Waktu Tuhan

 

Tataibadah Harian

Rabu, 11 Oktober 2023

Waktu Tuhan

 

Saat Teduh

 

Nyanyi Bersama

KJ 466 - Ya Tuhan Isi Hidupku

 

Ya Tuhan, isi hidupku dengan anugerah,

supaya dalam diriku citra-Mu nyatalah

 

Janganlah hanya bibirku atau pun hatiku,

seluruh hidup jadilah pujian bagi-Mu

 

Kiranya tiap langkahku dan pekerjaanku

pun yang biasa dan kecil memuji nama-Mu

 

Mazmur 144

dibaca secara berbalasan; laki-laki dan perempuan bergantian

 

Persiapan merenung

KJ 441 - Ku Ingin Menyerahkan

 

‘Ku ingin menyerahkan seluruh hidupku

sekalipun tak layak, kepada Tuhanku.

Kubunuh keinginan dan hasrat hatiku,

supaya hanya Tuhan mengisi hidupku.

 

Pembacaan Alkitab

Seorang membacakan Kidung Agung 8.5-14

Seorang lain membacakan Yohanes 11.45-57

         

Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya. Namun, beberapa di antara mereka pergi kepada orang-orang Farisi dan menceritakan kepada mereka, apa yang telah dibuat Yesus.

Lalu imam-imam kepada dan orang-orang Farisi memanggil Makhamah Agama untuk berkumpul dan mereka berkata, “Apa yang harus kita lakukan? Sebab, Orang itu membuat banyak mujizat. Apabila kita biarkan Dia, semua orang akan percaya kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang dan merampas tempat suci kita serta bangsa kita.”

Namun, salah seorang di antara mereka, Kayafas, imam besar pada tahun itu, berkata kepada mereka, “Kamu tidak tahu apa-apa, dan kamu tidak Insaf bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita daripada seluruh bangsa kita ini binasa.”

Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai imam besar pada tahun itu ia bernubuat bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu, dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai.

Mulai hari itu mereka sepakat untuk membunuh Dia.

Karena itu Yesus tidak tampil lagi di depan umum di antara orang-orang Yahudi, tetapi Ia berangkat dari situ ke daerah dekat padang gurun, ke sebuah kota yang Bernama Efraim, dan di situ Ia tinggal bersama murid-murid-Nya.

Pada waktu itu Hari Raya Paskah orang Yahudi sudah dekat dan banyak orang dari negeri itu berangkat ke Yerusalem untuk menyucikan diri sebelum Paskah. Mereka mencari Yesus dan sambil berdiri di dalam Bait Allah, mereka berkata seorang kepada yang lain, “Bagaimana pendapatmu? Akan datang jugakah Ia ke pesta?”

Sementara itu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi telah memberikan perintah supaya setiap orang yang tahu di mana Dia berada memberitahukannya, agar mereka dapat menangkap Dia. (TB2, LAI)

 

Renungan: Waktu Tuhan

 

 

Setiap orang punya pergumulan dalam hidup. Dalam keyakinan iman, kita percaya bahwa Tuhan pasti memberikan yang terbaik bagi kita, sehingga dapat melewati setiap pergumulan tersebut.

 

Akan tetapi terkadang – atau sering – kita membiarkan diri kita dituntun oleh pandangan tentang apa yang semestinya Tuhan lakukan dalam situasi yang kita hadapi tersebut. Misalnya, ketika kita sedang butuh pekerjaan. Kita berdoa supaya Tuhan membuat kita dapat memiliki pekerjaan. Apalagi di saat yang sama anak kita sedang sakit dan membutuhkan uang tak sedikit untuk biaya pengobatannya. Karena kebaikan-Nya, bukankah semestinya Tuhan mengabulkan doa kita?  

 

Sejak mengenal Yesus Kristus, kita diajar memahami Yesus datang untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Caranya, dengan mati di salib. Suka atau tidak, itu satu-satunya cara yang harus dijalani-Nya demi menebus dosa. Cerita Injil memperlihatkan kegundahan imam-imam kepala bangsa Yahudi akibat perbuatan Yesus, yang memperkuat keinginan mereka membunuh Yesus. Akan tetapi Yesus tidak membiarkan mereka segera menangkap-Nya. Ia justru menghindar dari orang-orang yang bermaksud membunuh-Nya itu.

 

Mengapa demikian? Bukankah itu jalan yang sesuai skenario Allah? Apakah Yesus berubah pikiran?

 

Ternyata tidak. Yesus tetap berencana menjalankan apa yang seharusnya Ia jalankan. Mungkin manusia menduga Yesus akan langsung ‘menyerahkan diri’ begitu ada kesempatan, sehingga misi-Nya segera tuntas. Namun siapa yang tahu cara orang-orang itu membunuh Yesus? Jika dibunuh secara diam-diam, bisa jadi kematian Yesus tidak mendatangkan penyelamatan bagi manusia berdosa.

 

Sebagai manusia, kita tak jarang memiliki hasrat yang teramat kuat untuk mewujudkan sesuatu. Hasrat seperti yang terpancar dalam tulisan pada kitab Kidung Agung. Seakan tak ada lagi yang dapat menghalangi kita mencapainya. Dalam bahasa sehari-hari, kalimat pengungkapannya bisa berbunyi, “pokoknya, … “

Apalagi jika yang kita inginkan itu diyakini benar dan sesuai maunya Tuhan. Padahal belum tentu apa yang kita pikirkan benar itu sebenarnya dikehendaki Tuhan.

 

Seperti kata Pengkhotbah, segala sesuatu ada waktunya, demikian pula dengan perwujudan kebaikan. Jika memang sudah tiba, kita akan melihat bagaimana karya Tuhan dinyatakan. Sambil menanti waktu itu, tetaplah berusaha melakukan yang baik, dan percayalah, Tuhan tetap akan mengerjakan segala sesuatu yang baik, sesuai waktu-Nya.

 

Doa Syafaat

Mari mendoakan supaya setiap anggota keluarga saling mendukung dan menguatkan

 

Nyanyi Bersama

“Waktu Tuhan”

 

Bila Kau ijinkan sesuatu terjadi

Ku percaya semua untuk kebaikanku

Bila nanti telah tiba waktu-Mu

Ku percaya kuasa-Mu

Memulihkan hidupku

 

Waktu Tuhan pasti yang terbaik

Walau kadang tak mudah dimengerti

Lewati cobaan, ku tetap percaya

Waktu Tuhan pasti yang terbaik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Dipulihkan, Diberkati, dan Dikuatkan oleh DIA”

Sabtu, 20 Desember 2025 SAAT TEDUH   PUJIAN PEMBUKA NKB. 143 _ Janji Yang Manis   Janji yang manis: ” ‘Kau tak ‘Ku lupakan”, tak terombang-a...