TataIbadah
Senin - 15
Januari 2024
Gelap dan Terang; Bisakah Bersatu?
Tenang
Berdiamlah selama semenit,
rasakan suasana di sekeliling Saudara. Dengarkanlah semilir angin yang bertiup,
tanpa kehilangan pendengaran terhadap suara-suara lain di sekitarnya.
Nyanyikanlah pujian dari
NKB
3 – Terpujilah Allah
Terpujilah
Allah hikmat-Nya besar;
begitu
kasih-Nya ‘tuk dunia cemar,
sehingga
dib’rilah Putra-Nya kudus
mengangkat
manusia serta menebus.
Pujilah, pujilah, buatlah dunia
bergemar, bergemar mendengar
suara-Nya.
Dapatkanlah Allah demi Putra-Nya,
b’ri
puji pada-Nya sebab hikmat-Nya.
Tiada
terukur besar hikmat-Nya;
penuhlah
hatiku sebab Anak-Nya.
Dan
amatlah k’lak hati kita senang
Melihat
Sang Kristus di sorga cerlang.
Bacalah Mazmur 86
Pilihlah
satu bagian ayatnya dan cobalah mengingatnya sebentar. Resapilah bagian itu dan
jadikan sebagai pesan penting menjalani hari ini.
Perenungan Firman
Berdoalah sebelum membaca perikop
2 Korintus 6.14- 7.1
Renungan
Bagian
Alkitab ini sering diasosiasikan dengan pernikahan. Padahal sebetulnya
maksudnya ingin memperlihatkan bahwa hidup Kristen tidak boleh dicampur dengan
hidup nonkristen. Ini bukan berarti kita tidak boleh bergaul dengan orang-orang
nonkristen. Tentu saja hidup berdampingan, bahkan bekerja sama dengan orang
yang berbeda keyakinan dan kepercayaan, merupakan bagian dari perwujudan sikap
toleransi dan kerendahan hati yang diajarkan Kristus. Sehingga maksud bagian
ini bukanlah menasehati kita tentang hidup dalam kemajemukan. Samasekali bukan!
Bagian
ini ditulis dalam konteks Paulus yang menasehati umat agar tidak bergaul dengan
para penyembah berhala, yang membawa pengaruh buruk terhadap orang Kristen.
Dalam diri mereka tidak dikenal sikap takut akan Tuhan, sebab penyembah berhala
itu sesungguhnya menuhankan diri mereka sendiri. Mereka, yang sebenarnya bukan
sumber terang – karena dosa – menganggap bahwa merekalah kebenaran, sehingga
menolak Tuhan. Sikap yang seperti ini tidak boleh ditoleransi oleh umat
Kristen, sebab dasar pertama mengikut Kristus adalah takut akan Tuhan dan
menyadari keberadaannya sebagai orang yang bergantung pada kebenaran Tuhan.
Tidak ada kebenaran lain di luar Tuhan. Ini harus dipegang teguh dalam
pengembaraan hidup dan pengabdian diri kita.
Tujuan
bagian ini ditulis adalah agar sebagai Kristen, kita berpegang teguh pada
nilai-nilai kebenaran yang kita dapati di dalam Kristus. Secara umum, surat
Paulus yang kedua kepada jemaat di Korintus ini ditulis dalam situasi perpecahan
dalam jemaat (cf. 1 Kor 3). Ada orang yang menuduh Paulus bukanlah rasul
Kristus dan karenanya menghasut orang-orang lain agar tidak mempercayai apa
yang diajarkan Paulus. Di sisi lain, tidak sedikit pula yang meyakini ajaran
Paulus bersumber dan berpusat pada Kristus yang ia junjung dan sembah. Karena inilah
maka terjadi perpecahan.
Tentang
hal ini, Paulus menegaskan bahwa penghasut-penghasut itu berasal dari pihak
yang ingin menyesatkan umat, dengan tujuan agar mereka tidak mengikuti ajaran
Kristus. Mereka mengaburkan pemahaman yang selama ini diajarkan Paulus. Sayangnya,
ada yang terhasut sehingga berpikir ajaran Paulus merupakan ajaran palsu, yang bukan
berasal dari Kristus. Dari sinilah Paulus menekankan pentingnya meyakini
kebenaran yang mendasar dan tetap berpegang pada Kristus sebagai sumber
kebenaran.
Memang
ini bukan perkara sederhana. Tidak mudah membuktikan mana yang berasal dari
Kristus dan mana yang bukan. Dalam upaya kita menjadi semakin sempurna, selalu
saja ada gangguan yang menggoda atau membuat kita bingung. Dalam situasi inilah
Paulus menasehatkan, “marilah kita menghormati Allah dan memberikan diri kita
sepenuhnya kepada Dia, dengan mencoba menjadi seperti Dia secara sempurna.”
Berfokuslah
kepada Tuhan. Ingatlah Kristus dengan segala yang telah dilakukan dan
dikatakan-Nya. Jadilah subjek yang mengarahkan diri kepada-Nya, mulai dengan
memperhatikan apa yang disampaikan secara sederhana dalam Dekalog (Keluaran 20.1-17),
sambil terus memperbaiki dan mengembangkan diri. Kiranya itu dapat menolong
kita menghadapi beraneka pergumulan dengan tetap setia kepada Kristus.
Kalimat
alternatif yang dapat dipakai untuk menerjemahkan nas ini adalah “Janganlah mau
menjadi teman sekerja dengan orang-orang yang tidak percaya kepada Kristus.
Orang benar dan orang jahat tidak dapat sepaham, dan terang tidak dapat
bercampur dengan gelap. Ini benar, bukan?”
Kalimat
itu ingin menegaskan agar ketika kita berfokus kepada Kristus, jangan mau
dikaburkan dengan hal yang bertentangan. Misalnya, ketika kita berusaha hidup
jujur, janganlah tergoda dengan pengecualian, “Bohong boleh kok, selama …. ”
atau ketika dalam kesulitan kita tergoda untuk mencuri, janganlah setuju ketika
orang lain mengatakan “jika sudah kepepet, apa boleh buat …”
Kalimat-kalimat
semacam itu seakan mendatangkan kesejukan bagi kita di tengah situasi yang mengandung
penderitaan. Akan tetapi, sebagaimana Paulus menghadapinya, kita diajak bertahan
– tanpa perlu membandingkannya dengan orang lain – dan setia. Maka kita bisa
menatap hari depan sambil mengingat yang ditulis dalam Wahyu 2 ayat 10c, “Hendaklah
engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota
kehidupan.”
Doa Permohonan
Mari
memohon agar
1. anggota
jemaat menyadari penyertaan Tuhan dalam hidup, sehingga dalam suka maupun duka,
hidupnya dipenuhi syukur senantiasa
2. kehidupan
bangsa dapat dijalani dalam penataan dan pengaturan yang baik dari pemerintah,
di tengah berbagai dinamika kepercayaan masyarakat terhadap para pemimpin
bangsanya
3. Persiapan
menyongsong Pemilihan Umum, agar berlangsung dalam keamanan, kenyamanan, dan
ketertiban
Menutup
ibadah hari ini, mari menyanyikan
NKB
138 – Makin Serupa Yesus, Tuhanku
Makin
serupa Yesus, Tuhanku,
inilah
sungguh kerinduanku
Makin
bersabar, lembut dan merendah,
makin
setia dan rajin bekerja
Ya Tuhanku, kub'rikan pada-Mu
hidup penuh dan hatiku seg'nap.
Hapuskanlah semua dosaku,
jadikanlah
‘ku milik-Mu tetap.
Makin
serupa Yesus, Tuhanku,
setiap
hari ini doaku:
Makin
bergiat menjadi murid-Nya,
makin
berani menjadi saksi-Nya
Makin
serupa Yesus, Tuhanku,
ini
selalu cita-citaku:
Makin
bertambah di dalam kasihku,
makin
bersungguh menyangkal diriku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar