Tataibadah Harian
Rabu, 10 Desember 2025
PENTINGNYA HIDUP
DALAM KONSEP YANG BENAR
Saat teduh
Umat berdiam diri sekitar 30 detik, merenungkan segala
bentuk kebaikan Tuhan yang sudah diterimanya
Nyanyian Umat
PKJ 279 “ Semua Orang Inginkan Kebenaran ”
Semua orang inginkan kebenaran berada di pihaknya,
namun sedikit yang sungguh mau berada di pihak kebenaran.
Semua orang seakan-akan tampil menjunjung kebenaran,
namun sedikit yang sungguh mau berkorban membela kebenaran.
Kata pemazmur: semua
manusia tak dapat diandalkan,
hampir semua perkataannya bohong dan sulit dipercaya.
Tiada lagi kebenaran sejati yang mudah dijumpai;
hanyalah Yesus terang dan kebenaran dan jalan kes’lamatan.
Semua orang yang
cari kebenaran menjadi salah jalan;
tak tahu lagi harus pilih yang mana, semuanya serupa.
Setiap hari semuanya berubah, oh sungguh membingungkan;
hanyalah Yesus terang dan kebenaran yang tak pernah berubah.
Bacaan I: Kejadian 15.1-18
Pesan yang penting dalam perikop ini
Kisah Allah yang
berjanji pada Abram serta tanggapan Abram yang menunjukkan imannya kepada Allah
menjadi pusat pemberitaan dan pembelajaran bagi para pembacanya. Melalui berbagai
dialog diperlihatkan bahwa Allah setia kepada umat-Nya dan setiap orang yang
percaya kepada janji-Nya akan memiliki pengharapan akan hidup yang baik. Hidupnya
akan dijalani dalam kedamaian – tidak gelisah atau khawatir – dan menghasilkan
buah yang berdampak bagi ciptaan di sekitarnya.
Doa Pembuka
Dipimpin seorang
anggota keluarga
Mazmur 21
Bacalah bagian ini dengan beberapa cara
1. Seorang
membacanya, sementara anggota keluarga lain mendengarkan
2. Seorang
membaca bagian yang mengarah ke kiri, sementara yang lain membaca bagian yang
mengarah ke kanan
3. Kaum
laki-laki membaca bagian yang mengarah ke kiri, sementara kaum perempuan
membaca yang mengarah ke kanan
Bacaan II: Matius 12.33-37
Pesan melalui
perikop
Setiap orang melahirkan
buah dari pikiran dan hatinya. Itulah sebabnya penting bagi kita menata diri mulai
dari apa yang dipikirkan dan diinginkan. Tak salah jika dalam dasatitah kita
diperingatkan agar menjaga keinginan (titah ke-10) supaya kelak yang kita
hasilkan lewat perbuatan kita tidak menyimpang dari kebenaran dan akhirnya
membuahkan kebaikan.
Belajar dari apa yang diceritakan dalam tulisan ini, mari
kita merefleksikannya melalui 3 sisi hidup kita, yakni sisi nalar (kognitif),
sisi rasa (afektif), serta sikap atau tindakan (motoris).
Secara nalar, kita diajak mengkritisi hal-hal berikut:
·
Apakah
yang selama ini kita pikirkan dilandaskan pada apa yang diajarkan Tuhan? Misalnya,
ketika kita bekerja, apakah yang kita pikirkan semata-mata bagaimana meraup
keuntungan atau uang yang sebanyak-banyaknya, tanpa memikirkan bagaimana caranya?
Atau tidak merencanakan waktu untuk hal-hal lain yang tidak menghasilkan uang –
malah sebaliknya, membuat kita mengeluarkan uang untuk orang lain – sehingga hidup
kita terobsesi oleh keuntungan yang besar?
Selain itu, kita
juga diajak mengembangkan perasaan berikut:
· Apakah keinginan kita dipenuhi hal-hal yang tidak sejalan
dengan kehendak Allah? Misalnya, kita menginginkan kejatuhan orang lain, yang
merupakan rival bisnis kita, atau orang yang bagi kita menyebalkan karena di masa
lalu ia menyakiti kita?
Kedua sisi itu tentu
akan memengaruhi tindakan kita, yang diharapkan bisa dilakoni secara etis.
Setidaknya, kita bisa mengukur apakah hidup kita sudah dijalani seperti ini:
· Kita menapaki hari-hari kita dengan semangat berbuat
baik, didasarkan oleh pikiran yang bersih dan kerinduan hidup demi kebaikan orang
lain?
Doa Bersama
Dipimpin seorang anggota keluarga, dengan pokok doa:
·
Agar
umat menyadari bahwa pelayanannya dilandasi ucapan syukur, bukan karena terpaksa
·
Persiapan
menghayati minggu adven III, yang diperingati tanggal 14 Desember, supaya
dimaknai dengan sikap yang benar, serta mendoakan para orangtua yang akan membaptiskan
anaknya supaya mereka menyadari tanggung jawabnya mendidik mereka hidup dalam
ajaran Kristus
Nyanyian Umat
”Hidupku Bukannya Aku Lagi”
bisa dinyanyikan beberapa kali
Hidupku bukannya aku lagi, tapi Yesus dalamku
Hidupku bukannya aku lagi, tapi Yesus dalamku
Yesus hidup, Yesus hidup dalamku
Hidupku bukannya aku lagi, tapi Yesus dalamku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar