Tataibadah Harian
Senin, 4 September 2023
Kualitas Iman
Saat Teduh
Nyanyi Bersama
KJ
466 – Ya Tuhan Isi Hidupku
Ya Tuhan, isi hidupku dengan anugerah,
supaya dalam diriku citra-Mu nyatalah
Janganlah hanya bibirku atau pun hatiku,
seluruh hidup jadilah pujian bagi-Mu
Kiranya tiap langkahku dan pekerjaanku
pun yang biasa dan kecil memuji nama-Mu
Mazmur 17
Dengarkanlah,
TUHAN, perkara yang benar,
perhatikanlah
seruanku;
berilah
telinga akan doaku,
dari
bibir yang tidak menipu.
Dari
pada-Mulah kiranya datang penghakiman:
mata-Mu
kiranya melihat apa yang benar.
Bila
Engkau menguji hatiku,
memeriksanya pada waktu malam,
dan
menyelidiki aku,
maka
Engkau tidak akan menemui sesuatu kejahatan;
mulutku
tidak terlanjur.
Tentang
perbuatan manusia,
sesuai
dengan firman yang Engkau ucapkan,
aku
telah menjaga diriku
terhadap
jalan orang-orang yang melakukan kekerasan;
langkahku
tetap mengikuti jejak-Mu,
kakiku
tidak goyang.
Aku
berseru kepada-Mu,
karena
Engkau menjawab aku, ya Allah;
sendengkanlah
telinga-Mu kepadaku,
dengarkanlah
perkataanku.
Tunjukkanlah
kasih setia-Mu yang ajaib,
ya
Engkau, yang menyelamatkan orang-orang
yang
berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap pemberontak.
Peliharalah aku
seperti biji mata,
sembunyikanlah aku
dalam naungan sayap-Mu
terhadap
orang-orang fasik yang menggagahi aku,
terhadap
musuh nyawaku yang mengepung aku.
Mereka
tidak menunjukkan belas kasihan,
mereka
membual;
mereka
mengikuti langkah-langkahku,
mereka
sekarang mengerumuni aku,
mata
mereka diarahkan untuk menghempaskan aku ke bumi.
Rupa
mereka seperti singa, yang bernafsu untuk menerkam,
seperti
singa muda, yang mengendap di tempat yang tersembunyi.
Bangunlah, TUHAN,
hadapilah mereka, rebahkanlah mereka,
luputkanlah
aku dengan pedang-Mu dari pada orang fasik.
Luputkanlah
aku, ya TUHAN, dengan tangan-Mu,
dari
orang-orang dunia ini yang bagiannya adalah dalam hidup ini;
biarlah
perut mereka dikenyangkan dengan apa yang Engkau simpan,
sehingga
anak-anak mereka menjadi puas,
dan
sisanya mereka tinggalkan untuk bayi-bayi mereka.
Tetapi
aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu,
dan pada
waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.
Persiapan
merenung
Tuhan,
Penuhkanku
Tuhan,
penuhkanku dengan firman-Mu
Tuhan,
penuhkanku dengan firman-Mu
Hidupku
bagai bejana ku bawa ke sungai-Mu
Tuhan,
penuhkanku dengan firman-Mu
Pembacaan
Alkitab
Seorang
membacakan 2 Samuel 11.2-26
Seorang
lain membacakan Wahyu 3.1-6
“Tuliskanlah
kepada malaikat jemaat di Sardis: Inilah firman Dia, yang memiliki tujuh Roh
Allah dan ketujuh bintang itu. aku tahu segala pekerjaanmu: Engkau dikatakan
hidup, padahal engkau mati! Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tersisa
yang sudah hampir mati, sebab tidak satupun dari pekerjaanmu Aku dapati
sempurna di hadapan Allah-Ku. Karena itu, ingatlah apa yang telah kauterima dan
dengar: Turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak
berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak akan tahu kapan
saatnya Aku datang kepadamu. Tetapi, di Sardis ada beberapa orang yang tidak
mencemarkan pakaiannya. Mereka akan berjalan dengan Aku dalam pakaian putih,
karena mereka layak untuk itu.
Siapa
yang menang, kepadanya akan dikenakan pakaian putih yang demikian. Aku tidak
akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya
di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya.
Siapa
bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada
jemaat-jemaat.” (TB2, LAI)
Renungan: Kualitas
Iman
Apakah seorang
pelayan Tuhan pasti masuk surga?
Pertanyaan
semacam itu bisa terdengar klise, namun juga menggelitik. Sebab bagaimanapun,
seorang diyakini terjun dalam pelayanan karena merasakan anugerah Tuhan dalam
dirinya.
Akan tetapi
sesungguhnya tidak selamanya jiwa pelayan Tuhan dipenuhi sukacita. Kendati wajahnya
memancarkan raut kegembiraan, belum tentu hatinya berisikan harapan dan
kebahagiaan.
Kalimat yang
dituliskan dalam pasal ini menggambarkan ironisnya hidup seorang pelayan Tuhan.
Di satu sisi ia mengabarkan berita baik dan berusaha menghibur orang lain,
namun di sisi lain ia juga memerlukan ‘nutrisi’ dan ‘makanan’ yang bisa
memenuhi kebutuhannya sendiri.
Ketika
ia lupa mengisi diri dengan apa yang dibutuhkannya itu, bisa jadi orang lain
tercukupi dan ‘kenyang’, sementara jiwa sang pelayan kering dan mati. Ini hendaknya
tidak kita lupakan. Sekalipun bergiat di ladang Tuhan, jangan sampai melalaikan
upaya ‘mengisi bahan bakar’ yang kita butuhkan untuk hidup!
Pelayanan
yang kita lakukan, entah dalam bidang apapun, perlu dijiwai kedekatan dengan
Tuhan sebagai Sang Empunya ladang. Bukan hanya aktif berkegiatan, melainkan
juga menunjukkan integritas kedekatan hubungan dengan Tuhan, sehingga sikap
hidupnya memancarkan nilai keilahian.
Betapapun
banyak dan seringnya seorang pelayan melayani orang lain, jika dilakukan tanpa
terhubung dengan Sumber kehidupan, maka aktivitasnya sifatnya mati. Tak mengherankan
jika kemudian sang pelayan bisa mudah tersinggung dan baper kala menghadapi
hal-hal yang tak berkenan di hatinya. Hal ini bisa dihindari jika jiwanya tidak
kering dan dahaga. Situasi inilah yang diistilahkan ‘mati’ dalam perikop pada
kitab Wahyu ini.
Mati juga
bisa disetarakan dengan situasi penuh ratap dan kertak gigi, yang tentunya
tidak ditemui di surga.
Jadi jika
harus menjawab pertanyaan di atas, maka jawabannya jelas bukan?
Doa
Syafaat
Mari
mendoakan:
-
Ketenangan hati para pelayan Tuhan di tengah pergumulan; agar
keteguhan melayani bisa tetap terjaga
-
Kehidupan gereja Tuhan, agar terus dilandaskan pada kerinduan
membangun kehidupan, baik dalam komunitas internalnya maupun di luar komunitas,
yakni dalam kehidupan bermasyarakat, agar kiprah gereja bagi dunia bisa
dirasakan oleh orang banyak
Nyanyi
Bersama
KJ
466 – Ya Tuhan Isi Hidupku
Biar seluruh hidupku pujian bagi-Mu,
sehingga dari akupun terpancar kasih-Mu
Begitulah sekarang pun anak-Mu yang lemah
mulai memuji nama-Mu dengan sesungguhnya
Maka setiap saatku mulia dan kudus
dan hidupku seluruhnya bersama-Mu terus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar