(Selasa, 25 Juli 2023)
Saat Teduh
Nyanyian Pembuka
Dengar Panggilan Tuhanmu
(PKJ 192 :1-3)
Dengar panggilan Tuhanmu,
jangan kau bimbang tertegun;
datanglah seg'ra, datanglah pada-Nya,
kasih-Nya tak ada batasnya.
Engkau dikasihi Tuhan;
dis'lamatkan dari dosamu.
Dia yang selalu memimpinmu
dalam suka duka hidupmu.
Bersyukurlah kepada-Nya
atas kasih karunia-Nya
yang dilimpahkan Tuhan padamu:
dengarlah panggilan Tuhanmu!
Pembacaan Mazmur 75
(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)
Doa Pembuka dan Firman
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
Pembacaan Alkitab
Perjanjian Lama : Zefanya 3 : 1-13
Perjanjian Baru : Galatia 4:21 - 5:1
Renungan
Jika di dalam kehidupan ini ada orang yang telah berbuat sesuatu yang menyakiti hati Anda, perasaan apa yang timbul dalam hati Anda? Biasanya kita akan menjadi sedih, jengkel, dan marah terhadap orang itu. Apalagi jika perbuatan yang dilakukannya itu bukanlah perbuatan yang pertama kali dilakukannya terhadap kita. Kesedihan, kejengkelan, dan kemarahan adalah ekspresi perasaan yang dianggap wajar, jika menghadapi orang yang demikian itu.
Hal yang sama juga terjadi dalam diri Allah saat berelasi dengan umat-Nya, Israel. Dalam Zefanya 3 : 1-13, kita mendapati gambaran kesedihan yang bercampur dengan kejengkelan serta kemarahan dialami oleh Allah saat melihat kehidupan umat yang sebenarnya sangat dikasihi-Nya itu. Mereka hidup dalam perilaku yang tidak setia kepada Allah. Ketika Allah memperingatkan mereka, peringatan itu tidak mereka dengarkan dan tidak mereka pedulikan. Mereka tetap hidup dalam ketidaksetiaan kepada Allah. Kejahatan dan ketidak benaran telah mewabah dalam hidup mereka. Firman Allah menggambarkan: "Para pemukanya di tengah-tengahnya adalah singa yang mengaum; para hakimnya adalah serigala pada waktu malam yang tidak meninggalkan apa pun sampai pagi hari. Para nabinya adalah orang-orang ceroboh dan pengkhianat; para imamnya menajiskan apa yang kudus, memperkosa hukum Taurat." (Zef 3:3-4)
Dalam situasi kehidupan yang sudah sedemikian buruk itu, Allah tetap mengasihi mereka. Allah tidak berbuat kelaliman kepada mereka. Allah tetap berusaha untuk menuntun dan membimbing mereka dengan hukum-hukum-Nya agar hidup mereka menjadi lebih baik. Namun, semuanya itu tidak mereka pedulikan. Apa yang Allah lakukan itu, tidak mereka jadikan sebagai tuntunan dalam kehidupan mereka. Telinga mereka telah tertutup terhadap kebenaran yang Allah suarakan. Hati mereka dikunci sedemikian rapat sehingga apa yang baik tidak meresap dalam hidup mereka. Peringatan dan teguran yang Allah berikan, benar-benar tidak merasuk dalam diri dan kehidupan mereka. Bahkan ketika Allah menegur mereka dengan keras melalui peristiwa-peristiwa yang dahsyat; hal itu juga tidak membuat mereka sadar dan mengerti. Hati mereka sudah terlalu keras. Sebab itu Allah memutuskan untuk menumpahkan ke atas mereka kemarahan-Nya. (Zef 3:5-8)
Namun, bukan berarti kemudian Allah membabi buta dalam menumpahkan amarah-Nya itu. Zefanya 3:9-13 mengungkapkan kepada kita tentang bagaimana rencana Allah untuk tetap menyelamatkan mereka yang masih mau untuk mendengarkan Dia. Allah akan membersihkan mereka dari pengaruh orang-orang yang tidak setia kepada-Nya. Allah akan memulihkan keadaan mereka sebagai umat yang tetap dikasihi-Nya.
Belajar dari pengalaman umat Allah di masa lalu itu, kita disadarkan bahwa Allah kita adalah Allah yang tegas. Allah yang tidak pernah memberikan toleransi kepada umat-Nya yang hidup dalam ketidak benaran. Dia bersikap keras kepada mereka yang di dalam kehidupan ini berlaku tidak benar dan berkubang dalam kejahatan. Semua itu dilakukan-Nya agar hidup umat yang dikasihi-Nya tetap baik dan benar. Allah tidak menginginkan umat-Nya terus terjebak dalam kejahatan dan ketidak benaran. Dia selalu memberikan peringatan-Nya dan terus menegur dengan berbagai cara agar umat-Nya sadar.
Oleh karena itu, ketika di dalam kehidupan ini kita ditegur Allah karena ketidak benaran yang kita lakukan, jangan kita mengeraskan hati kita. Segeralah untuk berbalik dan membenahi diri. Sebab Allah tidak ingin kita larut dalam kejahatan. Jangan keraskan hati dan jangan menutup telinga terhadap teguran dan peringatan yang Allah berikan. Dengar dan ikutilah, sebab itu yang akan membuat kita kembali ke jalan yang benar dan baik. Tuhan memberkati kita. Amin.
Doa Syafaat dan Penutup
Berdoalah bagi bangsa Indonesia, agar tetap damai, aman dan sejahtera di tengah persiapan pemilihan presiden yang akan diselenggarakan pada bulan Februari 2024 yang akan datang. Kiranya dalam berbagai perbedaan pilihan yang ada, masyarakat tetap bisa dewasa dalam menyikapinya.
Nyanyian Penutup
Genta Injil Bergaung
(NKB 202 : 3)
Genta Injil bergaung,
peringatan terdengar:
barang siapa yang menolak,
dapat hukuman besar.
Serahkan hidupmu
pada Yesus, Tuhanmu.
Jika 'kau tidak terlambat,
akan s'lamatlah tentu.
Refrain:
Suara-Nya bergema
dalam dunia yang cemar.
Injil-Nya memberi
sukacita yang besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar