Sabtu, 25 Oktober 2025
NYANYIAN
PEMBUKA
NKB 73 “Kasih Tuhanku Lembut”
1. Kasih Tuhanku lembut! PadaNya ‘ku bertelut
dan ‘ku dambakan penuh: Kasih besar!
Yesus datang di dunia, tanggung dosa manusia;
bagiku pun nyatalah: Kasih besar!
Reff
Kasih besar! Kasih besar!
Tidak terhingga dan ajaib benar: Kasih besar!
2. DitolongNya yang penat dan berbeban berat
juga orang yang sesat, Kasih besar!
Walau hatimu cemar, kasihNya lebih besar
dan membuat ‘kau benar, Kasih besar!
DOA
PEMBUKA
Dipimpin
oleh salah satu anggota keluarga
BACAAN
ALKITAB
Mazmur 84:1-7
Yeremia
14: 1-6
Lukas
1: 46-55
RENUNGAN
Kehidupan kerap menghadirkan masa
"kekeringan". Mazmur 84:1-7 menggambarkan kerinduan mendalam akan
hadirat Allah, "Jiwaku hancur karena merindukan pelataran Tuhan." Ini
adalah gambaran spiritual di mana jiwa kita haus akan sumber air hidup. Namun,
pemazmur tidak berhenti pada kelangkaan itu. Ia menemukan kekuatan dalam
perjalanan menuju Sion. "Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu,"
serunya. Bahkan di lembah kekeringan, mereka membuatnya menjadi tempat bermata
air. Inilah paradoks iman: justru dalam perjalanan melewati tempat tandus, kita
menemukan penyegaran karena Allah hadir sebagai sumber kekuatan.
Kekeringan yang
nyata digambarkan dalam Yeremia 14:1-6. Nubuat ini melukiskan gambar suram. Yehuda dilanda kelaparan,
para bangsawan mencari air yang tidak ada, mereka kembali dengan muka muram.
Bumi merekah karena tidak ada hujan. Gambaran ini mewakili pengalaman manusiawi
kita akan krisis. Keuangan kering, hubungan
retak, kesehatan menipis, atau harapan layu. Seperti tanah merekah, hati kita
pun bisa merasakan hal serupa.
kosong, tandus, dan seolah Tuhan diam. Kita berusaha mencari solusi, tetapi
seringkali kembali dengan tangan hampa.
Di tengah dua
gambaran tentang kelangkaan ini, Lukas 1:46-55 memberikan respons revolusioner.
Maria, perempuan muda dari desa terpencil, yang secara sosial-ekonomi mungkin
berada dalam situasi "kering", justru melantunkan pujian,
"Jiwaku memuliakan Tuhan." Magnificat-nya adalah nyanyian tentang
pembalikan total karya Allah. Ia yang Mahakuasa bekerja melalui yang lemah,
rendah, dan lapar. Allah mengisi yang lapar dengan hal-hak baik, tetapi
menyuruh orang kaya pergi dengan tangan hampa. Inilah kunci renungan kita:
Allah mengubah kelangkaan menjadi kelimpahan melalui cara-Nya yang tak terduga,
yaitu kerendahan hati dan penyerahan diri.
Maria tidak
mengeluh tentang keadaan sosialnya yang "kering". Ia memilih
memandang Allah yang setia pada janji-Nya, yang mengingat orang kecil dan
lapar. Iman Maria mengubah narasi. Dari yang secara duniawi dianggap
"kekurangan", ia menjadi saluran kelimpahan kasih karunia Allah bagi
dunia.
Mari kita renungkan.
Di manakah kita mengalami "kekeringan"? Mazmur 84 mengajak kita tetap
merindukan Allah dan berjalan dalam iman, percaya bahwa di lembah kekeringan,
Ia menyediakan mata air. Yeremia mengingatkan bahwa krisis itu nyata, tetapi
bukan akhir segalanya. Maria menunjukkan sikap hati menang: bukan mengandalkan
kekuatan sendiri, tetapi merendahkan diri dan mempercayakan hidup pada Allah
yang sanggup membalikkan situasi.
Ketika hidup
terasa seperti padang gurun gersang, mari belajar dari Maria. Pilihlah
memuliakan Tuhan, percaya bahwa dalam Kristus, Allah telah turun ke dalam
"kekeringan" dosa dan kematian kita, dan membangkitkan kita menuju
kehidupan berkelimpahan. Dari kelangkaan, kita akan menuai kelimpahan kasih
karunia-Nya. @vals.13
DOA
SYAFAAT
Dipimpin
oleh anggota keluarga atau dapat dibagi pada masing-masing anggota keluarga
- Kehidupan pribadi agar tetap berpusat pada Kristus
- Kehidupan keluarga
agar terus dapat saling menguatkan
- Kesehatan fisik,
mental dan spiritual orang-orang terkasih
- Perdamaian dan
keadilan di dunia
NYANYIAN
PENUTUP
KJ 450 “Hidup Kita Yang Benar”
1. Hidup kita yang benar
haruslah mengucap syukur.
Dalam Kristus bergemar; janganlah tekebur.
Reff:
Dalam susah pun senang; dalam segala hal
Aku bermazmur dan ucap syukur; itu kehendakNya!
2. Biar badai menyerang,
biar ombak menyerang,
aku akan bersyukur kepada Tuhanku.
3. Apa arti hidupmu?
Bukankah ungkapan syukur,
kar'na Kristus, Penebus, berkurban bagimu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar