Merawat Harmoni Kehidupan

(Selasa, 06 Desember 2022)


Saat Teduh


Nyanyian Pembuka 


"Kusongsong Bagaimana”

(KJ 85 : 1, 10)


Kusongsong bagaimana, ya Yesus, datang-Mu?

Engkau terang buana, Kau Surya hidupku!

Kiranya Kau sendiri Penyuluh jalanku,

Supaya kuyakini tujuan janji-Mu.


Yang datang menghakimi seisi dunia,

rahmani dan rahimi membela umat-Nya.

Ya datang, Matahari, sinari umat-Mu;

Pada-Mu kami cari bahagia penuh.


Pembacaan Mazmur 21

(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)


Doa Pembuka dan Firman

(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)


Pembacaan Alkitab

Perjanjian Lama : Yesaya 41 : 14-20

Perjanjian Baru : Roma 15 : 14-21


Renungan

    Istilah 'harmoni' merupakan istilah yang sering dipakai oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang musik. Harmoni adalah keselarasan bunyi yang merupakan gabungan dua nada atau lebih yang berbeda tinggi rendahnya. Harmoni dapat menghasilkan mutu suara yang membuat sebuah nada dapat dinikmati oleh penikmat musik. Keselarasan antara nada yang satu dengan nada yang lain akan membuat musik yang dihasilkan menjadi lebih indah dan enak buat didengar. Oleh karena itu, seorang komposer akan sangat memperhatikannya dengan serius, saat ia menciptakan sebuah lagu untuk dinikmati para pendengarnya.

    Jika dalam dunia musik, harmoni merupakan unsur terpenting yang dapat menyelaraskan perbedaan dari setiap nada, sehingga terdengar indah dan megah, maka demikian jugalah dalam kehidupan kita secara umum. Jika kita menginginkan hidup kita  tetap indah dan enak buat dijalani, maka kita perlu untuk menyelaraskan perbedaan-perbedaan yang ada di antara kita dengan baik. Selayaknya seorang komposer yang menyelaraskan nada-nada yang berbeda sehingga tersusun dengan indah, demikian jugalah yang harusnya kita kerjakan dalam kehidupan kita yang diwarnai dengan perbedaan dan keragaman. Kita perlu untuk menjaga harmoni kehidupan agar tetap indah.

    Hal itulah yang juga dilakukan oleh Paulus dalam karya pelayanannya. Dia bersama dengan para rasul telah berusaha untuk menjaga harmoni di antara mereka dengan membuat kesepakatan agar pelayanan di antara mereka tidak saling tumpang tindih. Paulus diberi kepercayaan untuk melayani kepada orang-orang yang berasal dari bangsa yang bukan Yahudi, sementara para rasul yang lain berfokus pada pelayanan kepada orang-orang yang berasal dari bangsa Yahudi. Apa yang menjadi kesepakatan ini kemudian dijaga dengan baik oleh mereka. 

    Dalam bacaan kita hari ini kita mendapati gambaran bagaimana Paulus sendiri berusaha untuk menjaga harmoni pelayanan yang ada di antara mereka. Paulus berusaha untuk tidak melanggar kesepakatan yang pernah mereka buat bersama pada saat mereka ada di Yerusalem. Dalam Roma 15:15-16, Paulus mengungkapkan "Namun, karena kasih karunia yang telah dianugerahkan Allah kepadaku, aku di sana sini dengan agak berani telah menulis kepadamu untuk mengingatkan kamu, yaitu bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi dalam pelayanan pemberitaan Injil Allah, supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan yang berkenan kepada-Nya, yang disucikan oleh Roh Kudus." Bahkan usaha Paulus itu semakin nyata melalui ungkapannya dalam Roma 15:20, "Dan dalam pemberitaan itu aku menganggap sebagai kehormatanku, bahwa aku tidak melakukannya di tempat-tempat, di mana nama Kristus telah dikenal orang, supaya aku jangan membangun di atas dasar, yang telah diletakkan orang lain".

    Komitmen Paulus dalam menjaga harmoni pelayanan ini tentu menjadi sebuah teladan bagi kita di tengah kehidupan kita masa kini. Sebagai orang-orang beriman, kita pun dipanggil untuk merawat harmoni kehidupan dan pelayanan, agar damai sejahtera yang telah Allah anugerahkan tetap dapat kita rasakan dan alami dalam kehidupan kita. Semangat merawat dan menjaga harmoni ini tentu juga sangat kita perlukan di tengah kehidupan keseharian kita dalam berkeluarga dan bermasyarakat.  Sebagai orang tua dan anak kita harus belajar untuk menjaga kesepakatan-kesepakatan yang berlaku dalam kehidupan keluarga kita, supaya kita tidak kehilangan damai dalam hidup berumah tangga. Sebagai anggota masyarakat, kita pun perlu untuk memperhatikan kesepakatan-kesepakatan sosial yang ada dalam masyarakat, sehingga harmoni kehidupan yang selama ini membawa damai dapat tetap terpelihara dengan baik. Jangan saling serobot dan saling menjatuhkan. Jagalah harmoni kehidupan kita. Inilah tugas panggilan kita. Tuhan memberkati. Amin.

 

Doa Syafaat dan Penutup

  • Berdoa agar masyarakat tetap patuh pada protokol kesehatan untuk menjaga diri dan keluarganya di tengah masa pandemi ini.
  • Berdoa bagi masyarakat di Cianjur dan daerah lain yang sedang menghadapi dampak dari benca alam yang melanda mereka.


Nyanyian Penutup


“Tuhan Memberikan Kita Tanah Air”

(PKJ 176 : 1, 4)


Tuhan memberikan kita

tanah air yang merdeka.

Juga kedaulatan rakyat

di persada Indonesia.


Refrain :

        Tuhan, ajarlah kami

        supaya arif bijaksana

        serta senantiasa membukakan diri.

        Bersemangatkan kasih,

        saling menjalin pengertian,

        kami membina dan 

        membangun bangsa ini


Tuhan, lihat bangsa kami

diterjang gelombang ribut.

Tolong kami mengatasi

kemelut dan kehancuran.

(kembali ke refrain)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Bagi Tuhan - Kamis, 18 Desember 2025

Kamis, 11 Desember 2025