Selasa, 14 Oktober 2025 – TANGAN MELAYANI, HATI MENYIMPANG
NYANYIAN PEMBUKA
KJ 413: 1 “TUHAN PIMPIN ANAKMU”
Tuhan, pimpin
anakMu,
agar tidak
tersesat.
Akan jauhlah
seteru,
bila Kau tetap
dekat.
Refrein:
Tuhan, pimpin!
Arus hidup
menderas;
agar jangan ‘ku
sesat,
pegang tanganku
erat.
DOA PEMBUKA
BACAAN
ALKITAB
2 RAJA-RAJA 5:20-27
RENUNGAN
Sebuah sungai yang permukaan tenang mengalir ke
hilir, namun arus di dalamnya bisa menyimpang ke arah lain. Demikian juga bisa
terjadi pada hidup kita. Di lihat dari tampilan luar, tangan sibuk bekerja dan
melayani, namun di dalam hati bisa saja mengalir ke tujuan yang sangat berbeda.
Ada godaan untuk mengambil keuntungan dengan serakah, korupsi, manipulasi, dll.
Seperti Gehazi. Siapa dia? Ia adalah pelayan dari
nabi Elisa. Sebenarnya Gehazi adalah seorang yang tidak melakukan kejahatan dan
tidak menyembah berhala. Ia melihat bagaimana Namaan sembuh dari sakit kusta. Namun
dari peristiwa besar itu, Gehazi jatuh dalam dosa yang kelihatannya sederhana:
mendapatkan sesuatu dari orang yang disembuhkan.
Gehazi mengejar Naaman, menyusun kebohongan dan mengambil
hadiah yang sebelumnya ditolak oleh Elisa. Gehazi berpikir “Apa salahnya
sedikit imbalan?” tapi di mata Tuhan keserakahan dan kebohongan bukanlah hal
kecil. Dosa tidak diukur seberapa besar nilai uangnya, tapi dari seberapa jauh
hati manusia berbelok dari kebenaran. Lalu Elisa mengatakan "Bukankah
hatiku ikut pergi, ketika orang itu turun dari atas keretanya mendapatkan
engkau? Maka sekarang, engkau telah menerima perak dan dengan itu dapat
memperoleh kebun-kebun, kebun zaitun, kebun anggur, kambing domba, lembu sapi,
budak laki-laki dan budak perempuan, tetapi penyakit kusta Naaman akan melekat
kepadamu dan kepada anak cucumu untuk selama-lamanya." Hal ini
menunjukkan bahwa Allah melihat hal yang tersembunyi. Gehazi bisa menipu manusia,
namun tidak bisa menipu Tuhan. Akibatnya fatal.
Kisah Gehazi menjadi pengingat bagi kita yang
melayani dalam sektor apapun. Mari berefleksi:
·
Apakah saya melihat jabatan dan akses sebagai “kesempatan untuk melayani”
atau “peluang untuk menguntungkan diri sendiri”?
·
Di mana saya menarik garis tegas antara terima kasih yang wajar dan
suap/ gratifikasi yang melanggar hukum dan integritas?
·
Apakah saya masih memiliki rasa takut akan Tuhan serta tanggung jawab atau
lebih memilih menyimpang?
Mari menjaga hati untuk tetap mengarah
pada kebenaran Tuhan. Setiap karya pelayanan harus lahir dari integritas dan
ketulusan hati. Karena semua adalah kepercayaan dari Tuhan. Amin.
DOA SYAFAAT
·
Bersyukur keluarga yang Tuhan percayakan.
·
Setiap keluarga dapat menjalankan peran dan tanggung jawab dengan baik.
·
Gereja yang membantu masyarakat
dengan berbagai program pembedayaan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar