Kamis, 27 Juli 2023
SAAT TEDUH
NYANYIAN PEMBUKA
NKB 17: 1-2
AGUNGLAH KASIH ALLAHKU
Agunglah kasih Allahku,
tiada yang setaranya;
neraka dapat direngkuh,
kartika pun tergapailah.
Kar'na kasih-Nya agunglah,
Sang Putra menjelma,
Dia mencari yang sesat
dan diampuni-Nya.
Ref.
O kasih Allah agunglah!
Tiada bandingnya!
Kekal, teguh dan mulia!
Dijunjung umat-Nya.
Pabila zaman berhenti
dan takhta dunia pun lebur,
meskipun orang yang keji
telah menjauh dan tekebur,
namun kasih-Nya tetaplah,
teguh dan mulia.
Anug'rah bagi manusia
dijunjung umat-Nya. (Ref.)
DOA PEMBUKA
BACAAN ALKITAB Mzm. 119: 129-136
RENUNGAN
Sejak dulu, ibu saya selalu menyertakan ayat Alkitab saat memberikan ucapan selamat ulang tahun kepada kerabat maupun teman-temannya. Uniknya, ayatnya selalu sama. "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana", Mazmur 90:12. Pertanyaan saya hanya satu: apakah orang yang dikirimi itu setiap ulang tahun tidak protes karena ayatnya sama setiap tahun?
Setahu saya, tidak ada yang keberatan akan hal tersebut. Bisa saja karena mereka tidak begitu ingat ayat yang diberikan, karena setiap hari pun mendapat banyak ayat Alkitab melalui pesan singkat. Bisa juga karena ayat tersebut bisa menyapa orang yang sama dalam berbagai keadaan. Bukankah kita meyakini bahwa firman Tuhan selalu baru tiap hari? Ketika membaca ayat yang sama, sangat mungkin akan ada hal baru yang didapatkan.
Situasi dan kondisi kita tidak pernah sama setiap harinya, pasti ada yang berbeda. Hari dan tanggal pasti berbeda. Belum lagi peristiwa-peristiwanya, yang walaupun rutin pasti ada pembedanya.
Itulah yang menjadi pegangan penulis Mazmur terhadap firman Tuhan. Ia selalu rindu pada perkataan Tuhan, punya keinginan yang besar untuk belajar ketetapan-Nya. Yang membuat ia sedih adalah karena "... orang tidak berpegang pada Taurat-Mu" (ay. 136). Mengapa pemazmur sedih?
Karena nilai-nilai kehidupan orang Israel berasal dari Firman Tuhan. Jika banyak orang yang tidak berpegang pada Firman Tuhan, maka kehidupan mereka tidak lagi melekat pada Tuhan. Ada perbedaan gaya hidup, prinsip, nilai-nilai kehidupan, bahkan pemikiran tentang keselamatan. Perbedaan itu yang kemudian bisa memecah-belah kesatuan sebagai umat pilihan, sebagai keturunan Yakub, bahkan sebagai keluarga.
Tidak seperti di Indonesia yang memiliki keragaman agama dan kepercayaan, orang Israel hanya memiliki satu keyakinan yaitu kepada TUHAN. Maka ketika ada orang yang tidak lagi hidup dalam terang firman Tuhan secara pribadi, akan sulit untuk menyatukan semua hal dalam kehidupan bersama.
Dalam konteks kehidupan kita sekarang ini, biarlah firman Tuhan itu bisa "... memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh" (ay. 130). Jangan tersinggung dengan kata-kata 'bodoh', karena sesungguhnya kita bodoh di hadapan dengan Tuhan yang Mahatahu. Kita perlu banyak belajar untuk memahami firman Tuhan, bukan supaya lebih saleh dibandingkan orang lain tapi supaya bisa memiliki kualitas hidup yang lebih baik.
Teruslah membangun kebiasaan menjadikan firman Tuhan sebagai pemersatu dalam kehidupan bersama. Jangan pernah lelah belajar dari Alkitab, karena firman Tuhan selalu baru tiap hari. Amin.
DOA SYAFAAT
- Berdoa bagi kesehatian bangsa-bangsa untuk keluar dari krisis ekonomi global.
NYANYIAN PENUTUP
NKB 17: 3
AGUNGLAH KASIH ALLAHKU
Andaikan laut tintanya
dan langit jadi kertasnya,
andaikan ranting kalamnya
dan insan pun pujangganya,
takkan genap mengungkapkan
hal kasih mulia
dan langit pun takkan lengkap
memuat kisahnya.
Ref.
O kasih Allah agunglah!
Tiada bandingnya!
Kekal, teguh dan mulia!
Dijunjung umat-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar