Kamis, 4 September 2025
NYANYIAN PEMBUKA
https://youtu.be/qGONBmY1ERs?si=5aaNOd_PnU_zlwod
DOA PEMBUKA
RENUNGAN
Bacaan kita hari ini menceritakan Epafroditus, yang rela mempertaruhkan nyawanya demi melayani Paulus dan jemaat Filipi. Ia adalah utusan dari jemaat Filipi yang dikirim untuk membantu Paulus yang sedang dipenjara. Dalam pelayanannya, Epafroditus jatuh sakit hingga hampir meninggal. Namun, ia tidak mengeluh atau menyesali keputusannya. Paulus bahkan memuji dan menghormatinya, menyebutnya sebagai "saudara, teman sekerja dan teman seperjuangan."
Ini menunjukkan bahwa pelayanan yang sejati membutuhkan pengorbanan yang tulus, bukan sekadar kewajiban atau tuntutan. Epafroditus tidak mementingkan dirinya sendiri; ia lebih peduli pada kebutuhan orang lain dan kemajuan Injil. Rela berkorban di sini berarti bersedia melepaskan kenyamanan pribadi, waktu, tenaga, bahkan kesehatan, demi melayani Tuhan dan sesama.
Epafroditus memprioritaskan tugas yang diberikan kepadanya, yaitu melayani Paulus. Meskipun berbahaya dan penuh risiko, ia melakukannya dengan sepenuh hati. Dalam pelayanan kita, apakah kita juga memprioritaskan Tuhan dan kebutuhan sesama di atas kepentingan pribadi kita?
Kerelaan Epafroditus untuk berkorban juga didasari oleh kasihnya kepada Paulus dan jemaat Filipi. Ia merasa sedih saat mendengar mereka khawatir tentang sakitnya. Ini mengajarkan kita bahwa pelayanan yang sejati tidak dapat dipisahkan dari kasih dan empati. Kita melayani bukan karena terpaksa, melainkan karena kita mengasihi Tuhan dan orang-orang yang kita layani.
Epafroditus setia dalam pelayanannya hingga akhir. Ia menunaikan tugas yang dipercayakan kepadanya sampai tuntas. Kesetiaan ini sangat dihargai oleh Paulus dan menjadi teladan bagi kita. Pelayanan kita harus didasarkan pada kesetiaan dan ketaatan kepada panggilan Tuhan, tanpa menyerah saat menghadapi tantangan atau kesulitan.
Rela berkorban demi melayani Tuhan bukanlah suatu pilihan, melainkan esensi dari iman Kristen. Tuhan Yesus Kristus sendiri adalah teladan utama dalam hal ini. Ia rela mengorbankan nyawa-Nya di kayu salib demi menebus dosa-dosa kita (Filipi 2:8). Pengorbanan-Nya menjadi dasar dan motivasi bagi pelayanan kita.
Saat kita melayani, kita dipanggil untuk mengikut teladan Kristus dan Epafroditus, yaitu dengan: kerendahan hati, tidak mencari pujian atau keuntungan pribadi; kesetiaan, tetap teguh dalam janji dan komitmen kita; dan kasih yang tulus, melayani dengan hati yang penuh kasih, bukan karena paksaan.
Pelayanan yang berlandaskan pengorbanan akan menghasilkan buah yang kekal dan membawa kemuliaan bagi nama Tuhan. Kerelaan untuk mengorbankan diri adalah bukti nyata dari kasih kita kepada Tuhan dan keseriusan kita dalam mengikuti-Nya.
DOA SYAFAAT
- Kaum muda yang kritis dalam berpikir maupun bertindak.
- Perdamaian serta keadilan di Indonesia dan dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar