Kamis, 22 Juni 2023
SAAT TEDUH
NYANYIAN PEMBUKA
KAULAH HARAPAN
Bukan dengan kekuatanku
'ku dapat jalani hidupku.
Tanpa Tuhan yang di sampingku
'ku tak mampu sendiri.
Engkaulah kuatku, yang menopangku.
Ref.Kupandang wajahmu dan berseruPertolonganku datang dari-MuPeganglah tanganku jangan lepaskanKaulah harapan dalam hidupku
DOA PEMBUKA
BACAAN ALKITAB Galatia 5: 2-6
RENUNGAN
Sunat dalam tradisi Yahudi merupakan ritual yang penting, yang memang diperintahkan Tuhan langsung kepada Abraham, leluhur Israel (Kej. 17: 10). Sunat menjadi simbol perjanjian Tuhan dengan umat-Nya, "... perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal" (ay. 13). Namun, seiring berjalannya waktu, sunat ini menjadi ritual yang tidak lagi mengikat perjanjian dengan Tuhan. Sunat dijadikan pemisah antara mereka yang Yahudi dengan yang non-Yahudi. Memang Tuhan juga menyatakan bahwa mereka yang tidak disunat berarti "... telah mengingkari perjanjian-Ku" (ay. 14).
Di masa Perjanjian Baru, ketika Tuhan Yesus sudah menggenapi seluruh hukum Taurat, maka ritual ini pun dipertanyakan relevansinya. Pasalnya, tidak hanya orang Yahudi yang menjadi percaya pada Tuhan Yesus melainkan orang non-Yahudi juga.
Rasul Paulus kemudian menjelaskan bahwa, "... dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, ..." (Gal. 5: 6). Karena Tuhan Yesus sudah menggenapi seluruh Taurat Tuhan, maka ritual-ritual yang selama ini dilakukan pun tidak lagi relevan. Semuanya dibungkus dalam bingkai "... iman yang bekerja oleh kasih." Ritual sunat tidak mendapat tempat dalam kekristenan. Tetapi ikatan perjanjian dengan Tuhan dilakukan dalam tindakan kasih dan iman.
Maka dari itu, kiranya setiap kita juga menyadari dengan sungguh Firman Tuhan ini. Segala ritual ini harusnya dilandaskan karena kasih, bukan untuk membuat pemisahan atau penggolongan. Contoh: perjamuan kudus. Ritual perjamuan kudus ini bukan berarti menjadi sarana untuk memisahkan diri dengan kelompok lain. Perjamuan kudus adalah ritus yang mengingatkan kita sebagai orang percaya bahwa seluruh kehidupan kita harusnya menjadi perpanjangan kasih Tuhan kepada dunia ini. Tubuh dan darah Kristus disimbolkan dengan roti dan anggur. Ketika memakan roti dan minum anggur, kita menghayati bahwa Kristus pun masuk dalam diri umat. Sehingga, setiap tindakan dan tingkah laku kita idealnya menjadi serupa dengan Kristus.
GKI Serpong akan melaksanakan Perjamuan Kudus pada 2 Juli 2023. Mari siapkan diri memaknai ritual ini dengan sungguh. Selamat bersiap!
DOA SYAFAAT
- Berdoa agar pemimpin dunia bersedia dialog untuk menyelesaikan krisis secara bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar