Bersedia Mendengarkan

  Kamis, 19 Januari 2023

SAAT TEDUH


NYANYIAN PEMBUKA
KJ 17: 1 & 4    TUHAN ALLAH HADIR

Tuhan Allah hadir pada saat ini.
Hai sembah sujud di sini.
Diam dengan hormat, tubuh serta jiwa, 
tunduklah menghadap Dia.
Marilah, umat-Nya, 
hatimu serahkan dalam kerendahan.

Raja yang mulia, biarlah hamba-Mu mengagungkanmu selalu, 
hingga aku ini sungguh beribadat 
sama seperti malaikat, 
dan benar mendengar 
firman-Mu, ya Tuhan, agar kulakukan.

DOA PEMBUKA


BACAAN ALKITAB    1 Samuel 1: 1-20


RENUNGAN
    Ada kecenderungan orang untuk berbicara lebih banyak daripada mendengarkan. Bahkan katanya, perempuan mengeluarkan kata-kata lebih banyak daripada laki-laki. Walaupun itu bukan jaminan bahwa orang yang tidak banyak bicara adalah orang yang memilih untuk mendengarkan lawan bicaranya. 
    Kalau memperhatikan fenomena sekarang ini, earphone sudah menjadi kebutuhan. Ketika sedang menunggu, banyak orang memakai earphone dan main HP. Harus diakui bahwa kecanggihan teknologi sekarang ini memungkinkan orang berkomunikasi jarak jauh dengan mudah, namun bisa juga menjadi pemisah yang ampuh. Sehingga, tidak menutup kemungkinan orang jadi lupa seni mendengarkan orang lain.
    Tetapi imam Eli tidaklah demikian. Ia memakai seni mendengarkan itu sehingga tidak jatuh pada prasangka. Semula memang dia mengira ada perempuan mabuk yang datang ke rumah TUHAN. Ia mendekati dan menyapa perempuan tersebut, sekaligus memastikan apakah benar perempuan ini sedang mabuk.
    Biasanya, ketika orang ada dalam pergumulan yang berat bisa melakukan hal yang tidak biasa. Hana, contohnya, berperilaku seperti orang mabuk: berdiri, berdoa cukup lama dan bibirnya saja yang bergerak-gerak tanpa suara. Imam Eli tidak hanya duduk diam, dia memastikan semuanya. Dan ternyata Hana bukan orang mabuk seperti yang disangkakannya. Hana hanya berdoa dan memohon belas kasih Tuhan.
    Imam Eli pun mendengarkan perkataan Hana dan kemudian berkata: "Pergilah dengan selamat, dan Allah Israel akan memberikan kepadamu apa yang engkau minta dari pada-Nya (ay. 17)." Kalimat sederhana ini ternyata mampu mengubah susana hati Hana menjadi lebih baik. Yang tadinya tidak mau makan, jadi mau makan. Semula wajahnya muram, setelah berjumpa imam Eli wajahnya tidak lagi muram.
    Perjumpaan dengan orang yang mau mendengarkan tanpa terjebak dengan asumsi dan prasangka merupakan perjumpaan yang melegakan! Kebanyakan orang hanya butuh didengar saja, tidak perlu dikomentari. Respons yang seperlunya, menunjukkan perhatian kepada orang yang sedang berbicara, dan membuat orang tersebut nyaman bertutur adalah sebuah seni yang bisa menolong orang lain.
    Hari ini kita diajak untuk mendengarkan orang lain. Tidak selalu harus kita yang bicara, kita biarkan orang lain yang berbicara dan kita mendengarkan. Kiranya kesediaan kita untuk mendengar bisa menjadi berkat bagi mereka yang butuh didengar. Amin.

DOA SYAFAAT
  • Berdoa untuk ketahanan bangsa-bangsa miskin dan berkembang atas krisis ekonomi global.

NYANYIAN PENUTUP
KJ 17: 5 & 6    TUHAN ALLAH HADIR

Kau bagai udara sumber kehidupan 
dan tempat gerak semua.
Laut tak terhingga, buatlah diriku 
layak menyelami Dikau:
Kau penuh dalamku, 
aku di dalam-Mu: Kau kerinduanku!

Surya Mahasuci biarlah cah'ya-Mu 
hangat menyentuh wajahku.
Bagai kuntum bunga, bila disinari, 
memekar ke matahari, 
'ku telah berserah: 
biar Kau berkarya dalam segalanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Dipulihkan, Diberkati, dan Dikuatkan oleh DIA”

Sabtu, 20 Desember 2025 SAAT TEDUH   PUJIAN PEMBUKA NKB. 143 _ Janji Yang Manis   Janji yang manis: ” ‘Kau tak ‘Ku lupakan”, tak terombang-a...