SAAT TEDUH
NYANYIAN PEMBUKA
NKB 116 – Siapa yang Berpegang
Syair: Trust and Obey/When We Walk with the Lord; John H. Sammis,
Terjemahan: Yamuger,
Lagu: Daniel B. Towner
1. Siapa yang berpegang pada sabda Tuhan
dan setia mematuhinya,
hidupnya mulia dalam cah’ya baka
bersekutu dengan Tuhannya.
Refrein:
Percayalah dan pegang sabdaNya:
hidupmu dalam Yesus sungguh bahagia!
2. Bayang-bayang gelap ‘kan dihapus
lenyap oleh sinar senyum wajahNya;
rasa takut dan syak ‘kan menghilang
cepat dari yang berpegang padaNya.
PEMBACAAN KITAB MAZMUR 21
(dibacakan secara bergantian)
Pemimpin Ibadah : Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. TUHAN, karena
kuasa-Mulah raja bersukacita;
Umat : betapa besar kegirangannya karena kemenangan yang dari
pada-Mu!
Pemimpin Ibadah : Apa yang menjadi keinginan hatinya telah Kaukaruniakan
kepadanya,
Umat : dan permintaan bibirnya tidak Kautolak. Sela
Pemimpin Ibadah : Sebab Engkau menyambut dia dengan berkat melimpah;
Umat : Engkau menaruh mahkota dari emas tua di atas kepalanya.
Pemimpin Ibadah : Hidup dimintanya dari pada-Mu; Engkau memberikannya
kepadanya,
Umat : dan umur panjang untuk seterusnya dan selama-lamanya.
Pemimpin Ibadah : Besar kemuliaannya karena kemenangan yang dari pada-Mu;
Umat : keagungan dan semarak telah Kaukaruniakan kepadanya.
Pemimpin Ibadah : Ya, Engkau membuat dia menjadi berkat untuk seterusnya;
Umat : Engkau memenuhi dia dengan sukacita di hadapan-Mu.
Pemimpin Ibadah : Sebab raja percaya kepada TUHAN,
Umat : dan karena kasih setia Yang Mahatinggi ia tidak goyang.
Pemimpin Ibadah : Tangan-Mu akan menjangkau semua musuh-Mu;
Umat : tangan kanan-Mu akan menjangkau orang-orang yang membenci
Engkau.
Pemimpin Ibadah : Engkau akan membuat mereka seperti perapian yang
menyala-nyala,
Umat : pada waktu Engkau menampakkan Diri, ya TUHAN.
Pemimpin Ibadah : Murka TUHAN akan menelan mereka,
Umat : dan api akan memakan mereka.
Pemimpin Ibadah : Keturunan mereka akan Kaubinasakan dari muka bumi,
Umat : dan anak cucu mereka dari antara anak-anak manusia.
Pemimpin Ibadah : Apabila mereka hendak mendatangkan malapetaka atasmu,
Umat : merancangkan tipu muslihat, mereka tidak berdaya.
Pemimpin Ibadah : Ya, Engkau akan membuat mereka melarikan diri,
Umat : dengan tali busur-Mu Engkau membidik muka mereka.
Pemimpin Ibadah : Bangkitlah, ya TUHAN, di dalam kuasa-Mu!
Umat : Kami mau menyanyikan dan memazmurkan keperkasaan-Mu.
DOA PEMBUKAAN DAN FIRMAN
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
PEMBACAAN ALKITAB
Perjanjian Lama : Yesaya 24 : 1-16a
Perjanjian Baru : 1 Tesalonika 4 : 1-12
RENUNGAN
Judul : Pilihan Hidup, Menjadi Saleh atau Salah?
Di dalam kehidupan, manusia selalu dihadapkan pada berbagai pilihan. Manusia juga diciptakan oleh Allah dengan memiliki atribut kehendak bebas sehingga manusia dengan sangat bebas dapat menentukan kehidupan seperti apa yang hendak ia jalani. Perlu disadari bahwa setiap pilihan memiliki konsekuensi yang menjadi ganjaran akan pilihan yang diambil. Contoh ketika orang mencuri, pada dasarnya dia punya dua pilihan, memilih untuk mencuri dan tidak mencuri, namun oleh karena berbagai desakan tertentu, katakanlah akhirnya ia memilih untuk mencuri, padahal ia sadar bahwa ketika mencuri, ia akan menerima konsekuensi tertentu, seperti dihukum secara normatif maupun secara hukum undang-undang, namun oleh karena dia telah membulatkan pilihan, maka ia pun siap tidak siap akan menghadapi konsekuensi dari pilihan yang ia ambil. Kehidupan kita sebagai anak-anak Tuhan di tengah dunia ini pun juga tak lepas dari pilihan-pilihan. Pada dasarnya kita selalu memiliki pilihan untuk melakukan apa yang sesuai dengan kehendak Tuhan ataupun tidak. Dalam bahasa Yunani kata dosa itu berasal dari kata Hamartia. Sebuah analogi yang dapat menggambarkan konsep hamartia ini apabila kita membayangkan permainan Dart atau kalau kita membayangkan olahraga panahan, dalam dua hal tersebut kita mengetahui bahwa ada panah/dart yang perlu dilempar tepat sasaran, nah istilah hamartia ini sebenarnya digunakan untuk menggambarkan anak panah atau dart yang mendarat jauh dan melenceng dari tujuan yang semestinya. Jadi jika kita ingin membayangkan konsep dosa menggunakan analogi ini, kita sebagai manusia adalah anak panah atau dart yang sudah diarahkan menuju sasaran yang tepat, namun justru kita melenceng dan tidak mengenai sasaran dengan tepat. Semua ini terjadi karena kita mengambil pilihan yang tidak sesuai dengan arah dan tujuan yang semesti nya, yakni melaksanakan kehendak Tuhan dalam kehidupan. Maka dari itu dosa kerap kali dipahami sebagai sikap,perilaku, bahkan pola pikir yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.
Tentu dalam kehidupan ini, kita tidak bisa memungkiri bahwa kita kerap kali diperhadapkan pada pilihan yang bisa saja membuat kita jauh dari kehendak Tuhan. Dunia ini menawarkan banyak hal yang belum tentu sejalan dan sesuai dengan kehendak Tuhan. Di tengah berbagai pilihan itu, kita perlu untuk memiliki sikap dan mengambil pilihan yang sejalan dan sesuai dengan kehendak Tuhan. Jika kita mencermati teks yang menjadi dasar perenungan kita hari ini, situasi dan konteks historis jemaat Tesalonika dapat kita jadikan teladan tentang bagaimana mengambil pilihan yang tepat untuk hidup saleh atau kudus dihadapan Tuhan. Perlu kita ketahui kota Tesalonika adalah sebuah kota yang besar dan menjadi tempat lalu lalang banyak orang dari berbagai belahan dunia. Artinya adalah kehidupan disana sangat heterogen, banyak gaya hidup dan kebudayaan yang ada di kota Tesalonika. Yang menjadi masalah adalah tidak semua kebudayaan dan gaya hidup yang ada di kota ini sesuai dengan kehendak Tuhan, bahkan di ayat 2 sampai dengan ayat 8, kita bisa melihat Paulus mengingatkan dan memberi nasehat tentang menjaga hidup kudus dalam konteks percabulan yang marak di kota ini. Kembali kita melihat bahwa jemaat Tesalonika diperhadapkan pada banyak pilihan untuk mau hidup seperti apa yang akan dijalani. Namun ditengah berbagai pilihan tersebut, paulus mengingatkan untuk tetap berpegang pada prinsip dan ajaran Tuhan yang telah ia tanamkan di jemaat Tesalonika. Jemaat Tesalonika diajak oleh Paulus untuk tetap berpegang teguh di tengah berbagai godaan pilihan-pilihan hidup yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.
Nasihat Paulus bukan hanya berhenti pada sekedar hidup sesuai kehendak Tuhan dalam ranah privat namun juga dalam rangka membangun kehidupan komunitas yang dilandasi kasih, di ayat 9 sampai 12 kita bisa menyaksikan bagaimana Paulus juga mengingatkan untuk menjaga kasih yang boleh terjalin di jemaat Tesalonika. Hal ini bermakna bahwa kehidupan yang sesuai dengan kehendak Tuhan itu bukan hanya berbicara pada ranah “aku dan Tuhan” saja, namun “aku-sesama-Tuhan”. Demikianlah kehidupan yang saleh dapat benar-benar terwujud di dalam kehidupan ini. Kini, pertanyaanya bagi setiap kita, sudahkah kita membuat pilihan-pilihan tepat yang sesuai dengan kehendak Tuhan di dalam kehidupan ini? Sudahkah kita menjadi orang yang hidup saleh, kudus, dan berkenan di hadapan Tuhan? Sudahkah setiap kita tetap setia dan tahan dari godaan di tengah-tengah berbagai pilihan hidup yang mungkin menjauhkan kita dari Tuhan? Sudahkah kita memilih menjadi saleh? Atau mungkin kita masih menjalani hidup yang “salah”? Kiranya Tuhan menolong kita. Amin.
DOA SYAFAAT DAN PENUTUP
Pokok Doa Khusus : Tersedia pusat-pusat vaksinasi untuk masyarakat di luar Jawa
NYANYIAN PENUTUP
NKB 154 – Setialah, Setialah
Syair dan lagu: Untung Ongkowidjaja
1. Setialah, setialah selama hidupmu.
Ikuti jalan TuhanMu dengan tetap teguh.
Meski penuh derita di dalam dunia,
tetapi jangan ‘kau gentar tetap setialah.
3. Setialah, setialah menjadi hambaNya.
Meski besar rintanganmu, tetap percayalah.
Selalu ‘kau dibimbing ke air yang tenang,
kelak mahkota milikmu di sorga yang terang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar