Kabarkan!

(Senin, 5 Februari 2024)

 

Saat Teduh

 

Nyanyian Pembuka 

 

Genta Injil Bergaung

(NKB 202 : 1-2)

 

Genta Injil bergaung ke seluruh dunia,

membawakan kabar s'lamat bagi umat manusia.

Besarlah kasih Hu, yang mengutus Putra-Nya,

agar orang yang percaya dapat hidup s'lamanya.


Refrain:

    Suaranya bergema

    dalam dunia yang cemar,

    Injil-Nya memberi

    Sukacita yang besar.


Genta Injil bergaung mengundang masuk pesta mulia,

jangan tampik panggilan-Nya yang penuh anugerah.

"Ku b'rikan tubuh-Ku, 'kau yang lapar, makanlah!

walaupun dosamu merah, bagai salju putihlah." 

(kembali ke refrain)


Pembacaan Mazmur 102 : 12-28

(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)


Doa Pembuka dan Firman

(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)


Pembacaan Alkitab

Perjanjian Lama : 2 Raja-Raja 4 : 8-17, 32-37

Perjanjian Baru : Kisah Para Rasul 14 : 1-7


Renungan 

    Untuk siapakah sebenarnya kabar sukacita yang Tuhan bawa di tengah kehidupan ini? Tentu bukan hanya untuk sekelompok orang tertentu saja. Kabar sukacita atau Injil yang Tuhan bawa di tengah kehidupan ini diperuntukkan bagi semua orang dari segala bangsa. Oleh karena itu, upaya pemberitaan Injil selayaknya tidak dibatasi hanya untuk golongan atau kelompok tertentu saja. Kabar sukacita harus diberitakan kepada semua orang dalam berbagai kesempatan yang ada. Inilah tugas dan tanggung jawab kita sebagai orang percaya yang Tuhan utus di tengah dunia masa kini. Kita harus berupaya untuk menjadikan kehidupan kita sebagai sebuah kesaksian hadirnya kabar baik kepada semua orang yang ada di sekitar kita.

    Hal itulah yang juga dilakukan oleh para Pekabar Injil di masa lampau. Jauh sebelum kedatangan Tuhan Yesus, tugas pemberitaan kabar baik dipercayakan Tuhan kepada Elisa. Bacaan kita dalam 2 Raja-Raja 4:8-17; 32-37 menggambarkan kepada kita tentang Elisa yang diutus Tuhan untuk mewartakan kabar baik kepada seorang perempuan Sunem. Seorang perempuan yang bukan berasal dari kelompok orang Israel. Elisa diutus Tuhan untuk menyatakan kebaikan Tuhan terhadap keluarga perempuan ini. Perempuan Sunem dan suaminya memiliki pergumulan yang berat karena ketiadaan anak dalam keluarga mereka. Padahal, suaminya sudah cukup tua pada waktu itu. Melihat pergumulan yang demikian, maka Elisa diutus untuk memberitakan rencana Tuhan atas perempuan itu. Tuhan hendak memberikan keturunan bagi perempuan Sunem itu, dan terjadilah seperti apa yang direncanakan Tuhan itu. Ketika anak yang diberikan Tuhan kepada perempuan Sunem itu sakit dan meninggal, Elisa diutus dan diberi kuasa oleh Tuhan untuk membangkitkan anak itu. 

    Demikian pula pengalaman Paulus dan Barnabas, saat mereka ada di Ikonium dan sekitarnya. Kedua Rasul itu dipakai Tuhan untuk menyatakan kabar baik kepada masyarakat yang tinggal di sana, sekalipun tidak semua dari mereka merupakan bagian dari orang-orang Yahudi. Tuhan memberikan kuasa dan karunia kepada Paulus dan Barnabas untuk dapat melakukan tanda-tanda ajaib dan mujizat-mujizat untuk menguatkan berita Injil yang mereka sampaikan kepada masyarakat di Ikonium. Hal ini membuat semakin banyak orang yang kemudian menjadi percaya dan menerima Tuhan dalam kehidupan mereka. Bahkan ketika kemudian ada sebagian kelompok yang terusik, Tuhan tetap mengutus dan menuntun Paulus dan Barnabas untuk pergi ke kota-kota di sekitarnya dan memberitakan kabar baik di sana. (Kisah Para Rasul 14:1-7)

    Dua bagian firman Tuhan yang kita baca hari ini, sungguh memberikan gambaran kepada kita bahwa kabar baik tentang cinta kasih Tuhan merupakan kabar baik yang diperuntukkan bagi semua orang. Tidak memandang suku dan bangsa. Sekalipun perempuan itu berasal dari Sunem dan tidak semua penduduk Ikonium adalah keturunan Yahudi, namun kepada mereka dinyatakan juga kasih setia dan kebaikan Tuhan dalam hidup mereka. Perempuan Sunem dan masyarakat Ikonium menjadi bagian dari orang-orang yang dipandang Tuhan layak untuk menerima kabar baik yang hendak Tuhan sampaikan kepada umat-Nya.  

    Belajar dari dua bagian firman Tuhan ini, maka kita sebagai orang percaya masa kini diajak untuk tidak membatasi upaya Tuhan dalam menyatakan kasih-Nya kepada semua orang. Kita justru dipanggil untuk terlibat dalam karya pekabaran Injil kepada semua orang tanpa terkecuali. Marilah kita menjadi seperti Elisa, Paulus dan Barnabas yang terbuka dan bersedia untuk memberitakan kabar baik kepada orang lain, sekalipun orang itu bukan berasal dari kelompok yang sama dengan kita. Marilah kita gunakan kesempatan hidup kita untuk menyatakan karya kebaikan Tuhan bagi semua orang yang kita jumpai dalam kehidupan kita. Sehingga mereka yang belum mengenal kasih Tuhan, akhirnya dapat merasakan hadirnya kasih Tuhan dalam hidup mereka. Mari kita menjadi pewarta Injil dalam kehidupan kita. Tuhan memberkati. Amin.


Doa Syafaat dan Penutup

Berdoalah agar masyarakat Indonesia tetap memiliki semangat untuk membangun kehidupan menjadi lebih baik.


Nyanyian Penutup

 

Mari Sebarkan Injil

(PKJ 183 : 1-2)

 

Mari sebarkan Injil ke seluruh dunia;

mari kabarkan nama Yesus Mahamulia.

Besar kasih-Nya bagiku dan bagi kita semua,

Dia mati bagi umat manusia.


Refrain:

    Mari sebarkan, hai, mari wartakan;

    keselamatan oleh Tuhan tiada terperi,

    dan teruskan serta beritakan

    rahmat Ilahi dalam Yesus diberi.


Bukalah hatimu, mari terima Dia.

Buanglah congkakmu dan tetaplah percaya.

Dekaplah Yesus Tuhanmu agar hidupmu berseri;

s'gala puji bagi Tuhan diberi.

(kembali ke refrain)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Bagi Tuhan - Kamis, 18 Desember 2025

Kamis, 11 Desember 2025