Tataibadah Harian
Rabu, 25 Oktober 2023
Kesalahan Yang Berbuah Manis
Saat Teduh
Nyanyi Bersama
PKJ 58 – Semua Yang
Tercipta
Semua yang tercipta
, hai alam semesta
agungkan nama Tuhan
dan puji kasih-Nya.
Matahari, bulan,
bintang, burung-burung, ikan-ikan,
seluruh margasatwa
di gunung dan lembah.
Semua manusia, hai
ikutlah serta
memuji kasih Tuhan
yang agung mulia.
Dalam Yesus,
Putera-Nya, kita s’lamat selamanya
segala sesuatu
dibaharui-Nya.
Mazmur 98
dibaca secara berbalasan;
laki-laki dan perempuan bergantian
Persiapan merenung
PKJ 15 – Kusiapkan
Hatiku, Tuhan
Kusiapkan hatiku,
Tuhan,
menyambut firman-Mu,
saat ini.
Aku sujud menyembah
Engkau
dalam hadirat-Mu,
saat ini.
Curahkanlah
pengurapan-Mu
kepada umat-Mu, saat
ini.
Kusiapkan hatiku,
Tuhan,
mendengar firman-Mu.
Firman-Mu, Tuhan,
tiada berubah,
sejak semulanya dan
s’lama-lamanya
tiada berubah
Firman-Mu, Tuhan,
penolong hidupku.
Kusiapkan hatiku,
Tuhan,
menyambut firman-Mu.
Pembacaan Alkitab
Seorang
membacakan Daniel 6.1-28
Seorang
lain membacakan Matius 17.22-27
Pada
waktu Yesus dan murid-murid-Nya bersama-sama di Galilea, Ia berkata kepada
mereka, “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, mereka akan
membunuh Dia, dan pada hari ketiga ia akan dibangkitkan.”
Murid-murid-Nya
pun sedih sekali.
Ketika
Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Kapernaum, datanglah pemungut pajak Bait
Allah kepada Petrus dan berkata, “Apakah gurumu tidak membayar pajak sebesar
dua dirham itu?”
Jawabnya,
“Tentu membayar.” Ketika Petrus masuk rumah, “Yesus mendahuluinya dengan
pertanyaan, “Apakah pendapatmu, Simon? Dari siapakah raja-raja dunia ini
memungut bea atau pajak? Dari rakyatnya atau dari orang asing?”
Jawab
Petrus, “Dari orang asing!”
Kata
Yesus kepadanya, “Jadi, bebaslah rakyatnya. Tetapi supaya kita tidak membuat
mereka gusar, pergilah memancing ke danau. Tangkaplah ikan pertama yang
kaupancing. Bukalah mulutnya dan engkau akan menemukan mata uang empat dirham
di dalamnya. Ambillah itu dan bayarkanlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu
juga.” (TB2, LAI)
Renungan: Kesalahan Yang Berbuah Manis
Zaman
dahulu, di Bait Allah diberlakukan aturan atau ketentuan bea atau pajak, yang
dikenakan kepada setiap orang Yahudi. Uang yang harus dibayarkan jumlahnya dua dirham
setahun, yang digunakan untuk pemeliharaan Bait Allah. Imam dan guru-guru agama
dibebaskan dari kewajiban ini.
Pada
suatu ketika Yesus dan Petrus dijumpai pemungut pajak Bait Allah dan menanyakan
apakah mereka membayar iuran yang diberlakukan ini, Petrus menjawab, “Tentu
saja Gurunya (Yesus) akan membayar”.
Tentang
hal itu Yesus bertanya kepada Petrus, “Siapa yang seharusnya membayar iuran kepada
raja-raja dunia ini? Rakyat atau orang asing?” Rakyat merujuk kepada penghuni
istana di mana sang raja tinggal, yakni para kerabatnya, atau orang-orang yang
dikategorikan VIP di situ, sementara orang asing adalah orang lain yang bukan
famili atau kerabat Kerajaan. Petrus menyatakan bahwa tentulah rakyat yang dibebaskan
dari kewajiban itu, alias tidak usah membayar. Yesus menyetujui jawaban itu.
Jika disetarakan
dengan Bait Allah, siapa yang seharusnya dianggap rakyat alias keluarga Bait Allah
tersebut? Bukankah Yesus, yang adalah Anak Allah, merupakan penghuni (atau
bahkan pemilik) rumah tersebut? Lalu, mengapa Dia harus membayar?
Namun
perhatikanlah reaksi Yesus. Ia mengatakan kepada Petrus untuk membayarkan saja atas nama Yesus meskipun harusnya Ia tidak membayar.
Yesus memang
menanggung apa yang tidak seharusnya Ia tanggung. Manusia yang berdosa, Ia yang
menanggung hukuman, di atas salib. Sadarkah kita bahwa seharusnya kita yang
membayar dan bukan Yesus? Akan tetapi karena kemurahan kasih-Nya Ia rela
menanggung dosa kita dan mati bagi kita. Bukankah dampaknya manis bagi kita, manusia dan seluruh ciptaan yang dosanya ditanggung oleh-Nya?
Doa Syafaat
Mari
mendoakan supaya setiap anggota keluarga memiliki kerinduan bersekutu
Nyanyi Bersama
PKJ 146 – Bawa
Persembahanmu
Bawa persembahanmu
dalam rumah Tuhan
dengan rela hatimu,
janganlah jemu.
Bawa persembahanmu,
bawa dengan suka.
Bawa persembahanmu, tanda sukacitamu.
Bawa persembahanmu, ucaplah syukur.
Rahmat Tuhan padamu
tidak tertandingi
oleh apa saja pun
dalam dunia.
Kasih dan karunia
sudah kau terima.
Persembahkan dirimu
untuk Tuhan pakai
agar kerajaan-Nya
makin nyatalah.
Damai dan sejahtera
diberikan Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar