Tataibadah Harian
Sabtu, 5 November 2022
“Ragu Pada Kuasa Tuhan?”
Saat teduh
Nyanyian Bersama
PKJ 15 – Kusiapkan
Hatiku, Tuhan
Kusiapkan hatiku,
Tuhan,
menyambut firman-Mu,
saat ini.
Aku sujud menyembah
Engkau
dalam hadirat-Mu,
saat ini.
Curahkanlah
pengurapan-Mu
kepada umat-Mu, saat
ini.
Kusiapkan hatiku,
Tuhan,
mendengar firman-Mu.
Firman-Mu, Tuhan,
tiada berubah,
sejak semulanya dan
s’lama-lamanya
tiada berubah
Firman-Mu, Tuhan,
penolong hidupku.
Kusiapkan hatiku,
Tuhan,
menyambut firman-Mu.
Doa pembukaan
Dipimpin seorang
anggota keluarga
Pembacaan Mazmur
Mazmur 17.1-9
Dibacakan oleh
seorang anggota keluarga
Nyanyian Bersama
KJ 50 – Sabda-Mu
Abadi
Sabda-Mu abadi,
suluh langkah kami.
Yang mengikutinya
hidup sukacita.
Tolong, agar kami
rajin mendalami
lalu melakukan
sabda-Mu, ya Tuhan!
Perenungan Sabda
-
Doa
persiapan
-
Pembacaan
Alkitab: Lukas 20.1-8
Dibacakan oleh seorang anggota keluarga
“Ragu Pada Kuasa
Tuhan?”
Penggambaran dalam Injil
Lukas sesungguhnya memperlihatkan kenyataan hidup yang kita jalani sehari-hari.
Kendati mengakui Yesus sebagai Tuhan yang menawarkan kekuatan dan keselamatan
hidup kita, kerap masih ditemukan keraguan dalam diri kita tentang apa yang
bisa dan akan diperbuat-Nya dalam menghadapi pergumulan kita.
Seorang anak SD
mempertanyakan apakah Tuhan sanggup mengubah nilainya yang merah jadi biru supaya
ia naik kelas dan tidak malu akibat diledek teman-temannya.
Seorang ibu yang
anaknya sakit parah sudah menghabiskan dana beratus juta demi kesembuhan
anaknya, namun setelah bertahun-tahun anaknya belum sembuh. Di manakah kuasa
Tuhan?
Seorang bapak yang
sudah lama bekerja pada perusahaannya merasa loyal namun tidak merasa mendapatkan
gaji yang layak, padahal ia harus menopang keluarga yang besar dengan
pengeluaran yang tidak sedikit. Apakah Tuhan berdiam diri melihat penderitaan
dan kesulitan saya?
Berbagai pergumulan
lain menghampiri umat manusia di segala zaman. Terhadap kenyataan itu mungkin
kuasa Tuhan dipertanyakan. Jika Tuhan sungguh-sungguh berkuasa, mestinya segala
yang baik (di mata manusia) bisa terwujud. Namun nyatanya tidak demikian. Itu membuat
manusia jadi meragukan Tuhan. Meragukan kuasa-Nya, meragukan apa yang sanggup
diperbuat-Nya.
Imam kepala dan ahli
Taurat, yang merasa tersaingi kepemimpinan dan pengaruhnya karena keberadaan
Yesus, bak mendapat angin segar ketika berkesempatan mempertanyakan siapa Yesus
sesungguhnya. Setelah mengadakan berbagai mujizat dan menyampaikan pengajaran
kepada orang banyak, mereka menanyakan dari mana Yesus mendapatkan otoritas
atau kewenangan melakukan semua itu. Mereka bertanya bukan karena ragu pada
kemampuan Yesus melakukan mujizat atau keajaiban, melainkan pada siapa Yesus
sesungguhnya. Dengan mempertanyakan siapa Yesus, diharapkan Yesus jadi bingung
dan akhirnya popularitasnya di mata orang lain makin pudar. Akan tetapi Yesus
sanggup menangkal niat buruk orang-orang itu. Justru cara Yesus menjawab mereka
memperlihatkan kualitas apa yang sesungguhnya dimiliki Yesus.
Kualitas itu jugalah
yang nyata ketika kita – manusia yang bergumul dan bermasalah – datang kepada-Nya
dalam doa. Kita minta sesuatu dan minta pembuktian akan kuasa-Nya. Kuasa-Nya
sesungguhnya nyata. Hanya saja ia tidak selalu selaras atau sesuai dengan apa yang
kita pikirkan dan pintakan. Kuasa-Nya bersifat independen, tidak bergantung
pada manusia. Artinya Dia dianggap dan dipercayai sebagai Tuhan bukan karena
kita mengakui kedaulatan dan ketuhanan-Nya. Bukan juga ketika Dia bisa
memberikan apa yang kita minta. Kuasanya ada dan hadir dalam bentuk perbuatan manusia
yang dilandasi syukur, dan senantiasa setia mewujudkan perbaikan kehidupan.
Doa Bersama
Mari mendoakan:
-
Semangat
keluarga berjuang menghadapi covid, yang terus bermutasi dan menghadirkan
varian baru; agar setiap anggota keluarga tetap berusaha memelihara kesehatan sambil
meningkatkan pengetahuan tentang berbagai gejala yang muncul belakangan ini
-
Kehidupan
banyak orang (khususnya yang kita kenal), agar tetap berada dalam kewaspadaan di
tengah berbagai penyakit yang hadir dari waktu ke waktu
-
Kebersamaan
keluarga di tengah pergumulan
Nyanyian Bersama
NKB 87 – Junjungan
Yang Kupilih
Junjungan yang
kupilih: Yesusku Penebus.
Yang bangkit dari
mati, berkuasa seterus.
Kendati banyak orang
mengejek, mencela,
kuikut suara-Nya,
lembut mesra.
Benar, benarlah hidup Yesusku.
Bersamaku di jalanku, suara-Nya
kudengar.
Benar, benarlah hidup Yesusku.
Di mana Dia kudengar? Di dalam hatiku!
Di mana, kapan saja
Kasih-Nya pun jelas.
Di saat ‘ku gelisah
dihibur ‘ku lekas.
Di hujan, angin
ribut, dipimpin langkahku,
‘ku yakin, kami
nanti ‘kan bertemu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar