Tuhanlah Segalanya

 SAAT TEDUH


NYANYIAN PEMBUKA

KJ 451 – Bila Yesus Berada di Tengah Keluarga


Syair dan lagu: Redaksi PAK, 1982

do = d

3 ketuk

  1. Bila Yesus berada di tengah keluarga,
    bahagialah kita, bahagialah kita!

  2. Bila Yesus berkuasa di tengah keluarga,
    pasti kita bahagia, pasti kita bahagia.


PEMBACAAN LITANI 1 SAMUEL 2 : 1-10
(dibacakan salah seorang anggota keluarga)

”Hatiku bersukaria karena Tuhan, tanduk kekuatanku ditinggikan oleh Tuhan; mulutku mencemoohkan musuhku,sebab aku bersukacita karena pertolongan-Mu. 

Tidak ada yang kudus seperti Tuhan, sebab tidak ada yang lain kecuali Engkau dan tidak ada gunung batu seperti Allah kita. 

Janganlah kamu selalu berkata sombong, janganlah caci maki keluar dari mulutmu. Karena Tuhan itu Allah yang mahatahu, dan oleh Dia perbuatan-perbuatan diuji.

Busur pada pahlawan telah patah, tetapi orang-orang yang terhuyung-huyung, pinggangnya berikatkan kekuatan.

Siapa yang kenyang dahulu, sekarang menyewakan dirinya karena makanan, tetapi orang yang lapar dahulu, sekarang boleh beristirahat.

Bahkan orang yang mandul melahirkan tujuh anak, tetapi orang yang banyak anaknya, menjadi layu.

Tuhan mematikan dan menghidupkan, Ia menurunkan ke dalam dunia orang mati dan mengangkat dari sana.

Tuhan membuat miskin dan membuat kaya; Ia merendahkan, dan meninggikan juga. Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu, dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur, untuk mendudukkan dia bersama-sama dengan para bangsawan, dan membuat dia memiliki kursi kehormatan. 

Sebab Tuhan mempunyai alas bumi; dan di atasnya Ia menaruh daratan. Langkah kaki orang-orang yang dikasihi-Nya dilindungi-Nya, tetapi orang-orang fasik akan mati binasa dalam kegelapan, sebab bukan oleh karena kekuatannya sendiri seseorang berkuasa. 

Orang yang berbantah dengan Tuhan akan dihancurkan; atas mereka Ia mengguntur di langit. Tuhan mengadili bumi sampai ke ujung-ujungnya; Ia memberi kekuatan kepada raja yang diangkat-Nya dan meninggikan tanduk kekuatan orang yang diurapi-Nya.”


DOA PEMBUKAAN DAN FIRMAN
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)


PEMBACAAN ALKITAB

Perjanjian Lama : Kejadian 37 : 2-11

Perjanjian Baru : Matius 1 : 1-17


RENUNGAN

Judul : “Menyongsong Anugerah Allah di dalam Keluarga”


    Keluarga merupakan komunitas kecil tertua yang pertama kali diciptakan oleh Allah. Konsep mengenai keluarga pertama kali muncul dalam kitab Kejadian Pasal 1 : 28 di mana ketika Allah telah selesai menciptakan manusia laki-laki dan perempuan, Ia memandatkan kepada mereka untuk beranak cucu dan bertambah banyak guna memenuhi seisi bumi. Hal menarik yang bisa kita cermati adalah ketika Allah memberkati laki-laki dan perempuan terlebih dahulu sebelum memerintahkan mereka untuk beranak cucu dan bertambah banyak, Hal ini berarti proses pembentukan suatu keluarga senantiasa dilandasi dan diawali oleh berkat Allah. Berkat Allah tersebut menjadi suatu jaminan yang berharga bagi Keluarga untuk terus bertumbuh dan berkembang demi keberlangsungan kehidupan. Melalui berkat itu pula, Keluarga yang diciptakan oleh Allah dimampukan untuk menjadi agen Allah di dunia untuk menyalurkan berkat bagi Seluruh ciptaan. 

Menariknya, Allah tidak pernah menuntut setiap keluarga untuk menjadi “keluarga yang sempurna”. Bahkan, di dalam alkitab, kita dapat menemukan gambaran keluarga-keluarga yang harus bergumul dengan berbagai kesulitan hidup. contohnya jika melihat kehidupan keluarga Abram dan Sarai (Kej. 15 : 1-6) yang begitu mendambakan kehadiran seorang anak di tengah-tengah kehidupan keluarga mereka,atau ketika melihat potret keluarga ishak yang mana ketika Ishak hendak memberikan berkatnya kepada Esau, namun digagalkan oleh Yakub dengan sebuah tipu muslihat dan kemudian Esau mengejar Yakub bahkan hendak membunuhnya. Hal serupa juga dapat kita temukan dalam teks dan juga perikop yang mendasari renungan kita hari ini, dimana kita bisa melihat silsilah keluarga Yesus. Disitu dituliskan Ada nama Abraham yang tadi telah kita bahas dalam pergumulannya tersendiri, ada juga nama Ishak yang tadi kita ketahui bukan gambaran “keluarga yang sempurna”, lalu yang menarik adalah ketika disebutkan bahwa Yesus adalah keturunan Salomo, yang mana dalam teks kita, disebutkan bahwa Salomo adalah buah cinta hasil perselingkuhan Daud dengan Batsyeba(istri Uria). Sekalipun kita tahu track record  dari Daud yang begitu baik, namun dalam teks kita justru hal buruklah yang dimunculkan. 

Perikop selanjutnya dari teks yang menjadi dasar perenungan kita, menunjukan bahwa  keluarga Yusuf, Maria, dan Tuhan Yesus  pun juga menghadapi tantangan terberat baik itu tantangan yang bersifat internal maupun bersifat eksternal (Mat. 1 : 18-19, 2 : 13-15) Maria yang notabenenya adalah seorang perawan harus menerima kenyataan bahwa ia harus mengandung di luar nikah. Pasca kelahiran Tuhan Yesus pun, keluarga kecil ini harus melarikan diri ke Mesir karena nyawa Tuhan Yesus terancam dibunuh oleh Herodes. Maka ada sebuah  isyarat yang bisa kita temukan yakni Yesus (Tuhan) justru mau untuk hadir dalam sebuah konteks “keluarga yang rentan”. Melalui keluarga yang penuh dengan lika-liku seperti itulah, Justru Allah memilih untuk menyatakan anugerah-Nya dalam diri anak-Nya Yesus Kristus bagi dunia Kehadiran-Nya di tengah-tengah keluarga yang sarat dengan kerentanan menunjukkan bahwa justru melalui keluarga yang tidak sempurnalah, kesempurnaan Allah menjadi nyata. 

Panggilan yang kita dapatkan pada hari ini, mengingatkan kita akan hadirnya sosok juruselamat yang juga sedang kita nantikan kedatangannya. Sama seperti kita menunggu kehadiran Allah di tengah keluarga-keluarga kita yang mungkin sedang diterpa badai hidup yang menggelora, yang terkadang membuat kita merasa memiliki gambaran keluarga yang tidak sempurna. Satu hal yang boleh diingat adalah keluarga yang berkualitas tidak perlu dipahami sebagai keluarga yang harus sempurna, melainkan keluarga yang mau senantiasa diperbaharui dalam relasinya dengan Allah. Itu artinya, Setiap Keluarga dengan semua keterbatasannya mempunyai kesempatan untuk diperbaharui oleh Allah. Mungkin masalah atau bahkan konflik di dalam keluarga kita seringkali membuat kita terluka, namun ingatlah bahwa ada Allah yang sanggup memulihkan setiap luka relasi, asalkan kita mau datang dan membuka diri kepada-Nya. Maka sekarang kita diajak untuk melihat bahwa keluarga-keluarga yang kita miliki adalah suatu instrumen penting yang harus kita jaga dan rawat, karena di dalam dan melalui Keluarga, Allah bertindak dan membimbing kehidupan kita. Rahmat dan Anugerah Allah tercurah melalui tiap-tiap keluarga kita yang bersandar padanya. Maka marilah kita songsong Anugerah Allah itu dalam kehidupan keluarga-keluarga kita. Maranatha!!!

DOA SYAFAAT DAN PENUTUP

Pokok Doa Khusus : Berdoa bagi pemerintah supaya tetap memantau keadaan sehingga menetapkan protokol kesehatan yang dipatuhi oleh semua masyarakat


NYANYIAN PENUTUP

PKJ 289 – Keluarga Hidup Indah

Syair dan lagu: Ispriyanto, 1999

do = a atau bes

9 ketuk

  1. Keluarga hidup indah
    bila Tuhan di dalamnya.
    Dengan kasih yang sempurna
    Tuhan pimpin langkahnya.

Refrein:
T’rima kasih padaMu, Tuhan,
Kau bimbing kami selamanya.
Segala hormat, puji dan syukur
kami panjatkan kepadaMu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Bagi Tuhan - Kamis, 18 Desember 2025

Kamis, 11 Desember 2025