(Selasa, 12 Maret 2024)
Saat Teduh
Nyanyian Pembuka
Indahnya Saat yang Teduh
(KJ 454: 1, 2)
Indahnya saat yang teduh menghadap takhta Bapaku:
kunaikkan doa padaNya, sehingga hatiku lega.
Di waktu bimbang dan gentar, jiwaku aman dan segar;
'ku bebas dari seteru di dalam saat yang teduh.
Indahnya saat yang teduh dengan bahagia penuh.
Betapa rindu hatiku kepada saat doaku.
Bersama orang yang kudus kucari wajah Penebus;
Dengan gembira dan teguh kunanti saat yang teduh.
Pembacaan Mazmur 107: 1-16
(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)
Doa Pembuka dan Firman
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
Pembacaan Alkitab
Perjanjian Lama : Bilangan 20: 1-13
Perjanjian Baru : 1 Korintus 10: 6-13
Renungan
Kecewa adalah salah satu bentuk perasaan yang ada dalam diri setiap manusia. Perasaan ini bisa muncul kapanpun dalam kehidupan manusia. Pemicu kemunculan dari perasaan ini bisa macam-macam bentuknya, misalnya: kenyataan yang tidak sesuai harapan, hasil yang tidak sebanding dengan jerih lelah yang telah dikeluarkan, keinginan yang tidak terpenuhi atau ketika kita merasa bahwa ada orang yang telah menipu kita. Kesemuanya itu bisa menimbulkan rasa kecewa dalam diri kita.
Hal itulah yang juga dialami oleh umat Israel di bawah kepemimpinan Musa. Mereka sempat merasa kecewa dengan apa yang mereka alami dalam perjalanan hidup mereka. Kekecewaan itu timbul karena mereka mengalami peristiwa hidup yang jauh dari yang mereka harapkan. Ketika mereka dibawa Musa keluar dari tanah Mesir, mereka berharap hidup mereka akan lebih baik. Tapi kenyataannya justru sebaliknya. Mereka mengalami berbagai kesulitan dan keterbatasan. Bahkan untuk mendapatkan air minum saja, mereka mengalami kesulitan. Inilah yang membuat mereka marah dan bertengkar dengan Musa dan Harun. Mereka menuduh bahwa Musa dan Harun sebenarnya punya rencana jahat atas hidup mereka. Musa dan Harun dituduh hendak mencelakai dan menyengsarakan hidup umat Israel, bukan menyelamatkan dan membebaskan mereka.
Melihat hal yang demikian ini, maka Allah bertindak untuk memberikan bukti kepada umat Israel bahwa apa yang dipersiapkan Allah buat mereka bukanlah rancangan yang jahat. Allah memerintah Musa untuk memukulkan tongkatnya ke bukit batu yang ditunjuk Allah, maka akan keluar air dari bukit batu itu. Dan terjadilah demikian. Allah memenuhi kebutuhan mereka akan air. Namun, dari peristiwa itu, akhirnya Allah tidak berkenan dan tidak mengijinkan sebagian dari mereka untuk masuk ke tanah perjanjian yang telah disediakan Allah bagi mereka. (Bil 20:1-13)
Melalui firman Tuhan hari ini, kita diajak untuk belajar dari kesalahan umat Israel di masa lalu agar hal itu tidak terulang dalam kehidupan kita di masa sekarang. Rasul Paulus mengingatkan bahwa apa yang diungkapkan dalam firman Tuhan ini dituliskan untuk menjadi contoh dan peringatan bagi kita yang hidup di masa akhir zaman ini, supaya jangan kita berbuat seperti mereka, sehingga kita kehilangan kesempatan untuk menerima pemenuhan janji Tuhan dalam kehidupan kita. (1 Kor 10:6-13) Oleh karena itu, marilah kita belajar untuk mengelola rasa kecewa kita dengan baik dan bijak. Jangan sampai karena kekecewaan kita atas sebuah peristiwa atau beberapa peristiwa dalam kehidupan kita membuat kita meragukan kebaikan Tuhan dalam kehidupan kita. Berhati-hatilah saat kekecewaan mulai timbul dalam hati kita. Jangan sampai kekecewaan itu membuat kita mengambil keputusan-keputusan yang justru bertentangan dengan kehendak Tuhan dalam kehidupan kita. Kendalikanlah rasa kecewamu! Tuhan memberkati. Amin.
Doa Syafaat dan Penutup
Berdoalah untuk gereja agar tetap mau bertumbuh menjadi persekutuan yang tidak eksklusif, melainkan juga memiliki keterbukaan untuk bekerjasama dengan masyarakat di sekitarnya.
Nyanyian Penutup
Tenang dan Sabarlah
(NKB 169: 1, 2)
Tenang dan sabarlah, wahai jiwaku;
tahan derita, jangan mengeluh;
serahkan sajalah pada Tuhanmu
segala duka yang menimpamu.
Allah setia, tak mengecewakan
yang di naunganNya ingin berteduh.
Tenang dan sabarlah, wahai jiwaku;
biarkan Tuhan yang memimpinmu,
sebab di tangan Allah masa lampau,
dikendalikan masa depanmu.
Gelombang dahsyat takkan menerpamu
kar’na di bawah kuasa Tuhanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar