Tataibadah Harian
Rabu, 8 Oktober 2025
MENJAGA HATI ORANG LAIN
Saat teduh
Umat berdiam diri sekitar 30 detik, merenungkan segala
bentuk kebaikan Tuhan yang sudah diterimanya
Nyanyian Umat
KJ 4 – Hai Mari
Sembah
Hai mari sembah Yang Mahabesar,
nyanyikan syukur dengan bergemar.
Perisai umat-Nya, Yang Mahaesa,
mulia nama-Nya, takhta-Nya megah!
Hai masyhurkanlah keagungan-Nya;
cahaya terang itu jubah-Nya.
Gemuruh suara-Nya di awan kelam;
berjalanlah Dia di badai kencang.
Bacaan I: Habakuk 2.12–20
Pesan yang penting dalam perikop ini
Biasanya manusia
cenderung melakukan sesuatu karena takut hal-hal buruk menimpanya jika ia tidak
melakukannya. Misalnya, tidak lulus ujian kalau tidak belajar. Ditilang atau dedenda
jika tidak memakai helm kala bermotor.
Bagian ini memperlihatkan
peringatan tentang hal-hal yang bakal dialami manusia kalau menjalani hidup dengan
berbagai kesewenang-wenangan, yang meliputi kekerasan, ketidakadilan, dan
penyembahan berhala.
Jika manusia hidup dengan mengandalkan kekerasan dan kekuatan diri, maka
Tuhan akan menghancurkannya. Hal ini memperingatkan kita agar tidak hidup menghalalkan
segala cara untuk mencapai tujuan. Apalagi jika perbuatan kita mendatangkan
korban.
Demikian pula dengan
orang yang mempermalukan sesama. Mereka yang melakukan hal ini akan diganjar
hukuman berupa murka Allah, yang tak dapat dihadapi oleh siapapun.
Sebaliknya, kalau
kita hidup dengan hati lurus, memuliakan Allah dalam segala situasi, maka Allah
juga akan memuliakan kita.
Pesan pentingnya
bagi kita adalah supaya kita hidup merenungkan segala sesuatu yang akan kita jalani.
Pakailah panduan yang dapat diandalkan, berupa Roh Kudus yang bersemayam dalam
diri kita.
Doa Pembuka
Dipimpin seorang anggota keluarga
Mazmur 3
Bacalah bagian ini
dengan beberapa cara
1. Seorang
membacanya, sementara anggota keluarga lain mendengarkan
2. Seorang
membaca bagian yang mengarah ke kiri, sementara yang lain membaca bagian yang
mengarah ke kanan
3. Kaum
laki-laki membaca bagian yang mengarah ke kiri, sementara kaum perempuan
membaca yang mengarah ke kanan
Bacaan II: Markus 11.12-14, 20-24
Pesan melalui
perikop
Kisah ini menggunakan pohon ara sebagai alat bantu
memahami ajaran Yesus.
Dalam PL, pohon ara
sering melambangkan Israel (Hos. 9:10; Yer. 8:13). Pohon berdaun tapi tak
berbuah menggambarkan kehidupan rohani yang tampak indah dari luar, tetapi
kosong dari buah iman dan ketaatan. Yesus juga menekankan hidup yang tulus dan
murni, yang bukan didasarkan pada ketakutan pada hukuman, karena dianggap
melalaikan kewajiban atau takut dinilai buruk oleh orang lain (pencitraan).
Tentang hal ini, mari
kita merefleksikannya melalui 3 sisi hidup kita, yakni sisi nalar (kognitif),
sisi rasa (afektif), serta sikap atau tindakan (motoris).
Secara nalar, kita diajak mengkritisi hal-hal berikut:
· Apa yang kita pikirkan kala mau melakukan sesuatu? Dampaknya
terhadap orang lain? Atau seberapa besar keuntungan yang bisa kita peroleh kalau
melakukannya?
· Apakah
kita suka berpikir bahwa sikap kita munafik? Kalau kita merasa yang kita
lakukan tidak didasari ketulusan, bagaimana kiat berencana mengubah diri kita?
Selain itu, kita
juga diajak mengembangkan perasaan berikut:
·
Pada waktu mau melakukan sesuatu, apakah
kita memikirkan apa yang orang lain rasakan sebagai akibat dari perbuatan kita?
·
Apakah kita merasakan pergerakan spiritual
kala melakukan sesuatu, entah yang baik atau yang buruk? Jika melakukan hal baik,
apakah hati kita tergerak dan semakin merasa dekat dengan Tuhan?
Kedua sisi itu tentu
akan memengaruhi tindakan kita, yang diharapkan bisa dilakoni secara etis.
Setidaknya, kita bisa mengukur apakah hidup kita sudah dijalani seperti ini:
· Berdoalah dengan sungguh agar kita semakin diteguhkan
hidup dalam takut akan Tuhan, bukan takut dinilai atau dihakimi manusia; dan
dengan demikian lebih memotivasi kita hidup bagi kebaikan terhadap sesama, demi
pembangunan kehidupan
· Berdoalah juga agar hidup kita bisa sesedikit mungkin merugikan
atau menyakiti perasaan sesama kita: pasangan (suami-istri), anak atau orangtua,
teman, tetangga, rekan kerja, teman sepersekutuan, rekan pelayanan, atau
siapapun
Doa Bersama
Dipimpin seorang anggota keluarga, dengan pokok doa:
·
Perencanaan
pelayanan gereja, sampai akhir tahun: kegiatan rutin di komisi-komisi, agenda
bulan keluarga dan keterlibatan umat dalam setiap acara yang ditawarkan
panitia, sampai persiapan Natal dan penghayatan akan kedatangan Tuhan Yesus
·
Situasi
dunia dan harap akan perdamaian, mengingat berbagai peristiwa kekerasan yang terus
terjadi di banyak tempat
Nyanyian Umat
KJ 467 – Tuhanku, Bila Hati Kawanku
Tuhanku, bila hati kawanku
terluka oleh tingkah ujarku,
dan kehendakku jadi panduku,
ampunilah.
Jikalau tuturku tak semena
dan aku tolak orang berkesah,
pikiran dan tuturku bercela,
ampunilah.
Dan hari ini aku bersembah
serta padaMu, Bapa, berserah,
berikan daku kasihMu mesra.
Amin, amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar