`
“Tafsirkanlah sesuai kehendak-NYA“
SAAT TEDUH
NYANYIAN PEMBUKA
Siapa yang Berpegang
(NKB. 116)
Siapa yang berpegang pada sabda Tuhan
dan setia mematuhinya,
hidupnya mulia dalam cah’ya baka
bersekutu dengan Tuhannya.
Refrein:
Percayalah dan pegang sabdaNya:
hidupmu dalam Yesus sungguh bahagia!
Bayang-bayang gelap ‘kan dihapus
lenyap oleh sinar senyum wajahNya;
rasa takut dan syak ‘kan menghilang
cepat dari yang berpegang padaNya.
PEMBACAAN MAZMUR 123
(di bacakan secara berbalasan)
DOA
PEMBACAAN ALKITAB
• Perjanjian Lama : Ayub 20 : 1 - 11
• Perjanjian Baru : 2 Petrus 1 : 16 - 21
RENUNGAN
“Tafsirkanlah sesuai kehendak-NYA“
Kebenaran firman Tuhan patut ditafsirkan dengan tepat dan benar. Penafsiran firman Tuhan tidak boleh ditafsirkan sekehendak hati manusia, apalagi jika ditafsirkan untuk menyenangkan diri sendiri. Oleh sebab itu sebelum kebenaran firman Tuhan di sampaikan, maka dipersiap lebih dahulu. Misal : GKI Serpong memiliki Komisi Pemahaman Alkitab (PA), dimana setiap bulan ditugaskan memimpin PA bersama para pendeta di wilayah-wilayah. Sebelum memimpin PA mereka melakukan persiapan 3 – 4 kali. Demikian juga dengan persiapan-persiapan yang dipimpin oleh pendeta atau aktivis di persiapan Guru Sekolah Minggu, persiapan Tunas remaja dst. Persiapan yang dilakukan dengan tujuan agar penyampaikan firman Tuhan benar dan tepat.
Apakah bisa terjadi salah penafsiran jika tidak persiapan dengan baik ? Bisa saja terjadi kesalahan, apalagi jika ditafsirkan menurut kesenangan hati/ kehendak sendiri.
Kecenderungan menafsir Alkitab menurut kehendak sendiri tidak hanya dilakukan oleh orang-orang pada zaman modern, melainkan sudah sejak lama. Hal tersebut tercatat dalam 2 Petrus 1:20: “nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri.” Hal ini dikatakan rasul Petrus saat menghadapi orang-orang yang meragukan Kristus. Dalam kesaksiannya, yang dicatat dalam 2 Petrus 1:16-21 : rasul Petrus memberi kesaksian yang benar, berangkat dari perjumpaan, dan menyaksikan bagaimana Kristus menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa: “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan” (2 Pet. 1 : 17).
Ketika kita membaca dan menyampaikan Alkitab harus disertai dengan sikap yang mawas, agar tidak menafsir Alkitab menurut logika diri sendiri. Sebab, penafsiran menurut pandangan dan logika diri begitu terbatas. Karena itu, kita membuka diri pada peran Roh Kudus untuk mengajar kita. Kita membuka diri pada perjumpaan dengan Tuhan dalam hidup kita.
“Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.”
(Mazmur 119 : 105)
SAAT HENING
DOA SYAFAAT DAN PENUTUP
• Bersyukur dan berterima kasih untuk petugas medis dan paramedis yang tetap berjuang.
• Berdoa untuk pergumulan keluarga masing-masing.
NYANYIAN PENUTUP
Siapa yang Berpegang
(NKB. 116)
Bila kita sedih, hidup kita pedih,
Tuhan mau berperan dalamnya;
Ia s’lalu dekat dan menjamin berkat
bagi yang berpegang padaNya.
KasihNya yang kekal takkan kita kenal
sebelum padaNya berserah.
Refrein:
Percayalah dan pegang sabdaNya:
hidupmu dalam Yesus sungguh bahagia!
Hidup bahagia disediakanNya
bagi yang berpegang padaNya.
O betapa senang hidup dalam terang
beserta Tuhan di jalanNya,
jika mau mendengar serta patuh benar
dan tetap berpegang padaNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar