Tataibadah Harian
Rabu, 9 Agustus 2023
Makan
dan Kenyang
Saat Teduh
Nyanyi Bersama
KJ 3 – Kami Puji
Dengan Riang
Kami puji dengan
riang
Dikau Allah yang
besar
Bagai bunga t’rima
siang
hati kami pun mekar.
Kabut dosa dan
derita
kebimbangan t’lah
lenyap
Sumber suka yang
abadi
bri sinar-Mu
menyerap
Kau memb’ri, Kau
mengampuni
Kau limpahkan
rahmat-Mu
Sumber air hidup
ria,
lautan kasih
dan restu.
Yang mau
hidup dalam kasih
Kaujadikan milik-Mu
agar kami
menyayangi,
meneladan kasih-Mu.
Mazmur 78.1-8, 17-29
Pasanglah
telinga untuk pengajaranku, hai bangsaku,
sendengkanlah
telingamu kepada ucapan mulutku.
Aku mau
membuka mulut mengatakan amsal,
aku mau
mengucapkan teka-teki dari zaman purbakala.
Yang
telah kami dengar dan kami ketahui,
dan yang
diceritakan kepada kami oleh nenek moyang kami,
kami
tidak hendak sembunyikan kepada anak-anak mereka,
tetapi
kami akan ceritakan kepada angkatan yang kemudian
puji-pujian kepada TUHAN dan kekuatan-Nya
dan
perbuatan-perbuatan ajaib yang telah dilakukan-Nya.
Telah
ditetapkan-Nya peringatan di Yakub
dan
hukum Taurat diberi-Nya di Israel;
nenek
moyang kita diperintahkan-Nya
untuk
memperkenalkannya kepada anak-anak mereka,
supaya
dikenal oleh angkatan yang kemudian,
supaya
anak-anak, yang akan lahir kelak,
bangun
dan menceritakannya kepada anak-anak mereka,
supaya
mereka menaruh kepercayaan kepada Allah
dan
tidak melupakan perbuatan-perbuatan Allah,
tetapi
memegang perintah-perintah-Nya;
dan
jangan seperti nenek moyang mereka,
angkatan
pendurhaka dan pemberontak,
angkatan
yang tidak tetap hatinya dan tidak setia jiwanya kepada Allah.
Tetapi
mereka terus berbuat dosa terhadap Dia,
dengan
memberontak terhadap Yang Mahatinggi di padang kering.
Mereka
mencobai Allah dalam hati mereka
dengan
meminta makanan menuruti nafsu mereka.
Mereka
berkata terhadap Allah:
"Sanggupkah
Allah menyajikan hidangan di padang gurun?
Memang,
Ia memukul gunung batu,
sehingga
terpancar air dan membanjir sungai-sungai;
tetapi
sanggupkah Ia memberikan roti juga,
atau
menyediakan daging bagi umat-Nya?"
Sebab
itu, ketika mendengar hal itu, TUHAN gemas,
api
menyala menimpa Yakub, bahkan murka bergejolak menimpa
Israel,
sebab
mereka tidak percaya kepada Allah,
dan
tidak yakin akan keselamatan dari pada-Nya.
Maka Ia
memerintahkan awan-awan dari atas, membuka pintu-pintu langit,
menurunkan
kepada mereka hujan manna untuk dimakan,
dan
memberikan kepada mereka gandum dari langit;
setiap
orang telah makan roti malaikat,
Ia
mengirimkan perbekalan kepada mereka berlimpah-limpah.
Ia telah
menghembuskan angin timur di langit
dan
menggiring angin selatan dengan kekuatan-Nya;
Ia
menurunkan kepada mereka hujan daging seperti debu banyaknya,
dan
hujan burung-burung bersayap seperti pasir laut;
Ia
menjatuhkannya ke tengah perkemahan mereka,
sekeliling
tempat kediaman itu.
Mereka
makan dan menjadi sangat kenyang;
Ia
memberikan kepada mereka apa yang mereka inginkan.
Persiapan
merenung
KJ 50 – Sabda-Mu
Abadi
Sabda-Mu abadi,
suluh langkah kami.
Yang mengikutinya
hidup sukacita.
Sabda-Mu semua harta
tak terduga,
sungguh memberkati
yang membuka hati.
Pembacaan
Alkitab
Seorang
membacakan Keluaran 16.2-15
Seorang
lain membacakan Matius 15.32-39
Renungan: Makan
dan Kenyang
Dalam
banyak khotbah disampaikan pemahaman bahwa segala yang dilakukan Yesus menyangkut
perkara rohani semata. Oleh karenanya tak mengherankan sebagian orang mengira
bahwa urusan yang berhubungan dengan Yesus hanyalah urusan rohani, alias
masalah hati dan jiwa.
Ternyata
tidak sepenuhnya hal itu benar. Yesus juga memperhatikan masalah fisik atau
jasmani. Cerita Injil kali ini memperlihatkan beberapa aktivitas yang dilakukan
Yesus terkait masalah fisik. Pertama, ketika Ia memanggil para murid-Nya demi
memberi makanan bagi orang-orang yang lapar setelah tiga hari mengikut Yesus.
Di situ Yesus sungguh peduli terhadap mereka. Hal itu dinyatakan dengan
ungkapan, “ … nanti mereka pingsan di jalan.”
Kedua,
Yesus melakukan sebuah praktek membagi makan. Dalam catatan penulis Injil,
Yesus memperhitungkan jumlah (kuantitas) makanan yang tersedia saat itu, yakni
tujuh potong roti dan beberapa ikan kecil. Jika mau memberi makan, maka bagi
Yesus, makanan itu haruslah membuat orang jadi kenyang, bukan sekadar menangsel
atau mengganjal untuk sementara waktu saja.
Tindakan
berikutnya adalah memecah-mecahkan roti dan juga memecah-mecahkan ikan. Di sini
terlihat sikap Yesus yang memberlakukan keadilan bagi semua orang. Yang makan
bukan hanya pengikut Yesus saja, melainkan juga orang-orang non Yahudi. Dari sini
juga bisa direfleksikan bahwa Yesus ingin melayani kebutuhan orang-orang di
luar kaum-Nya. Dia mengasihi semua orang, tanpa kecuali.
Dari sini
kita bisa melihat bahwa pelayanan yang diberikan Yesus terhadap manusia
bersifat holistik. Keselamatan yang dijanjikan-Nya tidak hanya mencakup masalah
rohani (yang tidak kelihatan secara kasat mata) saja, melainkan juga masalah
jasmani (yang berhubungan dengan masalah dunia sekarang; ada bentuknya, ada
jumlahnya, dan juga perlu disikapi dengan adil). Semua itu dilakukan Yesus didasari
kasih-Nya yang tulus kepada manusia.
Hal ini
bisa kita simpulkan sebagai tanda Tuhan menyediakan kebutuhan jasmani kita. Ya,
sesungguhnya segala sesuatu telah disediakan Tuhan bagi kita, sama seperti yang
bisa kita baca dalam Keluaran 16. Akan tetapi ini tentu tidak bisa kita artikan
tanpa usaha apapun kita selalu akan mendapatkan kebutuhan jasmani kita dari
Tuhan. Beginilah hendaknya kita memandangnya: segala sesuatu tersedia dari
Tuhan, dikerjakan Tuhan dalam berbagai sumber daya. Namun itu semua masih perlu
kita olah, perjuangkan, sehingga pada akhirnya bisa kita kelola dan memenuhi
kebutuhan jasmani kita.
Tuhan
tidak ingin kita menderita dan sulit menjalani aktivitas hidup kita. Oleh sebab
itu Ia menjadikan matahari agar petani bisa mendapatkan sumber cahaya yang
dibutuhkan untuk menanam padinya di sawah. Tidak hanya itu. Tuhan juga
mencurahkan hujan supaya padi tersirami dan bisa bertumbuh dan disemai. Namun tanpa
kerja petani, dan ibu-ibu (atau bapak-bapak) yang memasak di dapur, mustahil
padi itu jadi makanan yang bisa mengenyangkan perut kita kan?
Marilah kita
bersyukur karena segala sesuatu yang diperbuat Tuhan atas kita. Dia menjadikan
segala sesuatunya baik dan tersedia sehingga hidup kita bisa terpelihara, dalam
berbagai cara. Kiranya dengan menyadarinya kita memiliki lebih banyak semangat
menjalani hidup, sehingga bisa punya cukup tenaga (kenyang) demi menghadirkan
karya yang baik bagi kehidupan!
Doa
Syafaat
Mari
mendoakan:
-
Pelayan Tuhan, agar dapat membagi waktu secara baik untuk
pelayanannya, sebaik untuk keluarga dan pekerjaannya
-
Kehidupan gereja Tuhan, agar semakin rindu menyalurkan berkat bagi
sesama di tengah masyarakat majemuk nan dipenuhi pergumulan
-
Situasi jelang Pemilu 2024, agar tetap dijaga demi memenuhi
kondusifitas dan keamanan bangsa dan segenap rakyat
Nyanyi
Bersama
KJ 393 – Tuhan,
Betapa Banyaknya
Tuhan, betapa
banyaknya
berkat yang Kauberi.
Teristimewa
rahmat-Mu
dan hidup abadi
T’rima kasih ya, Tuhanku
atas keselamatanku
padaku telah Kauberi
hidup bahagia abadi
Sanak saudara dan
teman
Kaub’ri kepadaku;
Berkat terindah
ialah:
‘ku jadi anak-Mu.
Setiap hari
rahmat-Mu
tiada putusnya:
hendak kupuji
nama-Mu
tetap selamanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar