Bukan Sekadar Slogan

 (Selasa, 31 Oktober 2023)

 

Saat Teduh

 

Nyanyian Pembuka 

 

Hai Orang yang Beriman

(NKB 52 : 1-2)

 

Hai orang yang beriman, tetap waspadalah!

Sebab t'lah larut malam kelam bertambahlah.

Hai jagalah pelita dan janganlah cemas,

berjaga dan berdoa, k'lak datang Pelepas.


B'ri lampu t'rus bernyala dan tambah minyaknya.

Janganlah putus asa, tetap bersiaplah.

Pengawal di dewala memandang ke masyrik,

menanti datang fajar yang hilangkan pedih.


Pembacaan Mazmur 119 : 41-48

(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)


Doa Pembuka dan Firman

(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)


Pembacaan Alkitab

Perjanjian Lama : Ulangan 10 : 10-22

Perjanjian Baru : Yakobus 2 : 14-26


Renungan 

    Jika kita amati dalam sebuah poster atau baliho atau iklan, seringkali kita menjumpai ungkapan-ungkapan singkat yang menarik perhatian dan mudah diingat untuk diceritakan atau diungkapkan kembali. Contohnya: "Budayakan membaca walau hanya sebentar", "Cerdas dan beriman adalah simbol generasi muda bangsa Indonesia, atau "Apapun makanannya, minumnya Teh Botol Sosro", dsb. Kalimat-kalimat tersebut merupakan kalimat-kalimat yang pendek dengan pesan yang jelas dan mudah untuk diingat oleh setiap orang yang membacanya. Itulah yang disebut dengan 'slogan'. Tujuan orang membuat slogan adalah untuk menarik perhatian orang yang membacanya dan mengajak mereka untuk bertindak atau menahan diri untuk tidak bertindak terhadap sesuatu yang sedang ditawarkan.

    Pertanyaannya, apakah sang pembuat slogan sendiri mengikuti apa yang diungkapkan dalam kalimat tersebut? Belum tentu. Apalagi jika slogan itu merupakan slogan untuk mempromosikan sebuah produk. Sekalipun kata-katanya bagus dan menarik, si pembuat belum tentu memakai produk yang ditawarkan dalam slogan itu. Contohnya: tidak berarti bahwa sang pembuat slogan Teh Sosro pasti selalu minum teh botol sosro selesai makan. Bisa saja dia minum air putih atau es teh atau jenis-jenis minuman yang lain sesuai dengan seleranya saat itu. Jadi tidak ada keharusan bagi sang pembuat slogan untuk melakukan apa yang dia tuliskan dalam kalimat tersebut. Dia melakukannya semata-mata karena ada tanggung jawab yang dipercayakan kepadanya untuk mengiklankan sebuah produk.

    Berbeda dengan iman. Iman bukanlah sekadar slogan. Iman bukan sekadar rumusan kalimat-kalimat singkat yang menarik perhatian dan mudah untuk diingat dan diceritakan kembali. Iman adalah kalimat-kalimat pengakuan yang lahir dari kesadaran diri dan dari praktik kehidupan yang dijalani. Sebab itulah, dalam Yakobus 2:14-26, Paulus mengingatkan kepada kita tentang pentingnya perbuatan yang sesuai dengan iman atau keyakinan yang kita hidupi. Jika kita adalah orang beriman, maka seharusnya perbuatan-perbuatan yang kita lakukan juga sejalan dengan iman yang kita hidupi dalam dunia ini. Jika ada orang yang di dalam kehidupan ini mengaku diri sebagai orang beriman, namun perbuatan-perbuatannya tidak sejalan dengan imannya, maka pada orang itu layak untuk dipertanyakan tentang kebenaran imannya. Apa gunanya kita menyakini sesuatu dengan kata-kata atau dengan kalimat yang indah, jika sesuatu itu tidak kemudian kita lakukan dalam kehidupan kita? Apa gunanya kita mengatakan bahwa kita percaya kepada Allah adalah sesembahan kita, namun perbuatan-perbuatan yang kita tunjukkan ternyata tidak membuktikan bahwa kita adalah orang-orang yang percaya dan takut akan Allah? Pengakuan itu menjadi tidak ada gunanya. Dalam bahasa Paulus, ia mengatakan "Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati." (Yak. 2:26)

    Oleh karena itu, sebagai orang yang beriman, marilah kita dengan tunjukkan iman kita melalui perbuatan-perbuatan kita. Marilah kita belajar untuk terus mempraktikkan apa yang kita imani dalam kehidupan ini melalui perbuatan-perbuatan kita yang sejalan dengan iman kita itu. Jika di dalam kehidupan ini, kita mengimani bahwa Allah adalah Penguasa kehidupan, maka tunjukkanlah itu dengan perbuatan-perbuatan yang takut akan Allah. Jika kita mengimani bahwa Allah adalah kasih, maka marilah kita juga hidup dalam kasih terhadap orang lain yang ada di sekitar kita, sebagaimana yang dinyatakan dalam kitab Ulangan 10:10-22. Tunjukkanlah imanmu melalui perbuatan-perbuatanmu. Jangan hanya sekadar berucap dan mengaku dengan lidah, melainkan buktikanlah iman itu melalui perbuatan-perbuatan kita. Sebab Iman bukan sekadar slogan dalam kehidupan kita. Tuhan memberkati. Amin.     


Doa Syafaat dan Penutup

Berdoalah agar gereja-gereja terus dapat membangun kerjasama dengan masyarakat luas dalam mengupayakan keadilan dan kedamaian di tengah lingkungan sosial masyarakat.


Nyanyian Penutup

 

Ya Tuhan, Kuatkan Imanku

(PKJ 249 : 1-3)

 

Ya Tuhan, kuatkan imanku,

jauhkan dari pencobaan

dan bimbing hamba-Mu selalu

setia turut kehendak-Mu.


Ya Tuhan, Kaulah Pelindungku,

Bersama-Mu tenang hidupku.

Si Jahat pun tak 'kan berdaya

jikalau Tuhan besertaku.


Ya Tuhan, 'ku yakin kuasa-Mu

menuntun setiap langkahku.

Ajarlah aku menyerahkan diriku

ke dalam tangan-Mu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Bagi Tuhan - Kamis, 18 Desember 2025

Kamis, 11 Desember 2025