Tataibadah Harian
Senin, 18 September 2023
Sikap
Iman
Saat Teduh
Nyanyi Bersama
PKJ 219 – Di Saat
Ini Kuangkat Tembang
Di saat ini,
kuangkat tembang,
kuangkat tembang
bagi Yesus.
Di saat ini kuucap
syukur,
kuucap syukur
pada-Nya.
Kukasihi Engkau,
kukasihi Engkau,
kukasihi Engkau,
Yesus, Tuhanku.
Di saat ini, ‘ku
datang, Tuhan
‘ku datang bersujud
pada-Mu.
Di saat ini Engkau
kusembah,
Engkau kusembah, ya
Tuhan.
Kukasihi Engkau,
kukasihi Engkau,
kukasihi Engkau,
Yesus, Tuhanku.
Mazmur 133
Sungguh,
alangkah baiknya dan indahnya,
apabila
saudara-saudara diam bersama dengan rukun!
Seperti
minyak yang baik di atas kepala
meleleh
ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun
dan ke
leher jubahnya.
Seperti
embun gunung Hermon
yang
turun ke atas gunung-gunung Sion.
Sebab ke
sanalah TUHAN memerintahkan berkat,
kehidupan
untuk selama-lamanya.
Persiapan
merenung
PKJ 200 – ‘Ku
Diubah-Nya
‘Ku diubah-Nya, saat
‘ku berserah
berserah kepada
Yesus.
‘Ku diubah-Nya
hingga jadi baru
dan menjadi milik-Nya.
Kegemaran lama t’lah
lenyap
dan yang baru lebih
berkenan.
‘Ku diubah-Nya, saat
‘ku berserah
dan menjadi
milik-Nya!
Pembacaan
Alkitab
Seorang
membacakan Kejadian 48.8-22
Seorang
lain membacakan Ibrani 11.23-29
Karena
iman, setelah lahir, Musa disembunyikan selama tiga bulan oleh orang tuanya,
karena mereka melihat bahwa anak itu bagus rupanya dan mereka tidak takut
kepada perintah raja. Karena iman, setelah dewasa, Musa menolak disebut sebagai
anak putri Firaun, karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah
daripada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa. Ia menganggap
penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar daripada semua
harta Mesir, sebab ia mengarahkan pandangannya kepada upah. Karena iman, ia meninggalkan
Mesir tanpa takut kepada murka raja. Ia bertahan seolah-olah ia sudah melihat
Dia yang tidak kelihatan. Karena iman, ia mengadakan Paskah dan pemercikan
darah, supaya pembinasa anak-anak sulung jangan menyentuh mereka. Karena iman,
mereka melintasi Laut Merah sama seperti melintasi tanah kering, sedangkan
orang-orang Mesir tenggelam, ketika mereka mencobanya juga. (TB2, LAI)
Renungan: Sikap
Iman
Jika kita
mencari definisi atau pengertian iman melalui ayat Alkitab, kita bisa mendapati
catatannya dalam Ibrani 11.1 yang menuliskan, “Iman adalah dasar dari segala
sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”
Akan tetapi
definisi ini tentunya tidak untuk diperlakukan secara teoritis. Sebagai dasar,
bukan berarti ia bagaikan batu yang diam tak bergerak yang menjadi landasan
sebuah bangunan. Kata “dasar” lebih tepat diterjemahkan sebagai sebuah pedoman
atau alasan, yang memotivasi seseorang melakukan sesuatu. Demikian pula ketika
menerjemahkan kata ‘bukti’, hendaknya kita memahaminya sebagai sebuah upaya
mewujudkan kerinduan atau mimpi tertentu yang ingin dicapai.
Itulah
sebabnya bacaan hari ini memperlihatkan tindakan-tindakan yang berdasarkan
iman. Atas kepercayaan kepada Allah maka orangtua Musa bergerak menyembunyikan
Musa dan berani melawan perintah raja. Keberanian ini muncul karena yakin apa yang
mereka lakukan merupakan hal yang benar di mata Allah. Mereka lebih takut tidak
menuruti perintah Allah ketimbang tidak menuruti perintah raja.
Hal yang
sama diperlihatkan Musa di usia dewasanya. Dia menentukan sikap berseberangan
dengan raja Mesir ketika keinginan raja Mesir itu diketahuinya bertentangan
dengan kehendak Allah. Baginya, kehendak Allah, betapapun membuatnya menderita,
jauh lebih baik ketimbang memberlakukan hal yang jahat.
Seorang beriman
akan mengarahkan pikirannya untuk menantikan sesuatu yang layak diharapkan di
masa depan. Dia tidak tergiur oleh hal menyenangkan yang sifatnya fana alias sementara.
Dia akan memilih melakukan tindakan yang berproyeksi mendatangkan kebaikan
dalam kekekalan, yakni yang kebenaran dan dampaknya bakal bertahan selamanya.
Bagaimana
sikap hidup kita? Didasarkan pada imankah?
Doa
Syafaat
Mari
mendoakan:
-
Masyarakat di berbagai sektor kehidupan, agar bisa bangkit dari
keterpurukan di masa pandemi dan mengalami keberhasilan dalam bidang yang
ditekuninya
-
Kehidupan gereja Tuhan, agar memperlihatkan dan memperjuangkan
iman kepada Tuhan di dalam pergumulan kehidupan
Nyanyi
Bersama
PKJ 264 – Apalah
Arti Ibadahmu
Apalah arti ibadahmu
kepada Tuhan,
bila tiada rela
sujud dan sungkur?
Apalah arti ibadahmu
kepada Tuhan,
bila tiada hati
tulus dan syukur?
Ibadah
sejati, jadikanlah persembahan.
Ibadah
sejati, kasihilah sesamamu!
Ibadah
sejati yang berkenan bagi Tuhan,
jujur dan tulus ibadah murni bagi Tuhan.
Berbahagia orang
yang hidup beribadah,
yang melayani orang
susah dan lemah
dan penuh kasih
menolong orang yang terbeban;
itulah tanggung
jawab orang beriman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar