mengajak kita untuk membenci dunia yang kita tinggali saat ini. Melainkan kita diajak untuk bersikap hati-hati, jangan sampai di dalam kehidupan ini, kita menempatkan segala sesuatu yang ada di dunia ini lebih tinggi atau lebih utama daripada Allah yang telah memberkati kehidupan kita. Sebagai orang beriman, kita diajak untuk tetap menempatkan Allah dalam hati dan kehidupan kita lebih dari apapun yang ada dalam kehidupan kita, entah itu jabatan, kekayaan, kehormatan, kepandaian, dsb.
Sebagaimana yang diteladankan oleh Daniel dalam kehidupannya sebagai orang beriman. Kitab Daniel 6:1-28 mengisahkan kepada kita bagaimana Daniel tetap mampu menempatkan Allah dalam hidupnya lebih dari pada apapun yang ia miliki dalam dunia ini. Dia tidak menggantikan tempat Allah dalam kehidupannya dengan kekuasaan yang diberikan kepadanya. Ketika dia dipercaya untuk memegang sebuha jabatan dalam hidupnya, Daniel berusaha untuk melakukan tugasnya sebaik mungkin. Dia selalu melakukan tanggungjawabnya dengan baik, sehingga tidak ada celah buat orang lain mempersalahkan tindakannya. Namun, ketika raja Darius membuat perintah yang bertentangan dengan imannya, Daniel tetap mempertahankan iman percayanya kepada Allah. Dia memilih tetap menyembah hanya kepada Allah. Sekalipun karena tindakannya itu, dia harus menghadapi hukuman, sebab dianggap tidak melaksanakan perintah raja Darius.
Seperti itulah contoh kehidupan yang dimaksudkan oleh penulis surat Yohanes tentang hidup yang tidak mengasihi dunia, melainkan mengasihi Bapa. Jadi bukan kita diajak untuk membenci dunia di mana kita tinggal dan hidup, melainkan kita diajak untuk menjalani kehidupan di dunia ini dengan tetap mengasihi Allah dan mengutamakan Allah dalam kehidupan kita. Sebab, barangsiapa mengutamakan Allah dalam kehidupannya, maka dia pasti akan bertindak yang baik dan benar bagi dunia yang ada di sekitarnya. Itulah yang Tuhan kehendaki. Semoga kita dapat mempraktikkannya. Tuhan memberkati. Amin.
Doa Syafaat dan Penutup
Berdoalah agar gereja daapt terus menggembangkan pelayanannya di tengah masyarakat, sehingga kehadiran gereja semakin dirasakan manfaatnya oleh maysarakat luas.
Nyanyian Penutup
Di Dunia Yang Penuh Cemar
(NKB 204: 1-2)
Di dunia yang penuh cemar,
antara sesamamu
hiduplah saleh dan benar.
Nyatakan Yesus dalammu
Refrain:
Nyatakan Yesus dalammu,
Nyatakan Yesus dalammu;
sampaikan Firman dengan hati teguh,
nyatakan Yesus dalammu.
Hidupmu kitab terbuka
dibaca sesamamu;
apakah tiap pembacanya
melihat Yesus dalammu?
(kembali ke refrain)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar