Tuhan yang Tinggi, Hati yang Rendah

Sabtu, 20 September 2025

SAAT TEDUH

 

PUJIAN PEMBUKA

NKB. 130- Hidup yang Jujur

 

Hidup yang jujur hendak ‘ku serah
pada Yesusku yang aku sembah.
Persekutuan mesra dan kudus,
ingin ‘ku ikat dengan Penebus.

 

Reff:
Ya Yesus, ‘Kau kurbankan darahMu bagiku;
‘ku b’ri masa depanku dan hidup bagiMu.
Hatiku ‘ku serahkan menjadi takhtaMu.
Kuminta, kuasailah… seluruh hidupku.

 

Bagiku Yesus memb’ri nyawaNya
menanggung dosaku di Golgota.
Terdorong kasih begitu mulia,
seluruh hidup ‘ku b’ri padaNya.

 

PEMBACAAN KITAB MAZMUR 113

(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)

 

DOA PEMBUKA DAN FIRMAN

 

PEMBACAAN ALKITAB 
Yes. 5: 8-23 Mrk. 12: 41-44

 

RENUNGAN

Tuhan yang Tinggi, Hati yang Rendah

 

Manusia seringkali menilai kebesaran dari apa yang tampak di luar: kekayaan, kedudukan, atau kekuatan. Namun Allah berbeda. Mazmur 113 menegaskan bahwa Tuhan, yang tinggi dan bersemayam di atas segala bangsa, justru memperhatikan orang hina dan miskin. Sebaliknya, Yesaya 5:8–23 memberi peringatan keras bagi mereka yang hidup serakah, penuh kesombongan, dan tidak lagi takut kepada Tuhan. Dalam Injil Markus, Yesus mengajarkan melalui persembahan seorang janda miskin bahwa nilai sejati bukan pada jumlah, melainkan pada ketulusan hati.

 

Mazmur 113 – Allah yang meninggikan yang hina
Tuhan yang tinggi mulia justru merendahkan diri untuk memperhatikan orang kecil, miskin, dan tertindas. Ia membangkitkan orang hina dan menegakkan mereka setara dengan orang mulia.

 

Yesaya 5:8–23 – Peringatan bagi yang serakah dan angkuh
Nabi menegur mereka yang menumpuk rumah dan ladang demi keuntungan, hidup dalam pesta pora, dan tidak peduli pada kehendak Tuhan. Keserakahan, kesombongan, dan ketidakadilan akan mendatangkan murka Allah.

 

Markus 12:41–44 – Hati yang memberi
Yesus memuji janda miskin yang mempersembahkan dua peser, seluruh nafkahnya. Walau kecil nilainya, tetapi besar artinya di mata Tuhan karena diberikan dengan iman dan penyerahan total.

 

Aplikasi dari perenungan hari ini sebagai berikut:

1.    Belajar dari Allah yang rendah hati. Jika Allah yang tinggi mau memperhatikan orang hina, maka kita pun dipanggil untuk memiliki hati yang rendah, tidak sombong, dan mau peduli pada sesama yang lemah.

2.    Waspada terhadap keserakahan. Dunia mendorong kita untuk mengumpulkan harta tanpa batas. Namun, keserakahan hanya menjauhkan kita dari Tuhan. Apakah hidup kita berfokus pada mengejar berkat atau pada Sang Pemberi Berkat?

3.    Memberi dengan tulus. Tuhan tidak melihat jumlah pemberian kita, tetapi ketulusan hati. Mari belajar memberi dengan iman, kasih, dan pengorbanan, bukan dari sisa, tetapi dari hati yang sungguh mengasihi Tuhan.

 

Renungan ini menegaskan: Tuhan yang tinggi mulia justru memperhatikan orang kecil. Maka kita pun dipanggil untuk hidup rendah hati, menjauhi keserakahan, dan memberi dengan hati yang tulus.

 

DOA SYAFAAT DAN PENUTUP

Keluarga yang mengasihi dan Bersedia mengampuni. 

 

NYANYIAN PENUTUP

NKB. 130- Hidup yang Jujur

 

Di mana-mana, setiap kerja
‘kan ‘ku lakukan demi namaNya.
Rela menanggung sengsara pedih,
‘ku ikut Yesus, ‘ku pikul salib.

 

Reff:
Ya Yesus, ‘Kau kurbankan darahMu bagiku;
‘ku b’ri masa depanku dan hidup bagiMu.
Hatiku ‘ku serahkan menjadi takhtaMu.
Kuminta, kuasailah… seluruh hidupku.

 

Memuji Yesus dengan hidupku
mau berkenan pada Dia penuh,
ikut mencari yang hilang sesat,
bawa padaNya yang susah penat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Dipulihkan, Diberkati, dan Dikuatkan oleh DIA”

Sabtu, 20 Desember 2025 SAAT TEDUH   PUJIAN PEMBUKA NKB. 143 _ Janji Yang Manis   Janji yang manis: ” ‘Kau tak ‘Ku lupakan”, tak terombang-a...