Begitu Sulit

 Kamis, 22 Desember 2022


Saat Teduh


Nyanyian Pembuka
NKB 49: 1-2    TUHAN YANG PEGANG
Tak ‘ku tahu ‘kan hari esok, namun langkahku tegap.
Bukan surya ‘ku harapkan, kar’na surya ‘kan lenyap.
O tiada ‘ku gelisah akan masa menjelang;
‘ku berjalan serta Yesus, maka hatiku tenang.

Reff
Banyak hal tak ‘ku fahami dalam masa menjelang.
Tapi t’rang bagiku ini: Tangan Tuhan yang pegang.

Makin t’ranglah perjalanan, makin tinggi aku naik.
Dan bebanku makin ringan, makin nampaklah yang baik.
Di sanalah t’rang abadi, tiada tangis dan keluh;
Di neg’ri seb’rang pelangi, kita k’lak ‘kan bertemu. (Reff)

Doa Pembuka


Bacaan Alkitab        Wahyu 22: 6-7, 18-20


Renungan
    Kitab Wahyu sering dianggap sebagai kitab yang menyeramkan karena menggambarkan hal-hal yang menyeramkan. Nubuatan tentang akhir zaman juga sering dikutip dari kitab ini. Tidak heran jika mungkin kitab ini termasuk kitab yang jarang dibahas. Bukan karena tidak penting, tetapi memang teks kitab Wahyu ini rumit untuk diaplikasikan dalam kehidupan manusia, secara khusus di masa sekarang. Perlu hikmat dalam memahami apa yang menjadi pesan dari kitab terakhir dalam Alkitab ini.
    Demikian juga ketika kita mencoba mengamati dan mengambil pembelajaran dari sebuah peristiwa. Tidak mudah untuk memetik hikmah dari sebuah kejadian, apalagi ketika respons terhadap kejadian itu masih di ranah emosional. Rasional dan psikis belum tentu bisa menganalisis semuanya. Perlu waktu yang cukup untuk bisa melihat peristiwa itu sebagai sebuah pembelajaran.
    "Akan ada pelangi sehabis hujan", begitu katanya. Namun, kalau kita perhatikan, tidak selalu hujan ditutup dengan kemunculan pelangi. Kalau hujannya di malam hari, pelangi akan sulit terlihat karena tidak ada matahari yang membiaskan cahaya. Artinya, ada banyak faktor yang bisa saja mematahkan kata-kata bijak itu. Tidak selalu semuanya berjalan dengan baik dan lancar.
    Bagian penutup dari kitab Wahyu menyatakan bahwa Yesus akan datang segera (ay. 20). Apakah itu berarti kiamat sudah dekat? Tidak ada yang tahu. Sebab, tulisan ini sudah ada sejak lama sekali namun kiamatnya belum terjadi. Lalu, apakah kiamatnya tidak jadi? Ya, tentu saja tidak. Akan ada masanya di mana segala sesuatu akan tiba pada kesudahannya. Hanya saja, tidak ada yang tahu kapan waktunya itu semua terjadi.
    Lalu, apa yang bisa kita perbuat? Yang bisa dilakukan adalah dengan mengusahakan terus kehidupan yang lebih baik di hadapan Tuhan. Tidaklah sulit untuk melakukannya, asalkan kita sungguh-sungguh bertekad untuk mengerjakannya. Usul konkret, selain membuat resolusi tahun baru yang repetitif (pengulangan), lebih baik mengevaluasi setiap tahun dengan jujur. Apa yang sudah dicapai tahun ini? Bagaimana saya merencanakan kehidupan saya satu tahun ke depan. Dengan demikian, mari kita bersiap memasuki tahun-tahun di zaman akhir ini dengan optimis. Selagi masih ada kesempatan, lakukan hal yang berguna sehingga menyongsong kedatangan Tuhan tidak lagi terasa begitu menyeramkan. Kiranya Tuhan menolong kita. Amin.


Doa Syafaat
  • Berdoa untuk kesehatian bangsa-bangsa untuk keluar dari krisis ekonomi global.
  • Berdoa untuk rangkaian perayaan Natal di Indonesia dan di dunia boleh berlangsung dengan baik.

Nyanyian Penutup
NKB 49: 3    TUHAN YANG PEGANG
Tak ‘ku tahu ‘kan hari esok, mungkin langit ‘kan gelap.
tapi Dia yang berkasihan melindungi ‘ku tetap.
meski susah perjalanan, g’lombang dunia menderu.
DipimpinNya ‘ku bertahan sampai akhir langkahku.
Reff
Banyak hal tak ‘ku fahami dalam masa menjelang.
Tapi t’rang bagiku ini: Tangan Tuhan yang pegang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Bagi Tuhan - Kamis, 18 Desember 2025

Kamis, 11 Desember 2025