(Selasa, 09 Januari 2024)
Saat Teduh
Nyanyian Pembuka
Tak Ku Tahu 'Kan Hari Esok
(PKJ 241 : 1-2)
Tak ‘ku tahu ‘kan hari esok,
namun langkahku tegap
Bukan surya kuharapkan,
kar’na surya ‘kan lenyap.
O tiada ‘ku gelisah,
akan masa menjelang;
‘ku berjalan serta Yesus.
Maka hatiku tenang.
Refrain:
Banyak hal tak kufahami
dalam masa menjelang.
Tapi t’rang bagiku ini:
Tangan Tuhan yang pegang.
Makin t’ranglah perjalanan,
makin tinggi aku naik.
Dan bebanku makin ringan,
makin nampaklah yang baik.
Di sanalah t’rang abadi,
tiada tangis dan keluh;
Di neg’ri seb’rang pelangi,
kita k’lak ‘kan bertemu.
(kembali ke refrain)
Pembacaan Mazmur 69:1-5; 30-36
(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)
Doa Pembuka dan Firman
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
Pembacaan Alkitab
Perjanjian Lama : Keluaran 30 : 22-38
Perjanjian Baru : Kisah Para Rasul 22 : 2-16
Renungan
"Tak ku tahu kan hari esok" adalah sebuah lagu yang menggambarkan tentang keterbatasan kita dalam memandang masa depan kehidupan kita. Apa yang telah kita rancangkan dan persiapkan terkadang tidak terwujud sesuai dengan rencana kita. Dalam situasi seperti ini, tidak sedikit orang yang kemudian mengumpat keadaan hidupnya karena rasa kecewa atas apa yang sedang terjadi dalam hidupnya. Sikap seperti ini tentu bukanlah sikap yang tepat di tengah kehidupan yang sedang berjalan. Sebab, apa yang kita alami itu bukanlah akhir dari segalanya. Selama hidup masih terus berjalan, maka masih ada kemungkinan-kemungkinan baik yang bisa saja terjadi dan kita alami ke depan.
Hal itulah yang dapat kita pelajari dari pengalaman hidup Paulus, yang disaksikannya dalam Kisah Para Rasul 22 : 2-16. Sebelum Paulus belum menjadi hamba Tuhan, dia memiliki rencana hidup yang telah ditetapkannya. Ia ingin menjadi seorang Yahudi yang sejati. Ia ingin menyingkirkan kelompok-kelompok yang dianggapnya merusak dan membahayakan keyahudian seseorang. Sebab itu, ia rela untuk pergi ke berbagai tempat untuk mengejar orang-orang yang dianggapnya membahayakan kaum Yahudi.
Namun, apa yang terjadi dalam hidupnya ternyata tidak sejalan dengan rencana yang ia miliki. Tuhan mengubah keadaan dan perjalanan hidup Paulus. Dia yang awalnya seorang yang begitu benci dengan kekristenan, diubah menjadi pribadi yang mempersembahkan diri untuk memberitakan Injil ke berbagai tempat. Ia yang tadinya berencana menyingkirkan orang-orang percaya, justru dipakai Tuhan untuk melayani dan menguatkan orang-orang percaya. Hidupnya berubah total dari apa yang semula direncanakannya. Tuhan telah mengubahkan rencana hidupnya.
Hal yang sama bisa saja terjadi dalam kehidupan kita sebagai umat-Nya. Bisa saja apa yang telah kita rencanakan diubah Tuhan sehingga arah hidup kita menjadi sesuai dengan rencana Tuhan. Oleh karena itu, jika di dalam kehidupan ini, apa yang kita alami ternyata tidak sesuai dengan yang telah kita rencanakan, jangan buru-buru kita mengumpat dan menyesali kejadian yang sedang kita hadapi. Mari kita belajar untuk menerima kenyataan-kenyataan hidup yang kita hadapi dengan sabar dan kuat. Siapa tahu melalui peristiwa itu, Tuhan sedang mengarahkan jalan hidup kita agar sesuai dengan rencana yang Dia miliki bagi kita. Sebab, kita tidak tahu apa yang akan terjadi ke depan, namun Tuhan tahu apa yang baik untuk kita. Selamat menjalani hidup. Tuhan memberkati. Amin.
Doa Syafaat dan Penutup
Berdoalah agar Gereja terus berperan serta dalam melakukan kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat di sekitarnya, sehingga kehadirannya membawa dampak yang nyata dan baik bagi masyarakat luas.
Nyanyian Penutup
Tak Ku Tahu 'Kan Hari Esok
(PKJ 241 : 3)
Tak ‘ku tahu ‘kan hari esok,
mungkin langit ‘kan gelap.
Tapi Dia yang berkasihan,
melindungi ‘ku tetap.
Meski susah perjalanan,
g’lombang dunia menderu,
dipimpinNya ‘ku bertahan
sampai akhir langkahku.
Refrain:
Banyak hal tak kufahami
dalam masa menjelang.
Tapi t’rang bagiku ini:
Tangan Tuhan yang pegang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar