RASA MALU

 Tata Ibadah Harian 

 

Ibadah Harian Keluarga 

Senin, 04 Juli 2022 

 

 

Gereja Kristen Indonesia 

Serpong 

Jln. G. Merbabu Blok R 

Giri Loka 2 - BSD City 

 

  

“ RASA MALU "

 

SAAT TEDUH 


NYANYIAN PEMBUKA 

Hidup Kita yang Benar  (KJ. 450) 

 

Hidup kita yang benar 

haruslah mengucap syukur. 

Dalam Kristus bergemar; 

janganlah tekebur. 

 

Refrein: 

Dalam susah pun senang; dalam segala hal aku bermazmur dan ucap syukur; itu kehendakNya! 

 

Biar badai menyerang, 

biar ombak menerjang, 

aku akan bersyukur 

kepada Tuhanku. 

 

Apa arti hidupmu? 

Bukankah ungkapan syukur, 

kar’na Kristus, Penebus, 

berkurban bagimu! 

 

PEMBACAAN MAZMUR 119 : 73 - 80 

(dibacakan secara berbalasan) 

 

DOA 

 

PEMBACAAN ALKITAB 

 

 

Perjanjian Lama  :  Yeremia 6 : 10 - 19   

Perjanjian Baru   :  Kisah Para Rasul 19 : 21 - 27 

 

RENUNGAN 

 

“ RASA MALU “ 

Rasa malu telah hilangnya bahkan sudah “putus urat malunya”. Kalimat ini diungkapkan saat melihatlah para koruptor atau pencuri uang rakyat yang masih senyum-senyum dan melambaikan tangan di layar kaca. Atau, para pesohor yang mengeksploitasi perceraian dan perselingkuhan mereka demi mendongkrak popularitas. 

 

 

Rasa malu juga sudah hilang/putus dalam kehidupan sehari-hari bangsa Israel. Tidak tanggung-tanggung, para pemimpin masyarakat, bahkan para tokoh agama seperti imam, kehilangan rasa malu dengan tidak segan lagi untuk menipu rakyat.  

Nabi Yeremia, bahkan Allah sendiri, geram terhadap perilaku bangsa Israel. Karena itu, Yeremia menubuatkan kejatuhan dan keruntuhan mereka sebagai sebuah bangsa. Sikap tidak tahu malu itulah yang membawa mereka menuju kehancuran … “ Seharusnya mereka merasa malu, sebab mereka melakukan kejijikan; tetapi mereka sama sekali tidak merasa malu dan tidak kenal noda mereka.   Sebab itu mereka akan rebah di antara orang-orang yang rebah; mereka akan tersandung jatuh pada waktu Aku menghukum  mereka, firman TUHAN."  Beginilah firman TUHAN: "Ambillah tempatmu di jalan-jalan dan lihatlah, tanyakanlah jalan-jalan yang dahulu kala  , di manakah jalan  yang baik, tempuhlah itu, dengan demikian jiwamu mendapat ketenangan.  Tetapi mereka berkata: Kami tidak mau menempuhnya!  Juga aku mengangkat atas mereka penjagapenjaga,  firman-Ku: Perhatikanlah bunyi sangkakala!   Tetapi mereka berkata: Kami tidak mau memperhatikannya!  Sebab itu dengarlah, hai bangsa-bangsa, dan ketahuilah, hai jemaat, apa yang akan terjadi atas mereka! Dengarlah, hai bumi!  Sungguh, ke atas bangsa ini Aku akan mendatangkan malapetaka,  akibat dari rancangan-rancangan  mereka, sebab mereka tidak memperhatikan perkataan-perkataan-Ku  dan menolak pengajaran-Ku.  (Yeremia 6 : 15 – 19). 


 

Nubuatan yang disampaikan Yeremia itu bukanlah kutukan, namun ajakan untuk segera bertobat. Caranya adalah dengan mengembalikan lagi rasa malu. Seandainya koruptor yang senyum-senyum, atau pesohor yang suka kawin cerai untuk ngetop menghidupi rasa malu, mereka tentu akan berpikir sebelum berbuat, atau mengaku dan bertobat setelah melakukan. Namun, sayangnya rasa malu itu sudah tidak ada lagi? 

 

Saudaraku … Rasa malu membuat kita hidup sebagai manusia. Kehilangan rasa malu berarti kehilangan kepantasan dan citra diri seorang manusia. Untuk itu milikilah rasa malu dan bertobatlah. 

 

Seharusnya mereka merasa malu, sebab mereka melakukan kejijikan; tetapi mereka sama sekali tidak merasa malu dan tidak kenal noda mereka. (Yer. 6:15) 

 

 

  

SAAT HENING DOA SYAFAAT DAN PENUTUP 

 

 

 

Petugas medis dan para medis dalam kesehatan mereka. 

Berdoa untuk pergumulan keluarga masing-masing. 

 

 

NYANYIAN PENUTUP 

 

Hidup Kita yang Benar  (KJ. 450) 

 

Bertekun bersyukurlah 

hingga suaraNya kaudengar: 

“Sungguh indah anakKu, 

ungkapan syukurmu.” 

 

Refrein: 

Dalam susah pun senang; dalam segala hal aku bermazmur dan ucap syukur; itu kehendakNya! 

 


Tuhan Yesus, tolonglah,  

sempurnakan syukurku. 

Roh Kudus berkuasalah 

di dalam hidupku! 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Bagi Tuhan - Kamis, 18 Desember 2025

Kamis, 11 Desember 2025