Kedahsyatan Kuasa Allah

(Selasa, 24 Oktober 2023)

 

Saat Teduh

 

Nyanyian Pembuka 

 

Allah Hadir Bagi Kita

(KJ 18 : 1, 3)

 

Allah hadir bagi kita

dan hendak memb'ri berkat,

melimpahkan kuasa Roh-Nya

bagai hujan yang lebat.


Refrain:

    Dengan Roh Kudus, ya Tuhan,

    umat-Mu berkatilah!

    Baharui hati kami;

    O, curahkan kurnia.


Allah hadir! O, percaya

dan berdoa pada-Nya

agar kita dikobarkan

oleh nyala kasih-Nya.

(kembali ke refrain)


Pembacaan Mazmur 98

(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)


Doa Pembuka dan Firman

(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)


Pembacaan Alkitab

Perjanjian Lama : Daniel 3 : 19-30

Perjanjian Baru : Wahyu 18: 21-24


Renungan 

Membaca kisah penghukuman terhadap Sadrakh, Mesakh, dan Abednego yang dilakukan oleh raja Nebukadnezar, sebagaimana yang digambarkan dalam kitab Daniel 3:19-30 membuat kita melihat betapa besar dan dahsyatnya kuasa Allah kita. Setidaknya ada 3 bentuk kedahsyatan kuasa Allah kita dalam peristiwa ini: 

Pertama, dengan kuasa-Nya, Allah mampu melindungi mereka bertiga, sehingga tubuh mereka bertiga tidak terbakar oleh panasnya api. Padahal, orang-orang yang sebelumnya mengangkat mereka bertiga telah mati terbakar, sementara mereka bertiga tetap bisa hidup dan berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu. Jika bukan karena kuasa Allah yang melindungi mereka, tentulah panas api itu akan langsung menyambar tubuh mereka dan membakarnya.

Kedua, dengan kuasa-Nya, Allah mampu mengubah pandangan Nebukadnezar tentang siapa Allah yang disembah oleh Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. Nebukadnezar yang pada awalnya sangat kesal dan marah karena keteguhan iman mereka bertiga berubah menjadi seorang yang justru mengakui kebesaran Allah mereka. Hati Nebukadnezar yang tadinya dipenuhi dengan amarah, diubah menjadi hati yang kagum akan kebesaran kuasa Allah dan memuji Allah. Bahkan Nebukadnezar memberikan jaminan perlindungan dan dukungan agar Sadarkh, Mesakh, dan Abednego dapat tetap menyembah kepada Allah. Dia yang tadinya begitu menolak keberadaan Allah, seketika menjadi manusia yang percaya akan kebesaran kuasa Allah.

Ketiga, dengan kuasa-Nya, Allah mampu mengubah penghukuman yang seharusnya membuat Sadrakh, Mesakh, dan Abednego mengalami nasib naas,  justru menjadi peristiwa yang mengangkat status mereka di hadapan raja Nebukadnezar dan seluruh masyarakat Babel. Sadarkh, Mesakh, dan Abednego mendapatkan kedudukan tinggi di wilayah kekuasaan Babel. Bahkan mereka tidak perlu merasa takut dan terancam jika mereka hendak menyembah Allah dengan cara mereka. 

Jika di masa kehidupan Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, Allah mampu untuk mendatangkan kebaikan bagi umat yang setia kepada-Nya, maka di masa sekarang ini, Allah pun masih mampu untuk menolong umat-Nya yang setia kepada-Nya. Oleh karena itu, jika di tengah kehidupan ini, kita menghadapi tantangan dan kesulitan dalam kehidupan kita, janganlah kita berhenti berharap pada pertolongan-Nya. Sesulit apapun perjalanan hidup yang harus kita tempuh dan jalani, kita harus tetap memiliki keyakinan yang kuat bahwa Allah pasti mampu membebaskan kita dari kesulitan kita. 

Dengan kuasa-Nya yang dahsyat, Allah pasti akan bertindak untuk kita. Yang kita butuhkan adalah kesetiaan kita untuk menantikan pertolongan dan pernyataan kuasa-Nya atas hidup kita. Jika kita menantinya dengan setia dan penuh keyakinan, maka apa yang tidak mungkin, di tangan Allah akan menjadi mungkin di kemudian hari. Sebab Allah kita adalah Allah yang berkuasa untuk menolong kita seperti Ia menolong Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. Amin.     


Doa Syafaat dan Penutup

Berdoalah agar gereja-gereja Tuhan diberbagai tempat tetap memiliki kepedulian terhadap pergumulan yang ada di tengah masyarakat, sehingga mereka turut serta berkarya untuk mendatangkan kebaikan bagi masyarakat di sekitarnya.


Nyanyian Penutup

 

Tenang dan Sabarlah

(NKB 169 : 1-2)

 

Tenang dan sabarlah, wahai jiwaku;

tahan derita, jangan mengeluh;

serahkan sajalah pada Tuhanmu

segala duka yang menimpamu.

Allah setia, tak mengecewakan

yang dinaungan-Nya ingin berteduh


Tenang dan sabarlah, wahai jiwaku;

biarkan Tuhan yang memimpinmu,

sebab di tangan Allah masa lampau,

dikendalikan masa depanmu.

Gelombang dahsyat takkan menerpamu

kar'na di bawah kuasa Tuhanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Bagi Tuhan - Kamis, 18 Desember 2025

Kamis, 11 Desember 2025