Mari Jadi Orang Bahagia!

 

Tataibadah Harian

Rabu, 1 November 2023

Mari Jadi Orang Bahagia!

 

Saat Teduh

 

Nyanyi Bersama

PKJ 219 – Di Saat Ini Kuangkat Tembang

 

Di saat ini, kuangkat tembang,

kuangkat tembang bagi Yesus.

Di saat ini kuucap syukur,

kuucap syukur pada-Nya.

Kukasihi Engkau, kukasihi Engkau,

kukasihi Engkau, Yesus, Tuhanku.

 

Di saat ini, ‘ku datang, Tuhan

‘ku datang bersujud pada-Mu.

Di saat ini Engkau kusembah,

Engkau kusembah, ya Tuhan.

Kukasihi Engkau, kukasihi Engkau,

kukasihi Engkau, Yesus, Tuhanku.

 

Mazmur 34

dibaca secara berbalasan; laki-laki dan perempuan bergantian

 

Persiapan merenung

PKJ 255 – Firman-Mu Kupegang Selalu

Firman-Mu kupegang selalu,

saat duka saat senang.

Jalan hidup yang akan datang

tangan Tuhan yang memegang.

Pencobaan menghimpit aku

dan menjadi keluhanku,

firman-Mu kupegang selalu,

sayap-Mu tempat berteduh.

Firman-Mu, Tuhan,

kupegang s’lalu

hilanglah keraguanku!

Bila hatiku rasa susah,

pada-Mu aku berserah,

firman-Mu kupegang selalu,

maka amanlah jiwaku.

 

Pembacaan Alkitab

Seorang membacakan 1 Yohanes 3.1-3

Seorang lain membacakan Matius 5.1-12

         

Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya.

Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya,

“Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang punya Kerajaan Surga.

Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.

Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.

Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.

Berbahagialah orang yang berbelaskasihan, karena mereka akan beroleh belas kasihan.

Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.

Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.

Berbahagialah orang yang dianiaya karena kebenaran, karena merekalah yang punya Kerajaan Surga.

Berbahagialah kamu, jika karena Aku orang mencela dan menganiaya kamu, serta menujukan segala fitnah kepadamu.

Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di surga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.” (TB2, LAI)

 

Renungan: Mari Jadi Orang Bahagia!

 

 

Apa tanda-tanda orang Bahagia?

 

Jawabnya bisa macam-macam, bergantung dari sudut mana orang melihatnya.

 

Namun jika kita mau mengetahui apa jawab Yesus, maka bacaan Injil hari ini memberitahukannya. Menurut Yesus, kebahagiaan diukur dari bagaimana seseorang menghadirkan kemurnian hidup bagi seluruh ciptaan.

 

Ini dijelaskannya dengan berbagai kategori. Pertama, Ia mengatakan miskin di hadapan Allah, yang artinya merasa tak berdaya sehingga membutuhkan Allah dalam seluruh hidupnya. Orang seperti ini akan senantiasa merindukan Allah sehingga ingin Allah terus berada dalam hidupnya.

 

Kedua, Ia menerangkan keadaan orang yang berbahagia dikarenakan dukacita. Istilah ini dipakai untuk menggambarkan kesedihan orang karena dosa. Orang yang sedih karena melakukan kesalahan akan mengalami penghiburan dari Tuhan, yang berupa kemampuan bangkit dari salahnya dan memperbaiki diri.

 

Ketiga, Yesus menyebut mereka yang lemah lembut. Ini berkonotasi orang yang tidak memiliki apa-apa, tidak menguasai apapun, dan karenanya bisa diartikan sebagai orang yang tidak menuntut. Hidup dengan selalu bersedia menerima apa adanya merupakan prasyarat bahagia.

 

Keempat, tentunya mencari kehendak Allah. Walau tidak mudah menemukannya, dia yang hidupnya dipakai mencari kehendak Allah, akan lebih berbahagia ketimbang hanya mencari sesuatu yang sifatnya fana alias sementara. Kerinduan pada kebenaran Tuhan akan mendapat pemuasannya, dalam berbagai kesempatan.

 

Kelima, murah hati. Frase ini dapat diterjemahkan sebagai orang yang mengasihani orang lain. Hal ini dapat ditunjukkan dengan berbagi makanan, perhatian, kepedulian, atau bahkan pengampunan.

 

Keenam, suci hati. Hal ini dijelaskan Yesus sebagai kerinduan melayani Tuhan dengan hati yang tidak bercabang, alias tulus dan setia. Hal ini juga sejalan dengan orang yang bersemangat melayani Tuhan sebagai bentuk ketaatannya kepada Tuhan.

 

Ketujuh, membawa damai artinya menjadi penengah atau pembawa damai di antara orang-orang yang berseteru atau bermusuhan. Memang, kalau dibayangkan, terasa menyeramkan juga berada di tengah orang yang berkonflik dan mesti mendamaikannya, namun kerinduan untuk melihat yang berseteru akhirnya berdamai sudah bisa jadi awal yang baik. Artinya ada kepedulian yang bisa mendorong seseorang melakukan sesuatu di kemudian waktu.

 

Kedelapan, menderita karena melakukan kebenaran Allah. Misalnya ketika kita harus lapar karena mengantri. Dalam kesabaran dan kesediaan mendahulukan orang lain, kita memang mengalami kesakitan. Akan tetapi itu layak kita rasakan demi keadilan dan menjunjung nilai kesetaraan.

 

Apa yang diajarkan Yesus berangkat dari apa yang sebelumnya Ia alami dan teladankan, yakni kemampuan mengendalikan keinginan ragawi dan kepentingan sendiri (Matius 4). Itulah yang perlu kita latih dan upayakan dalam hidup sehari-hari, jika mau bahagia!

 

Doa Syafaat

Mari mendoakan supaya setiap anggota jemaat memahami arti pelayanan dalam hidup berjemaat

 

Nyanyi Bersama

NKB 129 – Indah Mulia, Bahagia Penuh

 

Indah mulia, bahagia penuh,

bersandarkan lengan yang kekal.

Damai dan berkat sungguh milikku,

bersandarkan lengan yang kekal.

 

          Aman, aman dari bencana dan sesal,

          aman, aman, bersandarkan lengan yang kekal.

 

O indah benar, ikut jalan-Nya,

bersandarkan lengan yang kekal.

Langkahku teguh, jalanku cerah,

bersandarkan lengan yang kekal.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Bagi Tuhan - Kamis, 18 Desember 2025

Kamis, 11 Desember 2025