Sola Gratia!

(Selasa, 17 Januari 2023)


Saat Teduh


Nyanyian Pembuka 


“Jikalau Tuhan Tidak Menebusku”

(PKJ 39 : 1-3)


Jikalau Tuhan tidak menebusku

dan Tuhan tidak mengampuniku,

hidupku berbeban dan dosaku berat!

Marilah, ya Tuhan, jamah diriku.

Marilah, ya Tuhan, jamah diriku.


Jikalau Tuhan tidak menjagaku

dan tak menuntun, tak memimpinku,

hidupku tak tentu dan langkahku sesat.

Marilah, ya Tuhan, pimpin anak-Mu.

Mariah, ya Tuhan, pimpin anak-Mu. 


Jikalau Tuhan datang menolongku,

dan Tuhan jaga hamba-Mu terus,

hidupku damailah, dosa terhapuslah.

Marilah, ya Tuhan, rangkul hamba-Mu.

Marilah, ya Tuhan, rangkul hamba-Mu.


Pembacaan Mazmur 40 : 6-17

(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)


Doa Pembuka dan Firman

(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)


Pembacaan Alkitab

Perjanjian Lama : Yesaya 53 : 1-12

Perjanjian Baru : Ibrani 10 : 1-4


Renungan

    Menghayati karya penyelamatan Allah dalam kehidupan umat-Nya terkadang membuat kita bertanya, "Kenapa harus dengan jalan seperti itu Allah menyelamatkan umat-Nya?" Apakah memang penderitaan, kesengsaraan, dan kematian di kayu salib merupakan satu-satunya jalan untuk menyelamatkan manusia? Apakah tidak ada jalan atau cara yang lain? Bukankah Dia adalah Allah yang Mahakuasa? Kenapa Dia tidak bertindak dalam kemahakuasaan-Nya untuk menyelamatkan kita tanpa harus mengalami penderitaan dan kesengsaraan?

    Pertanyaan-pertanyaan tersebut sebenarnya telah terjawab oleh berita nubuatan yang disampaikan nabi Yesaya, tatkala ia menyuarakan gambaran hamba TUHAN yang menderita. Dalam bacaan kita hari ini, Yesaya 53:1-12 kita menemukan jawaban bahwa penderitaan dan kesengsaraan itu memang haruslah terjadi sebagai bentuk pertanggungjawaban atas dosa-dosa yang telah diperbuat oleh umat-Nya. Dalam nubuatannya nabi Yesaya mengatakan: "Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh." (Yes 53:4-5) 

    Berdasarkan atas apa yang diungkapkan oleh nabi Yesaya tersebut, maka kita dapat menghayati bahwa sesungguhnya  Tuhan kita Yesus Kristus berkenan untuk menanggung penderitaan dan kesengsaraan, hal itu semata-mata karena kita. Dia mengalami semuanya itu untuk menanggung apa yang seharusnya kita tanggung. Kesengsaraan dan penderitaan yang Ia alami sejatinya adalah kesengsaraan dan penderitaan yang seharusnya ditimpakan kepada kita, karena segala dosa dan kejahayan yang kita lakukan dalam kehidupan kita. Dia berkenan untuk menggantikan kita dan menanggung semuanya, agar kita dibebaskan dari hukuman atas dosa dan kejahatan kita. 

    Oleh karena itu, sebagai orang beriman, kita harus selalu menyakini dan mengimani bahwa keselamatan kita semata-mata merupakan anugerah Tuhan bagi kita atau dalam bahasa dogmatisnya disebut dengan istilah sola gratia. Sola gratia adalah pemahaman yang mengingatkan kita bahwa keselamatan yang kita peroleh dalam kehidupan kita adalah anugerah Tuhan semata. Keselamatan itu bukanlah hasil usaha atau jerih lelah kita. Keselamatan yang kita peroleh adalah pemberian Tuhan yang dilandaskan pada cinta kasih-Nya terhadap umat-Nya. Keyakinan ini harus kita selalu hayati dan pegang dalam kehidupan kita, supaya kita tidak menjadi manusia-manusia yang sombong dan lupa akan kasih Allah yang telah dinyatakan-Nya melalui pengorbanan Tuhan Yesus Kristus. 

    Jangan kita beranggapan bahwa sebagai manusia kita mampu untuk menyelamatkan diri kita sendiri. Sebab, sebagaimana yang dinasihatkan oleh Paulus dalam surat Ibrani 10:1-4, sekalipun hidup kita dituntun dengan hukum-hukum yang mengarahkan kita untuk berbuat yang baik dan benar, namun kita harus menyadari bahwa kencenderungan kita untuk kembali pada dosa-dosa kita juga cukuplah besar. Terkadang tanpa kita sadari, selepas kita beribadah dan membaca hukum-hukum Tuhan, kita kembali kepada perbuatan-perbuatan lama kita.  Hal inilah yang juga harus kita sadari sebagai umat Tuhan. Kita lemah. Kita punya kecenderungan yang besar untuk berbuat dosa. Karena itu, kita perlu Tuhan untuk menyelamatkan kita. Sebab, tanpa pertolongan-Nya kita tidak mungkin mengalami keselamatan dalam hidup kita. Oleh karena itu, apapun yang terjadi dalam kehidupan kita, janganlah kita meninggalkan Tuhan. Tetaplah hidup di dalam Dia yang dapat menganugerahkan keselamatan bagi kita. Tuhan memberkati. Amin.

 

Doa Syafaat dan Penutup

  • Berdoa agar masyarakat tetap bersedia untuk saling mengingatkan dalam menerapkan protokol kesehatan di tengah akitivitas sehari-hari.


Nyanyian Penutup


“Ajaib Benar”

(KJ 40 : 1-3)


Ajaib benar anugerah

Pembaru hidupku!

'Ku hilang, buta, bercela;

Oleh-Nya 'ku sembuh.


Ketika insaf, 'ku cemas

sekarang 'ku lega!

Syukur, bebanku t'lah lepas

berkat anugerah!


Di jurang yang penuh jerat

ternacam jiwaku;

anug'rah kupeang erat

dan aman pulangku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Dipulihkan, Diberkati, dan Dikuatkan oleh DIA”

Sabtu, 20 Desember 2025 SAAT TEDUH   PUJIAN PEMBUKA NKB. 143 _ Janji Yang Manis   Janji yang manis: ” ‘Kau tak ‘Ku lupakan”, tak terombang-a...