Siapa yang Lebih Dimuliakan? - 11 Maret 2024

 

 TataIbadah

Senin - 11 Maret 2024

Siapa yang Lebih Dimuliakan?

 

 

 

Tenang

Berdiamlah selama semenit, rasakan suasana di sekeliling Saudara. Dengarkanlah semilir angin yang bertiup, tanpa kehilangan pendengaran terhadap suara-suara lain di sekitarnya.

Nyanyikanlah pujian dari

PATUT SEGENAP YANG ADA

Nyanyikanlah Kidung Baru 6

 

Patut segenap yang ada diam dan sujud sembah,

mengosongkan pikirannya dari barang dunia,

kar’na Tuhan sungguh hadir, patut dipermulia.

 

Serafim menutup wajah, Kerubim sujud sembah

sungkem di hadapan Dia dan menyanyi tak lelah:

Haleluya, haleluya, Tuhan Mahamulia!

 

 

Bacalah Mazmur 107.1-16

Pilihlah satu bagian ayatnya dan cobalah mengingatnya sebentar. Resapilah bagian itu dan jadikan sebagai pesan penting menjalani hari ini.

 

 

Perenungan Firman

Berdoalah sebelum membaca perikop

Ibrani 3.1-6

                                

Renungan

 

Dalam pelayanan gereja kita sering mendengar frasa, “Memuliakan Tuhan” diucapkan atau dituliskan. Entah kala ditanya tentang motivasi melayani, atau kala menyanyikan lagu-lagu pujian.

 

Pemuliaan terhadap Tuhan sering disalahkaprahkan. Hal ini terjadi ketika kita lebih menyanjung seseorang dalam gereja – misalkan karena kharismanya, atau karena tindakannya – yang terlihat sangat mengagumkan atau membuat takjub.

 

Hal ini bisa saja terjadi kala melihat pelayanan dilakukan oleh seseorang dalam gereja Tuhan. Apa yang dilakukan barangkali menggugah kita dan membuat kita merasa senang, sehingga menganggapnya sebagai sosok yang terhormat. Lama-kelamaan sikap terhadapnya bisa menjadi seperti mendewakan dia.

 

Sikap tersebut – sering disebut sebagai kultus individu – terjadi juga di masa lampau. Sikap orang yang melihat Musa sebagai sosok pembangun iman umat kerap menempatkannya sebagai pribadi yang dianggap sebagai Tuhan. Ini terjadi karena Musa dilihat sebagai pribadi yang mengangkat kehidupan umat Israel dan mengurus segala kebutuhan mereka.

 

Memang Musa memiliki peran yang tak kecil dalam upaya membangun komunitas umat Israel – bangsa pilihan Tuhan – lewat berbagai tindakan kepemimpinannya. Akan tetapi untuk menyetarakan dia dengan Tuhan, tentu bukanlah hal yang bisa dibenarkan. Oleh sebab itu bagian Alkitab ini memperingatkan kita jika kita punya kecenderungan seperti orang melihat Musa kala itu.

 

Di sini Musa disandingkan – atau lebih tepatnya diperbandingkan – dengan Yesus. Musa dianggap memberlakukan gaya hidup yang menaati Allah dan melakukan segenap tugasnya dengan tanggung jawab penuh kepada Allah. Ini merupakan salah satu dasar kepercayaan umat terhadapnya dan membuatnya memiliki figur pemimpin yang disegani.

 

Namun Yesus memiliki kehormatan yang lebih tinggi ketimbang Musa. Ia lebih layak ditinggikan sebab Ialah Tuhan yang membangun komunitas umat Israel. Ia memiliki kekuatan dan kemampuan jauh di atas Musa dalam segala hal. Jika penulis Ibrani menggunakan istilah “rumah“, kita bisa mengingat ungkapan pemazmur, “Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah jerih payah orang yang membangunnya“ (Mazmur 127.1a). Musa memang membangun komunitas umat Israel, namun yang menjadi pemrakarsa atau peletak dasar pembangunan umat itu, alias yang mendirikan bangunan umat itu adalah Tuhan!

 

Memang, Musa tidak dalam posisi bersaing dengan Yesus. Bagian ini ingin menegur atau mengingatkan kita jika kita melihat orang tertentu di gereja – dengan segala jasa dan kebaikannya – melebihi Tuhan Yesus, ada yang salah di situ.

 

Tentu juga menegur kita jika ketika melayani terbersit keinginan mendapat penghormatan yang sebenarnya tidak layak kita terima. Bukankah kita mengatakan, “Saya melayani demi kemuliaan Tuhan”?

 

Ya, segitu aja sih kayaknya …

 

 

Doa Permohonan

Mari mendoakan agar

1.      kehidupan berjalan dalam ketertiban, setiap orang menyadari dirinya sebagai bagian dari ciptaan Tuhan yang diajak bekerja sama mewujudkan keadilan dan kebaikan

2.      upaya pemerintah, masyarakat, dan setiap warga gereja menyadari hidup di Indonesia yang membutuhkan daya tahan dan sikap menghadapi tantangan yang tidak mudah dalam upaya menata hidup bersama yang lebih baik

 

Menutup ibadah hari ini, mari menyanyikan

DIA HARUS MAKIN BERTAMBAH

 

Dia harus makin bertambah

‘ku harus makin berkurang

Nama Yesus saja disembah

‘ku di tempat paling b’lakang

Bila Yesus ditinggikan

dan nama-Nya dib’ritakan

Pasti Ia menarik semua orang

datang kepada-Nya skarang

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Dipulihkan, Diberkati, dan Dikuatkan oleh DIA”

Sabtu, 20 Desember 2025 SAAT TEDUH   PUJIAN PEMBUKA NKB. 143 _ Janji Yang Manis   Janji yang manis: ” ‘Kau tak ‘Ku lupakan”, tak terombang-a...