(Senin, 23 Oktober 2023)
Saat Teduh
Nyanyian Pembuka
Suara-Mu Kudengar
(KJ 33 : 1-2)
Suara-Mu kudengar
memanggil diriku
supaya ku di Golgota
dibasuh darah-Mu!
Refrain:
Aku datanglah,
Tuhan pada-Mu;
Dalam darah-Mu kudus
sucikan diriku.
Kau panggil diriku,
supaya kukenal;
iman, harapan yang teguh
dan kasih-Mu kekal.
(kembali ke refrain)
Pembacaan Mazmur 98
(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)
Doa Pembuka dan Firman
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
Pembacaan Alkitab
Perjanjian Lama : Daniel 3 : 1-18
Perjanjian Baru : Wahyu 18: 1-10, 19-20
Renungan
Iman SMA? Apa maksudnya? Iman SMA adalah singkatan dari Iman Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. Singkatan ini terinspirasi dari kisah keteguhan iman Sadarkh, Mesakh, dan Abednego yang diungkapkan dalam kitab Daniel 3 : 1-18 yang sungguhlah sangat luar biasa. Sosok raja Nebukadnezar yang pada masa itu terkenal sangat tegas dan keras tidak membuat mereka gentar untuk tetap memegang teguh keyakinan iman mereka kepada Allah. Sekalipun pada masa itu Nebukadnezar memerintahkan kepada seluruh orang yang tinggal di wilayah kekuasaannya untuk menyembah sebuah patung emas yang telah didirikannya di dataran Dura di wilayah Babel. Sadarkh, Mesakh, dan Abednego tetaplah menolak untuk melakukan apa yang diperintahkan oleh raja Nebukadnezar itu. Bagi mereka, yang layak untuk disembah hanyalah Allah. Mereka tidak mau menduakan Allah dengan menyembah kepada patung buatan Nebukadnezar tersebut. Keteguhan mereka itu pada akhirnya membuat mereka berhadapan dengan kemarahan raja Nebukadnezar.
Dalam kemarahannya itu, Nebukadnezar masih memberikan kesempatan kepada Sadrakh, Mesakh, dan Abednego untuk berubah pikiran. Dia memberi kesempatan agar mereka mau menyembah pada dewa dan patung yang dibuat Nebukadnezar. Namun, ketiga orang itu tetaplah dengan pilihannya untuk teguh beriman hanya kepada Allah yang selama ini telah disembah mereka. Bahkan mereka tidak takut jikalau memang mereka harus menanggung hukuman yang akan dijatuhkan oleh Nebukadnezar kepada mereka. Mereka tetap yakin bahwa Allah yang mereka yakini dan mereka sembah selama ini pasti akan bertindak untuk menolong dan melindungi mereka.
Iman Sadrakh, Mesakh, dan Abednego adalah iman yang sejati. Iman yang tidak bisa digantikan oleh apapun yang ada di dunia ini. Sekalipun mereka diperhadapkan pada ancaman, mereka tidak gentar. Mereka tidak ragu dan tidak berpaling dari Allah yang selama ini telah mereka sembah. Iman yang seperti inilah yang sangat kita perlukan dalam kehidupan kita sekarang ini. Di tengah berbagai macam godaan yang datang dalam kehidupan kita, iman Sadrakh, Mesakh, dan Abednego perlu untuk kita miliki dalam kehidupan kita. Keteladanan iman mereka bertiga harus kita contoh. Jangan sampai karena satu dan lain hal, kita dengan mudah melepaskan iman kepercayaan kita kepada Allah. Sebab, begitu kita melepaskan iman kita dan menggantikannya dengan yang lain, maka kita akan semakin lemah. Sumber kekuatan dan pertolongan kita selama ini adalah Allah sendiri. Tanpa Allah, kita tidak akan mampu untuk melewati berbagai rintangan dan tantangan dalam kehidupan kita. Oleh karena itu, apapun yang terjadi, marilah kita belajar untuk menjadi seperti Sadrakh, Mesakh, dan Abednego dalam kehidupan kita saat ini. Tuhan memberkati. Amin.
Doa Syafaat dan Penutup
Berdoalah agar pemerintah terus berusaha untuk membuka peluang bagi masyarakat untuk dapat memiliki usaha mandiri
Nyanyian Penutup
Ya Tuhan, Kuatkan Imanku
(PKJ 249 : 1-3)
Ya Tuhan, kuatkan imanku,
jauhkan dari pencobaan
dan bimbing hamba-Mu selalu
setia turut kehendak-Mu
Ya Tuhan, Kaulah Pelindungku,
bersama-Mu tenang hidupku.
Si jahat pun tak 'kan berdaya
jikalau Tuhan besertaku.
Ya Tuhan, 'ku yakin kuasa-Mu
menuntun setiap langkahku.
Ajarlah aku menyerahkan diriku
ke dalam tangan-Mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar